CHAPTER 5 || JUMPA LAGI

Magsimula sa umpisa
                                    

"Kenapa balik? Gak jadi beli makannya?" tanya Aira saat turun dari motor.

"Enggak," cetus Faris dengan dingin.

Jihan hanya ber-oh ria, lalu masuk kedalam rumah. Seperti orang yang tidak bersalah.

"Loh, mana makanannya?" tanya Ayahnya kepada Aira saat melihat dia masuk.

"Gak jadi beli," jawab Faris saat masuk kedalam rumah.

"Kenapa?" tanya Mama dan Ayahnya barengan.

"Enggak papa," jawab Faris.

Mereka berdua kebingungan melihat anak mereka. Mereka kembali sibuk dengan aktivitas mereka. 

Saat mereka semua sibuk dalam kegiatannya, tiba-tiba ada orang datang.

Tok!! Tok!!

"Ouh, udah datang," ucap Faris. Dia pun bangkit dan keluar mendatangi orang tersebut.

"Lama kali kau, udah capek aku nunggunya," ucap Faris kepada pria itu. Faris ternyata memesan makanan lewat online.

"Ya, sabarlah," ucap Pria itu.

Aira yang penasaran, dia pun keluar melihat.

"Abang beli apa? Bagilah" ucap Aira sambil melihat isi bungkusan yang di pegang Faris.

"Iss, kok kaulah. Tadi pas keluar kau bilangnya semua gak mau. Udah sana minggir," ucap Faris sambil menyenggol lengan Aira.

"Woy, belum bayar!" Pekik Pria itu.

"Aira pake duit kau dulu,"  jerit Faris dari dapur.

"Iss, asik-asik duit aku aja bah, awas kau ya kalo enggak bagi makanannya. Berapa Bang?" tanya Aira kepada Pria itu sambil mengeluarkan duit dari kantong celananya.

"Eh, kau yang di perpustakaan tadi ya?" tanya Pria itu, membuat Aira terkejut. Matanya membulat, bisa-bisanya dia tidak melihat terlebih dahulu pria itu siapa.

Kini dia tidak tahu harus meletakkan wajahnya dimana. Aira hanya bisa cengengesan.

"Hehe, iya. Ini duitnya, kalo kurang minta sama si Faris di sekolah, ya," ucap Aira sambil memberikan duitnya ke tangan Pria itu.

Pria itu adalah teman Faris di sekolah yang Aira jumpa di perpustakaan tadi. Dia adalah Zain. Kini Aira benar-benar sangat malu.

"Eh, teri-"

Belum selesai ngomong, Aira sudah menutup pintunya. Dia langsung bersender di pintu sambil menghelakan napasnya. Kemudian Aira melirik dari balik tirai jendela apakah Zain sudah pulang.

Ternyata Zain sudah keluar dari halaman rumahnya. Lalu dia pun mendatangi Abangnya yang ada di dapur. Aira yang tergiur sama makanannya langsung mengambil mangkok dan sendok. Namun, Faris enggan untuk membaginya.

Aira yang kesal pun langsung merampas makanannya dan akhirnya keributan pun terjadi lagi. Bukannya melerai pertengkaran anaknya, mereka malah membiarkannya. Mereka sudah capek melihat tingkah anak-anaknya yang menggetarkan jiwa dan raga.

******

Hari ini mereka cepat datang ke sekolah, entah kesambet apa Faris dan Aira datang lebih awal.

Kini Aira berada di kelasnya sendiri. Iya, sendiri. Kosong, belum ada siapa-siapa. Bahkan Winda saja kaget melihat dia duduk sendirian di tempat duduknya.

"Eh, Ra. Tumben cepat datangnya," sindir Winda sambil meletakkan tasnya ke tempat duduknya. Kini dia duduk disamping Aira.

"Iya dong, kan aku anak rajin, hehe," ucap Aira yang membuat Winda jengkel kepadanya.

"Hadeehh, menjijikan sekali ya," ucap Winda, Aira hanya cengengesan.

"Lagian aku datang cepat salah, datang lama salah. Salah aja aku di mata kau lah," ucap Aira yang membuat Winda tertawa.

"Hehehe, karena melihat kau datang cepat itu kayak aneh gitu," ucap Winda, Aira hanya tertawa mendengar itu.

"Eh, tumben kau datang cepat, " ucap Hana yang baru masuk.

"Iya, baguslah berarti kan," ucap Aira.

"Iya, sih. Bukan karena menghindar dari si Zain itu kan?" goda Hana

"Eh, iya. Bukan karena itu kan, Ra?" timpal Winda. Mereka menggoda Aira membuat dia jadi salah tingkah.

"Iihh, apalah kalian. Ya enggak lah," ucap Aira menahan malu.

"Yakin?" ucap mereka serempak.

Jihan benar-benar tidak bisa menghindar dari mereka. Dia pun pasrah dan akhirnya mengaku.

"Huwaahh, tadi malam aku enggak nyangka dia datang ke rumahku," kata Aira, membuat mereka kaget.

"Hah?!"

"Kok bisa?"

"Ngapain dia datang ke rumah kau?"

"Kok tau dia rumah kau?"

"Cieee, jumpa lagi kalian,"

"Cieeee!!"

Mereka berdua benar-benar seperti orang stress. Mereka terus-terusan melontarkan pertanyaan yang membuatnya malu setengah mati.

'Tolong! Selamatkan aku dari mereka,' batin Aira.

Kini kelas sudah mulai terisi dan jam sudah menunjukkan pukul jam 7. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Dia berharap semoga hari ini tidak ada kejadian apa-apa.

******

>> CHAPTER 6

THANKS FOR READINV GAES!!
I HOPE U ENJOY WITH MY READING
FULL LOVE FOR YOU

IG : Mwiww_

My Brother vs My Boyfriend (On Going)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon