Hurt

9.6K 514 31
                                    

Author POV

Festival kembang api dimulai tiga hari lagi. Para gadis sudah mulai mempersiapkan yukata jenis apa yang akan mereka pakai. Dan tentu saja yang tidak kalah penting adalah siapa yang akan mengajak siapa.

"Haru-kun apa mau pergi bersamaku nanti?"

Tanya seorang gadis, Haru tak menjawabnya dan hanya menggidikkan bahu lalu bangkit dan pergi. Megu menatapnya lirih. Terlihat betul kekhawatiran di wajahnya.

"Ha-Haru.." panggilnya begitu pelan.

Haru menghentikan langkahnya namun tak berbalik. Dia begitu malas bahkan untuk menengok saja jangan harap.

"Maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku memang bodoh dan payah."

"Kau memang cewek bodoh"

Tanpa memperdulikannya, Haru berjalan pergi. Menyadari permintaan maafnya tak dihiraukan, Megu hanya bisa terdiam ditempatnya. Seperti membeku, berdiri dengan kepala tertunduk. Seharusnya ia sudah kebal dengan hal semacam ini, tapi kenapa sejak tadi air matanya terus mengalir tak mau berhenti.

*Flashback *

Megu POV

"Ohayou Megu-chan!"

Seperti biasanya Haru selalu menyapaku tiap hari. Tapi sepertinya hari ini dia tampak begitu bersemangat. Melihatnya tersenyum lebar seperti itu sungguh membuatku menahan tawa.

"Hei besok hari minggu, apa kau tidak ada acara?"

"Memangnya kenapa?"

"Oke! Besok pukul 4 didepan stasius ya!"

"A-apa?!"

Dasar! Dia selalu saja seenaknya, aku kan juga punya kesibukan tersendiri. Misalnya membaca buku yang sama berulang kali dikamar dan tidur siang, hehe. Tanpa bisa menolak, aku terpaksa menyetujuinya.

*Keesokan harinya,Rumah Megu*

Brakk!! Brukk!!

"Megu! Sedang apa kamu, kenapa ribut sekali?!" Ibuku berteriak layaknya serdadu perang yang siap menghadang musuh.

"Ibuu! Ibu lihat baju terusan yang diberikan kakek dulu tidak?" tanyaku panik.

"Ooh baju itu sudah ibu berikan pada sepupumu, bukannya kamu tidak pernah memakainya lagi?"

"Oh.. Ya tuhan, gawatt! Ibu aku pergi dulu ya, ada sesuatu yang ingin kubeli"

Aku pergi ke toko mencari beberapa baju yang mungkin bisa kupakai. Jujur saja selama ini aku sangat jarang pergi bersama teman. Aku hanya pergi jika membutuhkan sesuatu atau ada yang ingin kubeli. Huahh menyusahkanku saja.

Aku mengunjungi beberapa toko, tapi tetap saja aku tidak menemukan pakaian yang cocok.

"Huaah sudah hampir jam 4 tapi aku masih belum menemukan apa yang kucari!" Ucapku semberono yg membuat orang-orang menatapku dengan aneh.

Uhh.. Memalukan..

"Hei! Megu!" Sapa seseorang padaku.

"I-Ichirou! Sedang apa kau disini?" Tanyaku girang.

"Jalan-jalan saja, aku bosan dirumah. Kau sendiri sedang apa?"

"Hmm... Sedang membeli sesuatu.."kataku ragu

"Sesuatu? Sepertinya kau tidak membawa satu belanjaan pun ditanganmu"

"Yah.. Masih mencari, tapi sejak tadi belum menemukan yang cocok"

"Memangnya apa yang kau cari? Mungkin aku bisa bantu"

Dengan ragu aku mengatakannya, tentu saja ragu, masa sih seorang cewek payah soal memilih pakaian yang cocok untuk.. Hmm.. Mungkin kencan? Uh.. Wajahku mulai memanas lagi. Tidak! Dia hanya mengajakku keluar, ini bukan kencan! Aku mulai menepuk-nepuk pipiku pelan dan itu itu sukses membuat Ichirou tertawa dengan tingkah bodohku.

"Hmph.. Dasar, ayo aku tau toko yang bagus!"

"Huehehe.. " ucapku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Ichirou mengajakku ke sebuah toko sederhana namun tertata rapi. Pintunya terbuat dari kayu tapi cukup kokoh. Disisi toko dihiasi berbagai tanaman bunga yang membuat toko ini terlihat asri. Pemilik toko ini juga terlihat sangat ramah.

