Capítulo 17 : quemar el océano

Start from the beginning
                                    

"Cih, merepotkan."

"Oho! Mungkin sekarang kau belum mengerti tugas mulia apa yang kami emban hingga saat ini, tapi setelah tatto yang menjadi identitasmu terukir di lengan kiri mungil ini, kau akan paham makna dan kebanggaan menjadi orang spesial di familia ini. Brendan, kau harus tahu tidak semua Dorado memiliki privilege seperti dirimu yang bisa hidup dengan identitas paling diakui. Tatto ini akan membuat dunia luar tunduk padamu, kau akan menjadi pemimpin yang sama hebat seperti Ayahmu. Kau boleh saja bermimpi setinggi elang di angkasa, tapi dalam taktik bertarung kau tidak bisa secara terang-terangan menunjukkan kehebatanmu pada musuh, maka kau perlu menyelam diam-diam sebelum menikam lawan. Aku percaya kemampuanmu karena kau adalah cucu kebanggaanku, Dorado kecil yang kelak akan menjadi pemimpin fraksi ini."

Tapi mungkin tidak sekarang di saat usia Seungcheol baru menginjak enam tahun kurang. Usianya masih telalu dini untuk mengemban tugas sang Ayah yang merupakan Veteran Jendral di militer, karena Dorado yang terlahir di tanah El Fuego memiliki tugas sebagai penjaga keamanan kota serta negara, sehingga untuk mendapatkan posisi penting bisa dibilang cukup mudah apabila sudah memiliki rekam jejak sejak belia. Seperti putra kebanggaan sang kakek yang di usia 27 tahun menjadi seorang Jendral dengan dipercaya memimpin fraksi support keamanan Paradia di luar organisasi.

Sosok pria tampan itu merupakan role model Seungcheol, sebab selama hidup yang dia tahu hanya kehangatan salah satu pihak. Tentu saja hanya Ayah yang memberikan kasih sayang serta cinta luarbiasa sebagai pelengkap rumpangnya peran orang tua. Ibu Seungcheol meninggal saat usianya baru delapan bulan, penyakit bawaan mengakibatkan sakit komplikasi sehingga sudah sejak kecil dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya. Sang Ayah yang sibuk membela negara kerap meninggalkannya di rumah, namun setiap pulang tak pernah lelah mengajari Seungcheol banyak hal.

Seperti di salah satu musim dingin melanda El Fuego yang mana salju semakin pekat memenuhi aspal. Seungcheol habiskan malam dingin di perpustakaan pribadi keluarga, memahami teori ilmu beladiri dan teknis berpedang. Sang Ayah yang hendak menuju kamar untuk beristirahat tak sengaja menemukan pejuang cilik sibuk dalam dunia kecilnya berganti arah tujuan. Dengan membawa segelas susu hangat diharapkan bisa membuat lambung Seungcheol nyaman, namun ternyata sumber kehangatan itu datang dari senyum pria yang dia berikan hormat.

"Ayah, kau sudah pulang? Aku pikir malam ini Ayah akan menghabiskan waktu lagi di barak. Tapi syukurlah, akhirnya Ayah pulang ke rumah."

"Ayah tiba-tiba merindukan jagoan kecil ini yang ternyata sedang belajar. Buku apa yang kau baca, Nak?"

"Buku milik Ayah! Kakek bilang Ayah memiliki banyak koleksi buku jadi sebelum tidur aku selalu menghabiskan waktu untuk membaca. Ayah, apa aku boleh berlatih pedang? Apa usiaku sudah cukup untuk menguasai senjata tajam?"

Pria tampan bernama lengkap Brian Kangin Dorado terkesiap, tak menyangka jika putra semata wayang akan mengutarakan keinginanya sejak dulu tanpa paksaan dari Kangin sebagai Ayah. Memang di antara Dorado yang lain, keluarga Kangin memiliki keunggulan dipercaya sebagai pihak yang menjaga keamanan El Fuego. Statusnya sebagai tentara angkatan darat yang kantor pusat di kota kelahiran memberinya keuntungan bisa mengunjungi Seungcheol setiap saat.

 Statusnya sebagai tentara angkatan darat yang kantor pusat di kota kelahiran memberinya keuntungan bisa mengunjungi Seungcheol setiap saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LluviaWhere stories live. Discover now