❝ 02

3.5K 539 72
                                    

━

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.










"Gue kek gimana kira kira dimasa depan? Jujur ya!" Tanya Jeongwoo sedikit ingin tahu, mungkin dia sudah agak percaya (?)

"Kamu itu tengil, pelit, mageran, pemarah ━"

"Yak yak lu punya masalah pribadi apa hah sama gue?" Posisi Jeongwoo beralih duduk dikasur karena emosi, baru juga dibilangin udah kumat aja "tapi kalo dimata saya, kamu itu segalanya yang paling baik" lanjut Haruto tanpa menjawab protesan Jeongwoo sambil tersenyum lembut ke pemuda didepannya, membuat Jeongwoo terdiam.

Masih dengan menatap ke arah Jeongwoo, membuat yang ditatap risih "oh iya tadi kata lu, kita punya anak? Lu kira gue cewe bisa hamil?"

"Kamu sendiri kok yang ngelahirin, saya cuman ngebuat"

"Kalo gue beneran bisa lahirin anak, coba ceritain" Oceh Jeongwoo yang kembali tak memercayai Haruto. Haruto menghembuskan nafasnya pelan dan tersenyum hangat.

"Kita punya dua anak kembar, namanya Eunseo dan Yewon. Cuman beda 7 menit aja sih mereka."

"Gitu aja? Ngga ada yang lain?" Haruto menggeleng. Tatapannya mulai sendu mengingat kerinduannya pada anak anaknya, Jeongwoo juga tau perasaan Haruto jadi ia tak melanjutkan introspeksinya.


⌗⌗


"Wu, kamu udah mandi? Sini sayang, Haruto masakin makanan kesukaan kamu loh" Jeongwoo duduk di meja makan sebelah Rose.

"Mih jangan dimakan, kalo dia kasih racun di makanannya ntar mami bengek loh. Nih mih, dia tau darimana juga kalo ini makanan kesukaan aku, pasti dia mata mata kita mih" bisik Jeongwoo namun terdengar oleh Haruto yang masih memanggang makanan, Haruto tak sedih, ia malah tersenyum karna keluguan Jeongwoo itu.

"Untuk apa saya kasih racun? Biar kamu pingsan lalu saya buang kamu ke hutan? sayang loh makanan dibuang buang" Jeongwoo mendengus, makanan sedari tadi yang ia diami juga terus memanggil manggilnya.

Haruto tertawa kecil saat Jeongwoo makan seperti anak bayi, berantakan dimana mana, habis juga ternyata.




"Tunggu." Haruto menahan lengan Jeongwoo keluar dari pagar rumah yang masih berantakan "kenapa lagi?" Tanya Jeongwoo dengan malas.

"Ini bekal makanan buat kamu" Jeongwoo mengerutkan dahi, pertama kalinya ia membawa bekal ke sekolah namun ia tak menolak ia membawanya ditas "makasih" Jeongwoo memperlihatkan senyum tipisnya.

Sepertinya memang benar ada racun dimakanan Haruto.

"Mau saya anterin ke sekolah?" Tawar Haruto "gue punya kaki, gausah"

time - hajeongwooWhere stories live. Discover now