"Permisi"

Ichirou membuka pintu dan kami pun disambut dengan ramah. Ternyata dalamnya pun bisa membuatku betah berada lama-lama disini. Tapi aku harus bergegas, sudah pukul 4 lewat 15 menit. Jangan sampai aku membuatnya kecewa.

"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Sapa ibu pemilik toko.

"Gadis ini memerlukan beberapa pakaian untuk kencan, apa ada yang pas untuknya?"

Aku langsung menginjak kaki Ichirou dan sontak ia pun meringis kesakitan.

"Maaf, maksudnya bukan kencan, tapi hanya jalan-jalan saja kok" jelasku.

"Oh.. Saya punya beberapa yang mungkin cocok untuk nona yang manis ini"

Ia pun mengambil beberapa pakaian dan menyerahkannya padaku. Setelah mencoba beberapa, pilihanku jatuh pada baju terusan selutut berwarna putih dengan rompi pink muda. Simple tapi aku cukup menyukainya. Aku pun mengikat rambutku dan menjepitnya dengan pita yang senada dengan warna rompi. Tak lupa juga sepatu bot favoritku.

"Sudah! Apa aku tampak baik?"tanyaku pada Ichirou.

"Kau terlihat cantik!" Ucapnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"S-sudah jam 5!! Wahh gawat! Aku pergi dulu ya!"

Aku berlari tergesa-gesa keluar toko. Sialnya aku malah tersandung, tapi Ichirou menarik tanganku cepat. Syuhh hampir saja..

"Ceroboh sekali sih! Kalau lari-lari sampai stasiun tidak akan sempat, ayo akan kuantar"

"Ma-maaf.."

Aku pun menurutinya. Sukses! Aku terlambat! Kulihat Haru sedang menungguku tak jauh dari tempatku berada. Aku pun berlari menghampirinya.

"Ha-Haru maaf aku terlambat"

Wah mungkin sekarang ini semua orang akan berpikir kalau Haru adalah penguasa kegelapan. Wajahnya benar-benar jutek!

"Hmm.. Ha-"

"Sudahlah hari ini tak usah pergi. Aku bosan. Sepertinya kau juga tidak ada niat, cewek jelek"

Ia mengatakannya dan mulai berjalan pergi meninggalkanku. Apa maksudnya! Aku sudah sampai disini dan susah payah memilih baju tapi dia malah pergi begitu saja! Aku memang terlambat tapi aku juga sudah minta maaf kok. Jahat! Kenapa dia tak mau mengerti. Bodohnya aku. Sangat bodoh. Kenapa aku bisa berharap padanya.. Bodoh.

Tess.. Tess..

Aku merasakan pipiku mulai basah. Nafasku juga terasa sesak. Aku meremas bajuku dengan kedua tanganku. Sakit.

"Megu.. Sudah jangan menangis lagi" hibur Ichirou.

Sayangnya itu tak mempan lagi padaku. Aku benar-benar menangis. Aku sungguh tidak ingin ada yang melihatku menangis. Karena itu membuatku seperti orang lemah. Tapi sekarang sulit sekali menghentikan tangisku. Aku coba mengangkat kepalaku dan mengulas senyum walaupun mataku terus saja mengalirkan air mata. Yah..

"Maaf Ichirou, aku pulang duluan"

Aku berlari pulang, meninggalkannya yang masih terlihat khawatir. Aku tidak bisa lari. Kakiku sakit. Aku bersembunyi dibalik pohon. Menangis sejadi-jadinya.

Setelah perasaanku mulai terasa lebih baik, barulah aku bisa memberanikan diri untuk pulang. Namun tetap saja perasaanku benar-benar kacau...

"Yosh!! Megu kuatkan hatimu!! Kau sudah pernah mengalami hal semacam ini berkali-kali, karena itu kau pasti bisa!!" Ucapku menghibur diri.

*Flashback End*

*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

To be continou :'v

Wah gk kerasa ceritanya udh mau selese ya.. ._.

Mohon maaf atas kekurangan dlm cerita ini yg mgkn membuat para reader rada bingung sama jalan ceritanya... Jujur selama ini author milih judul asal-asaln aja lho :'v

Sekian terima kasih :')

The School Of LoveWhere stories live. Discover now