DevAy|5🤓

738 138 63
                                    

Happy reading All ( ◜‿◝ )♡

__________

"Golongan darah Gue ... B negatif," ucap Ersya. Danish menghela nafas lega.

"Sekarang, Gue mau donorin darah dulu, untuk Ayla," kata Ersya, masuk ke ruang rawat Ayla di susul oleh dokter.

***
'Entah kenapa Gue bener-bener takut kehilangan Ayla,' batin Ersya. Ia melihat wajah pucat Ayla dengan infus di kedua tangannya. Perban di kepala dan kaki.

Sekitar 30 menit, akhirnya Dokter dan Ersya keluar dari ruang rawat Ayla. Tampak Danish sudah terlelap dengan memangku Aca di kursi RS itu. Ersya terkekeh pelan, melihat wajah gemes Danish saat tidur. Dokter sudah pergi ke ruangannya.

Ersya duduk di sebelah Danish.
'Ternyata ni senior dingin, gemes juga kalau lagi tidur,' pikir Erysa. Ia mengelus rambut indah Danish dengan pelan. Kemudian, Ersya menyandarkan tubuhnya di dinding. menyusul Danish dan Aca ke alam mimpi.

***
Danish terbangun dari tidurnya. Melihat orang-orang lalu lalang, ia langsung merubah posisi menjadi duduk tegap. Dia menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Ayla," gumam Danish. Ia teringat kenapa dia ada di RS itu. Danish langsung masuk ke ruang rawat Ayla. Tampak dua orang cewek.

Perempuan yang di tempat tidur RS itu berwajah pucat, dan tak luput dari kacamatanya itu, siapa lagi kalau bukan Ayla. Dan yang duduk di samping Ayla, yaitu Ersya.

Danish menghampiri Ayla dan Ersya dengan wajah yang tak berekspresi. Datar!

"Gimana keadaan Lo?" tanya Danish. Ayla tersenyum dan menjawab, "Gue udah mendingan kok."

"Syukurlah," ucap Danish, menghela nafas lega.

"Aduh ... Gue lupa," gumam Danish. Lalu menepuk jidatnya dan berlari keluar. Danish aneh!

***
Danish berlari menuju mobilnya di parkiran. Danish langsung mengecek ke dalam mobil.

'Huft, syukurlah,' batin Danish. Ya, ia lupa kalau Aca ikut bersamanya ke RS.

Tapi, saat dia bangun Aca sudah tidak ada di pangkuannya. Makanya, Danish mengecek ke mobil. Dan ternyata Aca sedang duduk memainkan boneka yang ada di bagasi mobil Danish.

"Aca gapapa kan?" tanya Danish. Aca tersenyum.

"Iya. Aca gapapa kok Kak," jawab Aca.

"Kak. Gimana keadaan Kakak berkacamata itu?" tanya Aca.

"Alhamdulillah ... Kakak berkacamata itu udah siuman, Ca," jawab Danish.

"Aca, boleh nengok Kakak itu?" tanya Aca.

"Iya, boleh dong ... Dede Aca," jawab Danish, dengan tersenyum. Setelah itu, mereka berjalan menuju ruang rawat Ayla.

Tampak Ayla menatapnya sendu. Ersya mengusap air mata Ayla dan memberikan senyuman hangat.

"Gue tau, Lo pasti kuat ... menghadapi semua ini," ujar Ersya. Kemudian, memeluk Ayla dan mengusap kepala Ayla yang di balut hijab itu.

Pagi itu menjadi suka dan duka antara Ayla dan Ersya.
"Kakak!" teriak Aca. Ayla dan Ersya menoleh ke sumber suara. Tampak bocah imut dengan rambut ikal bawah dengan warna agak kecokelatan, kulit putih, mata indah, dan hidung mancung. SubhanAllah.

Aca berlari ke Ayla dengan tersenyum.
"Makasih ya, Kak. Karena Kakak udah nyelamatin, Aca," ucap Aca dengan tersenyum manis.

Ayla dan Ersya yang melihat tingkah laku Aca hanya terkekeh pelan dan tersenyum.

Ayla mengusap lembut rambut indah Aca. Ia tersenyum hangat melihat gadis imut yang sekarang sedang berada di depannya.

"Dek. Itu udah kewajiban Kakak, untuk membantu orang yang dalam bahaya atau membutuhkan bantuan," ujar Ayla, sambil tersenyum ramah.

Ayla mengembangkan kedua tangannya pertanda ingin memeluk Aca. Aca menampakkan giginya yang lucu itu. Dan menyambut pelukan Ayla.

Danish tersenyum melihat pemandangan hangat itu. Kemudian, Ia berjalan menghampiri Ayla, Ersya, dan Aca. Danish berdehem dan menatap ke sembarang arah, dengan tatapan datar. Ayla dan Aca mendongakkan kepala untuk menatap Danish yang berdiri. Ayla menatap Danish bingung, sedangkan Aca hanya cengengesan.

"Lo ganggu suasana aja deh," cetus Ersya, dengan menatap tajam ke arah Danish. Sedangkan Danish hanya menatapnya datar.

"Udah mendingan?" tanya Danish. Yang melihat Ayla dan Aca terkekeh.

"Alhamdulillah ... udah," jawab Ayla.

"Syukurlah," ucap Danish.

"Kak. Kakak tampan ini khawatir banget loh sama Kakak," ucap Aca. Dengan cengengesan. Ayla hanya tersenyum simpul. Kemudian, memandang Danish yang salting.

"Benarkah, Kakak tampan?" tanya Ayla, denga menaikkan alisnya dan tersenyum jahil. Danish berdehem.

"Em, sebenarnya ... Aca ma-mau beli es krim?" tanya Danish yang mengeles. Ayla dan Aca saling pandang. Alis mereka sama-sama mengkerut. Apa ini? Ayla nanya Danish. Eh, bukan jawab Danish malah ngeles. Danish aneh!

"Kakak tampan. Kok gak di jawab sih pertanyaan Kak berkacamata?" tanya Aca. Ia menatap tajam Danish dengan bibir yang cemberut. Danish terkekeh melihat ekspresi Aca. Lalu mendekatinya.

Next?

Jangan lupa di vote dan komen juga ya karena itu membuat aku semakin semangat><

Gimana sama part kali ini?

Sabtu, 15 Mei 2021🤓

DevAy {SELESAI}Where stories live. Discover now