• 4 •

377 77 4
                                    

Walaupun terdengar mulus, tenang, dan tiada masalah. Perjalanan cinta Arjuna Seka tidaklah semudah mendapat restu Ayah Bunda atau Papa Mama yang sudah mereka kenal satu sama lain.

Akar dari masalah besar saat itu adalah orang yang bahkan Seka sendiri tidak kenali, seorang kakak kelas yang tiba-tiba mendatanginya dan melabraknya.

Saat itu Seka baru saja kembali dari kantin dengan Bian. Setelah menghabiskan makan siang, Seka dan Bian kembali ke kelas masing-masing.

Saat Seka hendak masuk ke kelas, ada seseorang yang memanggil namanya. Seka menoleh, mendapati seorang siswi cantik dengan rambut panjang yang tergerai indah mendekatinya. Seka melirik bet di lengan siswi itu. Seorang kakak kelas.

"Nanti pas pulang sekolah bisa ngomong sebentar? Berdua, penting!" ujar kakak kelas itu.

Mau tak mau, Seka mengangguk, "Boleh, Kak,"

"Ok, tunggu aja di kelasmu," kakak kelas itu pergi tanpa mengatakan sepatah katapun bocoran tentang apa yang dia bahas nantinya.

Seka menghendikkan bahunya, dia penasaran tapi mau bagaimana lagi? Dia harus menunggu sampai kakak kelas itu mengatakan sendiri maksudnya.

Hari sudah siang, namun Seka masih duduk sendirian di kelasnya. Tidak ada siapapun selain dirinya. Alasannya satu, menunggu kakak kelas yang katanya ingin berbicara dengannya.

Tak lama, hanya sampai Seka merasa matanya berat karena mengantuk. Kakak kelas itu datang dengan dua orang lainnya.

Seka mendengus dalam hati, kakak kelas itu bilang ingin bicara berdua tapi dia malah membawa dua orang lainnya.

"Halo, Dek!"

Seka berdiri dari tempat duduknya, mendekati kakak kelas yang berdiri tegak dan memandangnya dengan tatapan yang... cukup sinis.

"Iya, Kak? Ada apa, ya?"

Kakak kelas itu dengan cepat merubah ekspresi wajahnya menjadi marah, alisnya menyatu, bibirnya dicebikkan. Sangat berbeda dari pertama kali Seka melihatnya.

"Apa? Masih bisa tanya ada apa? Kamu gak usah deket-deket sama Juna!"

Seka terdiam, dia dilabrak? Waw, ini adalah pengalaman pertama Seka dilabrak oleh kakak kelas.

"Maaf, tapi memang Kakak siapanya kak Juna?" tanya Seka.

Maaf saja, tapi Seka sudah memilih untuk menuruti permintaan bundanya. Namun jika siswi di depannya ini adalah orang yang dia tanyakan dalam hati kemarin, maka dia bersedia untuk mundur.

Seka melirik dua orang di belakang kakak kelas itu. Terlihat jelas jika mereka berdua sedang menahan tawa akibat pertanyaan frontal yang diberikan Seka.

Seka menatap kakak kelas di depannya lagi. Wajahnya semakin memerah. Entah karena marah atau karena malu.

"Gak usah sok keren kamu! Adek kelas aja gayanya selangit! Sekali lagi aku peringatin! Gak usah deket-deket Juna, atau kamu terima sendiri akibatnya!"

Tepat setelah itu, ketiga kakak kelas itu keluar dari kelas. Meninggalkan Seka yang kesal sekaligus bingung dengan situasi yang baru saja dia alami.

Seka dilabrak? Hanya karena seorang siswa? Kaget nggak? Kaget lah masa enggak. Seka pikir itu hanya terjadi di sinetron yang suka ditonton sepupunya, tapi dia baru saja mengalaminya.

"Tapi mbak mbak tadi bukan siapa-siapanya Kak Juna, kan? Bukan siapa-siapaku juga! Kenapa aku harus nurut? Bodo amat! Gass aja lah anjing," gumam Seka kesal sambil mengambil tasnya dan keluar dari kelas.

Hari itu dia tidak bersama Arjuna karena Kakak kelasnya itu ada jadwal latihan basket yang pastinya akan sangat lama. Sehingga mau tak mau, Seka harus memesan ojek online.

Sejak hari itu, masalah dimulai. Entah siapa yang harus Seka salahkan. Dirinya yang tak sengaja jatuh hati atau Arjuna yang membuatnya jatuh hati, atau bolehkah Seka menyalahkan kakak kelas tak jelas yang mengancamnya waktu itu saja?

Awalnya, dia tidak peduli. Seperti yang dia katakan, gass ajalah. Tetapi setiap dia bertemu Arjuna, beberapa jam kemudian, atau esoknya, dia akan terkena sial. Terpeleset di dalam kamar mandi, jatuh di lorong sekolah, sepatunya hilang sebelah -untung saja saat itu dia bawa sepatu olahraga-, dan yang paling parah, dia pernah terkunci di dalam perpustakaan yang gelap hingga petang.

Beruntung saat itu ada kakak kelas yang adalah teman Arjuna, Satria. Satria membuka perpustakaan karena dia diminta oleh guru untuk mengambil beberapa buku.

Saat itu dia berpikir, mungkin semua yang dia alami adalah ulah kakak kelas yang waktu itu. Sayangnya dia tak punya bukti. Dia juga tidak bisa mengatakannya kepada siapapun. Dia tak ingin ada orang lain yang bernasib sama.

Saat itu satu satunya hal yang dipikirkan Seka adalah menghindari masalah dan mencegah orang lain tertimpa masalah.

Memories [Yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang