II : Kelas 9-1

1.3K 135 1
                                    

-note : tulisan miring menandakan isi dari buku diary Jake.

_______

22 Maret 2015

Akhirnya aku sudah kelas 9. Aku senang sekali akan bertemu teman baru. Kemarin juga aku sudah menemukan teman sebangku. Kai, teman sekelasku dari kelas 7.

"Jaeyun! Sini!" Seru Hueningkai sambil melambaikan tangan pada Jaeyun. Jaeyun pun berlari kecil menghampiri Hueningkai.

"Hai, Kai! Tidak disangka ya, kita sekelas lagi"

"Iya, aku lumayan bersyukur masih bisa masuk kelas unggulan, setidaknya aku tidak dipukul rotan oleh ayah," Jaeyun pun tergelak atas ucapan Hueningkai,

"Tidak mungkin kau keluar dari kelas unggulan, ranking-mu saja bagus kelas 8 kemarin. Jangan sombong ya!" Jaeyun mendengus di akhir ucapannya dan Hueningkai hanya terkekeh sambil menengok ke belakang.

Di belakang bangkuku dan Kai ada Taehyun dan Jisung, mereka termasuk 10 besar ranking paralel! Aku jadi minder.

"Taehyun, Jisung! Apa kabar? Wah, lihatlah Jaeyun, teman di belakang kita anak unggulan berotak encer! Kita bisa bertanya pada mereka saat ulangan nanti!" ucap Hueningkai kegirangan yang membuat Jaeyun memukul lengannya sedang,

"Jangan seperti itu, bodoh! Memalukan!" ucap Jaeyun cemberut karena malu,

"Tidak apa Jaeyun, Kai. Kita bisa saling membantu nanti kalau ulangan, santai saja," ucap Jisung santai yang dibalas anggukan dari Taehyun,

"Apa kubilang! Mereka pasti mau, Jaeyun." Jaeyun hanya mendecih pada Hueningkai.

"Ya, kita bisa bekerja sama, asal jangan jadi benalu," ucap Taehyun tajam dan ketiganya menoleh pada Hueningkai,

"Hey, aku tidak seperti itu ya!" ucapnya dengan kesal dan panik membuat tiga orang lainnya tertawa puas.

Mereka baik dan easy going, aku jadi tidak terlalu cemas.

"Hey Sunghoon! Wah, kita sekelas lagi, yaa!" sapaan Hueningkai membuat Jaeyun menoleh ke sisi seberang kirinya melihat Sunghoon dan temannya duduk di situ.

"Hai Kai, Hai Jaeyun!" sapa Sunghoon dengan sopan.

Sunghoon adalah teman sekelas Jaeyun dan Hueningkai saat kelas 7, mereka lumayan dekat dan sering bermain bersama di waktu senggang. Tapi saat kelas 8 mereka jarang bermain lagi karena perbedaan jadwal antara kelasnya dengan Jaeyun dan Hueningkai.

"Wah, kalian keren yaa, bisa sekelas tiga tahun." Seseorang di sebelah Sunghoon mulai ikut berbicara,

"Hah tidak juga Jongseong, padahal aku sudah bosan melihat wajahnya tiga tahun ini, ditambah sebangku terus dua tahun." Yang disebut namanya tergelak karena ucapan Hueningkai.

Aneh, tiba-tiba perut Jaeyun terasa seperti digelitik dan jantungnya berdegup kencang.

'Tampan', Jaeyun membatin dalam hati.

'Ah, apa yang kau pikirkan bodoh!', sadar akan pikiran bodohnya, Jaeyun pun langsung beralih memukul lengan Hueningkai kencang,

"Jangan minta diajari olehku lagi ya!" sepertinya Jaeyun mulai merajuk pada Hueningkai dan yang lain hanya tertawa,

"Hai, Jaeyun!" sapa si mata setajam elang namun senyumannya sehangat mentari pagi yang membuat napas Jaeyun tercekat,

"Oh, hai Jongseong!" jawab Jaeyun sedikit kaku dan setelahnya wali kelas 9-1 memasuk kelas mereka.

Ah, mengapa aku tadi bersikap aneh ya pada Jongseong, padahal Jongseong tidak berbuat apapun. Tapi, ternyata dia baik dan ramah, ya.


-Bersambung-


Hai! Selamat datang di kelanjutan book words to say! Semoga suka, ya. Mohon ditunggu lanjutannya.

Love,
Asha.

words to say - jayke [END]Where stories live. Discover now