Part. 2: My Chef

279K 8.8K 170
                                    

Jangan protes kalo mulmed jadinya chef Juna.
Ini kan daya Imajinasinya Thor.
Hehehehee

Promo:
Nantikan POHON SERIBU BANGAU

Happy Reading ^_^

♡♡♡♡

Setelah memakai celemek yang biasa digunakannya untuk bekerja, Pelangi langsung menghambur kedalam pantry dan menyatukan dirinya dengan pekerjaan.
Dengan sigap ia membantu pekerjaan yang sedang ditangani oleh Ken.

"Siap sausnya Rain!" Seru Ken yang langsung mendapat jawaban. "Aye Captain!" Dari Pelangi.

Sebuah senyuman langsung tersungging disudut bibir Ken. Entah kenapa ia suka sekali dengan jawaban dari asistennya itu.

Dan...
Ken memanggilnya Rainbow, bahasa Inggrisnya Pelangi.

Alasan kenapa memanggilnya Rainbow? Adalah karena nama Pelangi sangat jelek jika harus dipanggil secara terpisah.

Pria berusia 27 tahun itu sempat melirik kearah Pelangi. Setelah mendapat perintahnya, gadis itu langsung menyiapkan bahan-bahan sausnya dan mulai mengolahnya.

Ken sangat puas dengan cara kerja Pelangi. Ia merasa cocok dalam bekerja sama dengan asistennya itu. Dan yang paling penting, Pelangi tidak diam-diam suka padanya. Itulah nilai lebih Pelangi.

Setelah menyelesaikan sausnya, ia langsung menerima 4 piring berisi steak dari tangan bosnya itu, lalu menyiram saus buatannya diatas steak.

Dengan gerakan kilat ia mengarnish hidangannya lalu memberikan aba-aba pada salah satu pelayan yang sudah menunggu. Seorang pria berkemeja putih lengkap dengan rompi berwarna hitam dan dasi kupu-kupunya segera mengambil hidangan yang sudah siap itu lalu dibawanya ke meja tamu.

Selanjutnya, Pelangi sudah menghandle pesanan meja 18.
2 porsi chicken fillet dan cream soup.

Tepat jam 10 malam. Pelangi keluar dari pantry.

"Sial!" Desisnya ketika melihat hujan yang turun dengan derasnya diluar restoran. "Hah!" Ia hanya bisa mendesah dan pasrah.

Kakinya melangkah menuju teras restoran. Lalu duduk meringkuk disudut dengan melipat kedua lututnya yang terbungkus dengan celana jeans pensil belel.

Bakal kemaleman kalau nunggu reda. Pikirnya.

Namun ia hanya bisa pasrah. Ia tidak akan nekad menerobos hujan malam ini. Kalau ia sampai jatuh sakit, maka itu malapetaka untuknya.

Mau cari uang kemana lagi untuk memeriksakan diri ke dokter.

1 jam berlalu.

Hujan belum juga menampakkan tanda-tanda akan berhenti.

"Rain?"

Pelangi langsung mendongak. Hanya satu orang saja yang memanggilnya seperti itu.

"Chef Ken?"

"Kamu ngapain disitu?"

"Ehg... Hujan chef, nggak bisa pulang." Jawab Pelangi.

Ken hanya tersenyum, lalu mengulurkan tangan kanannya. "Masuk!" Ajaknya. "Kamu nggak mau kedinginan diluar sini kan?"

Meskipun sempat ragu-ragu, akhirnya Pelangi menerima uluran tangan Ken dan berdiri dari tempatnya meringkuk.

Ketika Pelangi membuka jaketnya yang sudah agak basah karena air hujan ia sudah tidak melihat Ken lagi, sepertinya pria itu langsung masuk kedalam pantry.

Pelangi menyampirkan jaketnya digantungan mantel yang disediakan untuk tamu lalu berjalan menuju pantry.

Benar saja! Ternyata Ken sudah berkutat dengan masakannya.

Virgin For SaleWhere stories live. Discover now