dua

145 29 0
                                    

Jungkook bangun lebih awal, ia bersiap untuk lari pagi. Komplek Kakak iparnya ini begitu sepi dan sedikit jauh dari jalan raya. Cocok untuk berlari santai sekedar meregangkan otot kakinya yang kaku berjam-jam duduk dalam pesawat.

Saat ia membawa sepatunya, ada Taehyung sudah berpakaian sepertinya, namun bedanya Taehyung memakai hoodie sedangkan Jungkook sendiri hanya memakai kaus membentuk tubuh menampilkan otot perutnya.

"Om olahraga juga?"Tanya Taehyung,

"Umm..."Balas Jungkook sudah duduk disamping Taehyung memakai sepatu sportnya.

"Woah pakaianmu semua mahal. Apa kau benar seorang musisi atau pembuat lagu?"puji Taehyung melihat sepatu serta pakaian yang melekat pada tubuh Jungkook.

Jungkook tersenyum mendengarnya,

"Dengar bocah, kau jangan ikut campur apapun yang ku lakukan dan apa yang aku pakai sekarang. Itu bukan urusanmu"Balas Jungkook,

Ia harus mendengar suara berisik Taehyung begitu tidak menyenangkan.

Taehyung menekuk wajahnya, tanpa banyak bicara ia keluar rumah. Berlari perlahan membawa botol minumnya. Mendengar kata kasar dari Adik Ayahnya itu membuatnya kesal.

"Sabar, Tae. Kau itu jangan sampai merusak wajahmu dengan marah-marah padanya"Taehyung bergumam terus berlari hingga dipertengahan jalan,

Ia merasa hampir seluruh orang menatap kearahnya, Taehyung hanya tersenyum senang mungkin semua orang terpana dengan keindahan wajahnya yang ia rawat bersama Jimin.

Tapi senyum dan tatapan memuji itu bukan padanya, ia mengerutkan keningnya. Lalu membalikan tubuhnya ternyata Jungkook dibelakangnya dengan santai ikut berlari dengannya dari tadi.

"O-Om, kenapa membuntuti ku?!"Ucap Taehyung kesal,

Jungkook ikut berhenti, tangannya meraih minuman Taehyung lalu diteguknya tanpa permisi.

"Hah, aku baru disini. Jadi aku tidak tahu dimana setiap orang menghabiskan waktu untuk olahraga."

Taehyung hanya tergagap, ia entah harus marah atau memaklumi. Ia mendengus tidak lama kembali berlari santai menuju pusat olahraga.

Jungkook mengambil tiang untuk melatih ototnya, sedangkan Taehyung duduk dikursi yang ada untuk melepas lelahnya sembari menunggu Jimin.

"Taehyung-ie,"Panggil Jimin dengan berlari kearah Taehyung,

Taehyung melambaikan tangannya sembarang arah, jungkook mengalihkan pandangannya mendengar suara lebih mengganggu dari Taehyung.

"Ayo lari?!,"Ajaknya,

Taehyung mengangguk, berjalan kearah Jungkook.

"Om kalau sudah bisa pulang sendiri kan? Soalnya nanti aku bakal lama"Tanya Taehyung,

"Kamu mau apa setelah ini?"Tanya Jungkook,

"Beli cemilan, Jimin mau mampir."Balas Taehyung,

"Jimin?"Tanya Jungkook lagi,

"Ini, sahabat aku. Ish-- udah dong tuh salaman"Taehyung mendorong Jimin yang ketakutan melihat Jungkook.

"J-Jimin Park. S-Sahabat Taehyung, Om panggil saja Jimin."Gagap Jimin, dibeakangnya ada Taehyung yang menahan tawa,

"Udah yuk, lari. Dah Om!"Pamit Taehyung menarik Jimin,

Jungkook pun mengangkat bahunya acuh, ia kembali melatih otot tangannya. Sahabat Taehyung tadi sama seperti Taehyung mempunyai suara mengganggu kehidupanya. Mungkin Jungkook harus terbiasa selama 3bulan berada diantara suara seperti mereka.

