“Perempuan? Perempuan yang mana?” Mrs. Samantha mengerutkan keningnya. Mr. Greenny, Gyldres, dan Owain kompak menoleh ke belakang. Perempuan yang di maksud tidak ada.

Mr. Greenny berpaling ke arah jendela dan melihat keluar rumah. Ia mendapati Ahera sedang berdiri menatap awan mendung yang menyembunyikan bintang. Segera ia menyusul keluar menghampiri Ahera.

Mr. Greenny menatap Ahera dari samping, sejurus kemudian mengikuti kemana mata Ahera tertuju. Awan mendung.

“Apa yang kau lihat ke awan mendung sana?” tanya Mr. Greenny.

“Mencari bintang,” jawab Ahera. Manik matanya berair, hanya berair, belum mengalir.

Mr. Greenny menghela napas, matanya beralih ke Ahera. “Kau membutuhkan sesuatu?” tanyanya.

“Siapa nama putramu?” Ahera menjawab dengan pertanyaan.

“William,” jawab Mr. Greenny.

“Siapa nama putrimu?” Ahera bertanya soal nama untuk kedua kalinya.

“Zoe,” jawab Mr. Greenny tidak keberatan.

Ahera tersenyum, “dia cantik dengan rambut pirangnya yang panjang. Begitu juga dengan William, ia terlihat elegan sama sepertimu, Mr. Greenny. Aku harap mereka tidak mencari bintang di langit mendung sepertiku.”

“Ya, terima kasih. Warna rambut pirang yang mereka dapat sama seperti milik Ibunya,” Mr. Greenny tersenyum simpul. “Kalau begitu ayo masuk, kau bilang ingin ke pusat kota, bukan?”

“Mr. Greenny, aku tidak tahu harus apa, aku ingin pulang. Namun jika aku pulang, aku akan mengalami kesendirian lagi,” Ahera menunduk, akhirnya manik matanya meneteskan air bening.

Ia seperti ingin menyembunyikan air matanya. Mr. Greenny melempar pandangan ke Owain dan Gyldres yang berdiri di depan pintu, lalu ia kembali menatap Ahera.

“Jika kau butuh beberapa waktu di luar untuk menangis, itu tidak apa. Namun jangan berlarut dalam tangisan itu, segera menyusullah ke dalam,” ujar Mr. Greenny. Ia menepuk salah satu pundak Ahera dan melewatinya. Ia berjalan ke arah pintu.

Gyldres masuk kembali sebelum Mr. Greenny datang, sementara Owain menunggu Mr. Greenny sampai di pintu dahulu.

“Ahera menangis?” tanya Owain.

“Dia membutuhkan waktu. Siapa teman dekatnya? Dia atau kau?” tanya Mr. Greenny. Dia yang di maksud Mr. Greenny adalah Gyldres.

“Aku.”

“Aku ingin bertanya padamu, Owain.”

Mr. Greenny mengisyaratkan Mrs. Samantha untuk membawa anaknya ke atas kamar. Dengan cepat Mrs. Samantha menggiring anak-anak Mr. Greenny seperti domba-domba kecil menaiki tangga.

“Ayo anak-anak, sudah waktunya tidur,” ajak Mrs. Samantha.

“Tapi aku ingin bersama ayah,” rengek Zoe.

Mr. Greenny mendekati putrinya, mencium kening dan mengucapkan, “selamat malam.”

“Kemari Zoe sayang, Bibi Samantha akan membacakan dongeng yang belum pernah kau dengar,” bujuk Mrs. Samantha.

"Terima kasih," ujar Mr. Greenny tanpa suara. Mrs. Samantha mengangguk.

Zoe mengikuti apa yang di katakan Mrs. Samantha, Zoe mengikutinya. Mrs. Samantha menuntun tangan kecil Zoe.

“Dongeng baru apa kali ini Bibi Samantha?” tanya Zoe.

“Tiga anak kecil yang menjadi pahlawan bagi dua ekor kuda,” jawab Mrs. Samantha.

Mr. Greenny menunggu suara anak-anaknya dan Mrs. Samantha tidak terdengar lagi di tangga, setelahnya Mr. Grenny duduk berhadapan dengan Owain dan menyuruh Gyldres untuk pergi ke meja makan mengambil biskuit atau susu untuk Gyldres sendiri. Kini keadaan rumah menjadi sedikit lebih serius dan sepi. Mrs. Samantha mengajak William dan Zoe, kedua anak Mr. Greenny naik ke atas dan masuk ke dalam kamar.

“Baiklah. Owain ceritakan sesingkat-singkatnya masa lalu Ahera, mungkin kedua orang tuanya saja?” Mr. Greenny memicingkan matanya.

“Dia hanya ingin mendapat kebebasan bersama orang yang ia cari. Aku tidak dapat memberi tahumu identitas kedua orang tuanya tanpa persetujuan dari Ahera sendiri, yang pasti ia sedang kehilangan jati dirinya.”

Ahera hanya ingin kebebasan bersama orang yang ia cari. Keegoisannya menjadi-jadi. Hingga ia larut dalam kesepian, lalu mengalihkannya dengan mencari bintang di awan mendung.

Apa yang sebenarnya kau cari Ahera? Siapa?

•••
Hai! Selamat datang di part 13 kelompok 6, jangan jadi silent reader's yaa^^.

-Salwa
-Akwa
-Huma
-Izza

Salam Sayang❤️.

Vent et PassèWhere stories live. Discover now