"Tante sama om kemana?" Tanyakku balik.

"Biasa, ada acara dari kantor." Aku hanya ber-oh ria. Benar, rumah Kay sangat sepi. Kay sebenarnya memiliki kakak laki-laki. Hanya menetap di Australia. Aku sempat bertemu, tapi hanya sekilas. Dan you know lah, aku pelupa.

"tumbenan ra, salam yah. Terus Raiq sama Raise ikut?

"Ikut,Raise tidur. Tau deh Raiq mana. Tante Mili sama Om Bayu mana Kay?" tanyaku. Kulihat dirumahnya benar-benar sepi.

"Biasa lah. Haha." he? Dia ketawa sendiri.

"HOI!" teriakkan dari Raiq membuatku menoleh kearahnya yang membawa sebuah plastik dengan sebuah logo fast food. Hmm, pantes ini anak ilang. Lagi pesen makanan toh. Dan mereka berdua pun menghampiriku. Mereka bertiga duduk menggelepar di lantai sementara aku masih asik di atas ayunan. Coba kalo ada Renan makin lengkap dan akupun berniat bertanya keberadaan Renan.

"Ka iq, Renan kemana?" tanyaku sambil meminum minuman yang dibelikan oleh Raiq.

"Lah, emang belum ngasih tahu kamu?" Tnyanya. Aku pun mengerutkan dahiku, ngasih tau kemana kali?.

Aku pun menggeleng. "Ga tau aku, orang dia katanya mau balik. Eh malah kalian udah ada di sini."

"Ya, emang dia udah pulang pas minggu kemaren. Terus disuruh apa gitu sama papa di kantor, makanya kita bisa ke sini. Biar tahu rasanya dia ngurus perusahaan." ku lihat wajah Raiq tersenyum puas, dan aku pun tertawa.

"Hahaha, ga ngebayangin gue. Gimana si Renan bisa kerja begitu." Aku tak bisa menahan ketawa ketika membayangkan Renan berkerja di kantor papanya. Apalagi dengan kelakuan dia yang "setengah".

"Skype-an yuk!" tawarku.

"Ayuukk!" dan Ka ori pun langsung memberikanku handphonenya. Ku lihat daftar di skype-ya untung saja kali dia online.

"HALOO!!!" teriakku begitu ku lihat panggilannya ter-accept. Pemandangan pertama yang ku lihat, wajah lecek Renan yang sepertinya sangat lelah.

"Apa lo?" ucapnya judes dan seperti bergerak-gerak. Oh ternyata dia pindah keatas kasurnya.

"Jutek amet bro." Ucap Ka Ori yang kini sudah ada di belakang.

"Raiq, dosa besar sama gue lo. Ini kan seharusnya tugas lo. Lah lo malah ikutan pergi bukanya nemenin gue. Resek lo." Dumel Renan.

Aku pun kembali tertawa. "Hahaha, jadi gimana rasanya ren?" Ucapku. Dengan menaik turunkan alisku.

"Asem!!" Aku pun kembali tertawa melihat wajahnya yang gusar. Ya ampuun, dia baru aja disuruh nanganin perusahaan bentar aja langsung begitu. Ku rasakan tiba-tiba handphone sudah berpindah tangan ke Kay yang mengambilnya. Kulihat ia tiduran di atas rumput malam.

"Bentar." Ucap Kay pada Renan, yang masih bisa kudengar gumamam Renan. What? Kulihat dia memasang tong-sis.

"Sini semuanya" ucap Kay mengajak semua untuk duduk didekatnya. Aku pun mendekat dan tiduran di antara Ka Ori dan Raiq, ga mungkin aku duduk bersamanya karena akan membuat jantungku berlompat ria juga malam ini.

"Woy! Udahan belum kalo udah gue mau tidur." Teriakkan dari hp itu membuatku kembali merebut tongkat yang terdapat hpnya. Segera ku pasang diatas kami agar kami semua terlihat.

"Gitu banget, gak kangen ama gue?" ucapku dengan nada sedikit memelas,.

"ehee,,lo aja ga kasian ama gue" ledeknya.

"bodo." Ucapku. "Kapan balik?"

"Tau nih nunggu kabar big bos!" ku dengar dia menghela nafas kasar, wah pasti dia udah terlalu capek.

(Not) FriendzoneWhere stories live. Discover now