Sial, salah sasaran! Aku langsung berlari ke arah bangku dan duduk di samping Renan yang sedang menahan tawa karena aku melempar sandal ke---

"Mampus lo," bisik Renan.

"ARA! Kualat lo sama gue, lempar sandal ke muka. Gue kutuk lo! Lempar-lempar sandal, udah tahu gue lagi bawa ini. Coba tadi jatuh gimana? Lagian lo pakai ngeladenin sifatnya Renan yang ada lo ketularan."

Aku hanya nyengir tanpa rasa dosa mendengar ocehan dari ka Ori, yang menjadi korban keganasan lemparaku. Aku pun berinisiatif untuk bangun dan berjalan ke arah ka Ori yang tengah membawa teko berisi minuman dan cemilan.

"Ka, Bunda sama Ayah kemana?" Tanyaku dan menghempaskan diriku tepat di sebelah ka Ori, sambil memakan cemilan yang berada di tangannya.

"Bunda lagi pergi sama Ayah," jawabnya.

Aku pun mengangguk saja mendengar jawabanya. Dan memakan chips kesayanganku yang tadi dibawa oleh ka Ori.

"Cieee yang di rumah aja, ketahuan J-O-N-E-S!" Sindirku ke seseorang yang sedari tadi fokus menonton.

"Bodo amat." Jawaban dari Renan membuatku tidak puas.

"Ya, tampang pas-pasan sih." Ledekku lagi.

Dan yaks! Renan melotot ke arahku. Aku pun cekikikan.

"Sial, tampang gue kaya Luke Hemmings nih! Kalau lo wajar, muka boros!" Balasnya.

Pluk!

Sial, Renan malah melemparkan kulit kacang dan berhasil kena jidatku. Eh? Apa tadi dia bilang? Muka boros? Grrrrr.

"Kakakk!! Ih Renan itu loh!!" Aduku.

Haha aku memang bisa menjadi anak paling manja kalau udah ada dirumah.

"Lo aja iseng si dek. Diem napa seru tau!"

Grkk. Ka ori bukannya bela aku malah ikut-ikutan ngeledekkin aku. Sekilas ku lihat ka Renan menjulurkan lidahnya.

Hoaaaammm..

Aku menguap entah apa bagaimana hari ini bawaan aku tidur terus. sambil mencari posisi yang nyaman aku menaruh kepalaku dilengan kak Ori dan mulailah aku untuk mengejar mimpiku yang tadi sempat terhenti.

**

"Araaa sayang, bangun nak,"

Kudengar suara bundaku yang seperti membangunkanku. Eh salah, memang pasti Bunda ngebangunin aku.

Tapi sumpah, mata rasanya lengket banget susah untuk dibuka, "Hmm, bentar bun. Aku lemes banget nih," ujarku.

Tanpa mengindahkan usapan Bunda pada rambutku, aku pun berbalik badan dan memeluk Puh.

"Kamu ga tahu? Sekarang udah jam 11 Ara sayaanggg. Di bawah juga ada Kay, katanya dia mau ngajak kamu jalan. Ayoo dong, anak Bunda bangun!"

Aku langsung duduk tegak begitu Bunda menyebut satu nama. Kay.

"Aaaah, Bunda tapi Ara lagian masih ngantuk. Eh, tapi tumben bun si Kay ga langsung masuk? Biasanya kan dia langsung masuk nyosor gitu aja," Ocehku panjang nan lebar.

Aku pun berniat kembali untuk tertidur, tapi aku merasa badanku tertahan karena bajuku yang di tarik.

"Bangun Ara!" Tegas Bunda.

Baiklah, aku mengalah. Dan memilih menyandarkan tubuhku. Asal kalian tahu, kalau Bunda udah tegas jangan sekali-kali melawan kalau ga mau nasib buruk menghampirimu.

"Bangun, mandi, terus turun ke bawah, nanti pakai baju yang Bunda siapin," ucap Bunda. Aku hanya mengangguk malas.

Setelah Bunda keluar dari kamar, aku mengingat kejadian kemarin. Aku baru tersadar bahwa sejak kemarin aku berada di sekolah, lalu tertidur, pulang minum jus dari Kay, tidur lagi, dan semalam sembari nonton film aku juga tertidur.

(Not) FriendzoneWhere stories live. Discover now