Taehyung bersama Jimin pergi menuju minimarket beli cemilan. Taehyung heran Jimin selama mereka lari diem aja sesekali senyum nyebelin kepadanya.

"Jimin-ah, serius mau beli sekeranjang?"Tanya Taehyung menunjuk makanan ringan menggunung dalam keranjang.

Tersangka hanya tersenyum lebar dengan mata yang tenggelam. Jimin mengangguk, lari pagi membuatnya lapar karena ada mie instan dipaling bawah keranjangnya.

Taehyung bersama Jimin keluar minimarket  setelah membayar masing-masing barang.

"Itu tadi siapa Taehyungie?"Tanya Jimin,

Taehyung terdiam sejenak berpikir siapa maksud Jimin.

"Om om sexy tadi pagi"Imbuhnya,

"Aahh~ Itu Om Jungkook, Adiknya Ayahku."Jawab Taehyung,

"Oh Tuhan, dia tampan dan sexy. Apa kau tidak tertarik padanya?"Tanya Jimin lagi,

Taehyung berhenti berjalan, ia menatap Jimin.

"Aku bertaruh dia itu straight , bukan seperti kita . Oke?"Balas Taehyung,

"Darimana kau tahu?"

"Tanpa aku bertanya pun, Ibu akan menjelaskan semuanya."

"Tapi bisa saja dia bisex?"sangkal Jimin,

"Jimin-ah, kalau kau suka padanya. Ambilah. Aku tidak suka padanya sejak awal."

"Kenapa?"

"Karena tato nya yang menyeramkan, apalagi tindikannya."Balas Taehyung,

Mereka sudah sampai didepan rumah Taehyung, tanpa memakan waktu lama mereka sudah masuk kedalam Kamar.

"Kau mau makan dulu?"Tawar Taehyung,

"Aku mau luluran dulu"Jawab Jimin, ia memasuki kamar mandi membawa Lulur mandi.

"Baiklah, aku maskeran dulu"

Taehyung membilas wajahnya dengan sabun lalu dipoles masker bengkoang.

"Timun bisa membuat matamu cerah"Gumam Taehyung sambil meletakan dua ketimun dimatanya.

Taehyung tidur diatas kasur, ia bisa mendengar suara Jimin bersenandung didalam Kamar mandi hingga suara itu menghilang.

Taehyung terlelap, lelah setelah berolahraga. Rutinitas selanjutnya menghabiskan waktu bersama Sahabatnya dari kelas Satu di Seido.

Didalam mimpi Taehyung sedang berjalan ditaman bunga ceri, bunga berwarna merah jambu itu bermekaran menyebarkan wangi manis musim semi.

"Taehyung-ie"Panggil seorang pria tinggi dengan topi dikepalanya,

Taehyung tersenyum bahagia entah kenapa, ia pun menerima seikat bunga mawar.

"Aku mencintaimu"

Lalu sebuah kecupan dirasakanya.

"Bangunlah Taehyung, bibirmu sudah seperti bebek saja?!"Jerit jimin.

Tunggu?! Jimin?!

Taehyung terbangun, ia mendengus kesal saat Jimin didepan matanya mengejek dengan tawanya.

"Kau ini mimpi mencium pangeran kodok ya?"Ejek Jimin,

Taehyung tidak menjawab, ia menyentuh bibirnya yang merasakan ciuman nyata. Tapi tidak mungkin Jimin yang menciumnya. Buktinya Jimin mengejeknya.

"Sudah sana Luluran, aku sudah selesai. Aku mau pakai masker sekaligus masak Mie."Ucap Jimin menepuk pundak Taehyung, lalu pergi dengan mie ditangannya.

"Aku mau,"

"Oke!"Seru Jimin.

Jimin keluar kamar Taehyung, ia melihat Jungkook keluar dari kamarnya yang tidak jauh dari nya.

"Hai Om"Sapa Jimin berlalu begitu saja tanpa menunggu sahutan dari Jungkook.

Senyum tak lepas dari bibir Jimin.

.
.
.
TBC

OM GANTENG I LOVE YOU! KOOKVOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz