Bad Boy

11.4K 633 37
                                    

Megu POV

Aku pergi ke sekolah seperti biasanya dengan berjalan kaki. Rumahku tak terlalu jauh dari sekolah. Lagipula lebih nyaman jalan kaki daripada naik kereta, selain hemat juga sehat.

"Ohayou Megu-chan!"

Haru berlari ke arahku sambil melambaikan tangannya padaku. Aku tak menggubrisnya, buat apa juga aku meladeninya.

"Hei jangan cuek begitu dong, harusnya kau balas menyapaku dan tersenyum"

"Berhenti mengikutiku!" kataku sambil menatapnya tajam.

"Aku kan sudah bilang kalau aku belum menyerah, ini masih permulaan" dia tersenyum penuh arti.

Kurasa dia sudah tidak waras lagi ya! Aku pun langsung pergi mendahuluinya. Benar-benar aneh.

"Megu-chan tunggu aku!"

*-*-*-*

#Istirahat

"Uwaa pelajaran tadi benar-benar membosankan, aku sampai mengantuk!"

Aku memilih untuk pergi membeli minuman. Beberapa langkah dari mesin minuman aku melihat seseorang. Sepertinya aku mengenalnya. Oh iya! Dia yang kemarin membantuku.

Aku pun berjalan ke arahnya dan mencoba untuk menyapanya.

"Konnichiwa(selamat siang/Hai)"

"Konnichiwa, ada perlu apa?" katanya dengan dingin.

"Aku hanya ingin berterimakasih untuk yang kemarin"

"Ya sama-sama, kalau begitu sampai nanti"

"Tu-tunggu dulu!" kataku mencegahnya yang sudah mau pergi.

"Apa?"

"Namamu? Aku Yukihira Megu"

"Ichirou, Minami Ichirou"

Setelah itu ia pun pergi, sikapnya benar-benar dingin...

Pukk!!

"Hai cewek"

Seseorang menepuk pundakku dengan tiba-tiba. Karena kaget aku pun refleks memukul orang yang ada dibelakangku.

Duukkk!! Aku memukulnya dengan keras.

"Ha-Haru?!"

"Hai.." katanya sambil memegangi hidungnya yang habis kupukul.

Oh astagaa! Aku memukulnya sampai hidungnya berdarah.

"Ma-maafkan aku!! Cepatt ke UKS!"

Aku langsung bergegas ke UKS sambil menarik tangannya.

Setelah sampai di UKS aku pun langsung mengambil perban dan berbagi macam benda yang kutemukan.

"Yang ini! Tidak, mungkin yang ini?"

Waa aku benar-benar bingung!!

"Hei kau mau memutilasiku ya? Aku hanya perlu tisu, cepat taruh kembali pisau bedah itu!"

"I-iya, baiklah"

Aku pun bergegas mengambil tisu yang diminta Haru.

"Ini tisunya!"

"Kau bercanda?! Ini tisu toilet payah!!"

"Ya tapi kan ini juga tisu, sudahlah cepat bersihkan hidungmu dulu"

"Ini salahmu, karena itu kau yang harus melakukannya"

"Apa?! Urghh.. Baiklah!"

Aku pun sedikit membasahi tisunya dan mengusapnya ke hidung Haru yang berdarah. Yang menggangguku saat ini adalah jarak wajah kami yang terlalu dekat!

"Hei mau jadi pacarku tidak?"

Dia menanyakan itu lagi! Bodoh harus berapa kali sih aku menolaknya.

"Tidak mau"

"Kenapa? Apa kau membenciku?"

"Bu-bukan begitu" kataku seraya membuang tisunya.

"Lalu?"

Haru menatapku dengan tatapan serius.

"Aku selalu ditolak pria, maka sesering itu juga aku terluka. Cowok sepertimu tak akan mengerti. Memiliki perasaan yang sama dengan seseorang adalah hal yang paling kudambakan." aku tersenyum miris.

Setelah itu Haru hanya bisa diam. Tak ada respon darinya. Mungkin dia memang tak mengerti kata-kataku..

"Sudah selesai! Aku pergi dulu!"

Aku berlari meninggalkannya yang masih terdiam di UKS.

*-*-*-*-*

Aneh ya?? T_T maaf ceritanya aneh bgtt..

The School Of LoveWhere stories live. Discover now