The forbidden love

Start from the beginning
                                    

Seokjin yang melihat adiknya pergi tanpa menunggunya bergegas mengejarnya. Hingga sampai di jalan sepi sekitaran sekolah. Maklum hari sudah petang siswa-siswi lain sudah pulang.

"JK.." panggil Seokjin sambil menarik lengan Jungkook.

Jungkook tak menyahut, ia hanya cemberut dengan wajah yang digembungkan.

"Kamu kenapa sih, hmm?"

"Aku gak suka" kata Jungkook sambil memalingkan wajahnya.

"Kamu gak suka apa?" Tanya Seokjin sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Jungkook yang tadi dipalingkan.

"Gak tau, aku cuma gak suka liat Hyung sama cwe-cwe itu" Jungkook mulai berkaca-kaca.

Seokjin tak tahu harus berkata apa dan lebih memilih untuk diam. Tangannya masih setia menggenggam kedua tangan adiknya.

Tiba-tiba... Cup.. satu kecupan mendarat di pipi Seokjin saat Seokjin lengah. Pelakunya adalah Jungkook, si manis yang sedang merajuk.

Merasa terstimulasi, Seokjin pun menarik kepala Jungkook yang sedang menunduk. Lalu.. Cup, sebuah kecupan lembut mendarat di bibir Jungkook. Jungkook nampak kaget, terbukti dari mata rusanya yang melotot tak berkedip.

Kecupan itu bertahan selama beberapa detik. Merasa tak ada penolakan dari Jungkook, Seokjin mengubah tempelan bibir itu menjadi pagutan lembut. Jungkook pun mulai memahami situasi dan mencoba menikmati dengan memejamkan kedua matanya.

Mereka tak sadar tempat dan terlena dengan apa yang sedang mereka lakukan hingga tak menyadari keberadaan seseorang yang sedang memperhatikan mereka.

.
.
.

"Jinnie sayang, satu Minggu ke depan bisa kan jaga rumah sama adekmu. Mama ada perjalanan bisnis ke luar kota. Cuma seminggu kok gak lama."

"Iya ma serahkan saja semuanya sama Jin. Mama gak usah khawatir sama rumah ataupun Jungkook. Karena Jin akan menjaganya dengan baik sebagai rasa terima kasih Jin sama mama yang udah ngurus Jin dari kecil. Di saat kerabat Jin menghilang dan tak mau bertanggung jawab terhadap hidup Jin, mama datang buat jin. Jagain rumah sama Jungkook mah bukan apa-apa." Setiap kata yang terlontar mengandung kehangatan di dalamnya.

Ya, Seokjin bukan anak kandung nyonya Jeon. Ia diasuh oleh nyonya Jeon setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Walaupun begitu nyonya jeon menyayanginya seperti anak sendiri.

.
.

Sudah dua hari nyonya Jeon di luar kota. Dan selama dua hari itu juga Seokjin dan Jungkook seperti melakukan social distancing. Mereka menjaga jarak satu sama lain dan tidak saling berbicara. Entah apa yang merasuki mereka. Padahal beberapa hari yang lalu terjadi sesuatu yang manis di antara mereka.

Karena tak tahan dengan suasana canggung di antara mereka, akhirnya Seokjin berencana untuk berbicara dengan Jungkook.

Dilihatnya Jungkook sedang menonton TV dengan camilan di tangannya. Seokjin mencoba mendekat dan ikut duduk untuk menonton televisi di sana, ralat untuk berbicara dengan Jungkook. Seokjin bisa merasakan ketegangan di antara mereka.

"Ekhmm" Seokjin berusaha menarik perhatian.

"JK.." panggilnya lembut seperti biasa.

"Bisakah kita berbicara dengan serius... Tentang beberapa hari yang lalu." Kecanggungan menyelimuti seluruh ruangan.

Hening, suara televisi tak terasa lagi. Jungkook tak menggubris. Jin bingung. Beberapa saat seperti itu hingga..

"Hyung.." Jungkook nampak berkaca-kaca. "Maafkan aku.. hiks" kini air mata mulai mengalir dari kedua matanya. "Aku mencintaimu" lanjutnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

The Story of the Moon and Earth (Kumpulan Cerita One Shoot Jinkook)Where stories live. Discover now