(3) Honey moon 2

4.9K 547 28
                                    

"Hey cebol. Tutup matamu sekarang," titah Tsuki tiba-tiba.

"Hah? Ngapain?" tanya (Name) yang kebingungan.

"Tutup mata dulu aja," ujar Tsuki. Setelah dia melihat (Name) memejamkan matanya, pria itu menuntun (Name) dengan perlahan.

"Mau kemana, Kei-kun?"

"Ikuti aku saja."

"Kau gak aneh-aneh kan?"

"Kau percaya padaku tidak?"

"Percaya, Kei-kun."

(Name) mengikuti dengan patuh. Tangannya masih dipegang oleh Tsuki, terlintas dipikirannya, tangan pria itu besar sekali. Tentu saja, tinggi Tsuki sekarang mencapai 195 cm, sedangkan dirinya hanya 169 cm. Bisa dibayangkan setiap pergi berdua dengan Tsuki, wanita itu harus mendongak setiap saat.

"Udah sampai. Jangan buka mata dulu ya sampaiku bilang."

Kini Tsuki melepas tangannya dari (Name).

"Udah belum?"

"Udah, buka matamu."

Dengan semangat (Name) membuka matanya. Betapa terkejutnya saat melihat ke sekeliling. (Name) berteriak kaget, kini dia mematung ditempatnya, kakinya gemetaran. Dia berdiri kaku di atas kaca transparan itu, tentu saja pemandangan di bawah kakinya terlihat sangat jelas dan membuat (Name) ketakutan. Dia dapat mendengar suara kekehan Tsuki dari tempatnya.

"Yak, Kei!!!" ucap (Name) geram.

Matanya menatap Tsuki lekat-lekat yang sedang cekikikan di ujung sana. Tsuki menutup mulutnya sambil cekikikan, ide jailnya berjalan dengan lancar. Pria itu tampak puas menjaili istrinya yang notabenya takut akan ketinggian.

Beberapa pengunjung ada yang tertawa melihat (Name) ketakutan.

"Kei-kun!!!" panggil (Name) dengan sedikit bergetar.

Sepertinya Tsuki harus menyudahi ide jailnya, sebelum istrinya menangis di tempat umum. Perlahan Tsuki berjalan menghampiri (Name) yang sudah terlihat berjongkok kaku.

Tsuki mengulurkan tangannya meraih (Name) untuk berdiri.

"Hahaha. Sini sini."

Dengan cepat (Name) menerima uluran tangan Tsuki. Dengan pelan Tsuki menuntun hingga batas kaca transparan tersebut. Tangan (Name) masih mencengkram erat tangan Tsuki.

"Sampai gemetar gitu," ujar Tsuki masih dengan kekehannya.

(Name) menatap kesal Tsuki, "Kau kan tau aku takut ketinggian!"

"Menjahilimu itu seru sekali (Name)."

(Name) mendengus sebal, rasanya dia ingin menangis tadi karena ketakutannya, namun dia tahan.

Dasar Saltyshima!

Tsuki yang melihat (Name) masih gemetar, dengan cepat membawa wanita itu ke pelukannya. Tinggi (Name) sangat pas dipelukannya. Tangan kanannnya mengusap pelan rambut hitam sepunggung (Name). Tangan (Name) meremas baju Tsuki dan tak lama memukul lengan pria itu cukup keras.

"Aww. Hahaha."

"Dasar!"

"Gomen, Nyonya Tsukishima."

Satu pukulan mendarat di dada Tsukishima.

"Pelukannya kita lanjut di hotel saja. Kita dilihati orang-orang," bisik Tsuki.

Sedikit ada rasa kecewa di sana, mau tidak mau (Name) melepaskan pelukannya. Dia tahu Tsuki tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Kau tidak lapar?"

"Lapar."

"Kudengar di sini ada restaurant terkenal. Kita makan di sana saja, bagaimana?"

(Name) mengangguk mengulas senyum. Tsuki menggandeng tangan (Name) selama menuju restaurant yang dimaksud.

***


See you next chapter!
#skrind🦊

Become His Wife? | Tsukishima Kei X ReaderWhere stories live. Discover now