the beginning and the end

37 10 1
                                    

"Gimana Ra disana? Enak? Betah ?" Airin membuka percakapan, dia memilih latar belakang kebun rindang rumahnya. Aku mengangguk riang. Diseberang sana wajah Airin sumringah melihatku senang.

"Kapan balik lagi kesini?"

"Baru satu tahun, udah tanya kapan balik.." Aku tertawa, sambil menghitung jari jari tangan.

"sekitar 3-4 tahun lagi mungkin...program kedokteran disini tidak terlalu lama, tenang saja..pulang-pulang ke Indonesia aku bawa pasangan."

"Hahahahah..mantap, awas saja kalau aku duluan yang nikah, oh iya Ra..bagaimana hubunganmu dengan Elham..wkwkkw dia kuliah disana juga kan."

"Oh..dia, Elham berbeda universitas denganku. Sudahlah jangan bahas itu..tidak ada apa-apa lagi dengannya." Jawabku cepat. Sambil mengalihkan pembicaraan.

Airin menjulurkan lidahnya sambil tertawa puas. Aku mendengus kesal, ingin saja kutimpuk wajahnya itu di seberang sana. Sayangnya kita berdua terpisah ruang, hanya bertemu sepintas dengan layar kaca.

"Tapi tetep saling kontak kan, lihat saja cepat lambat dia pasti melamarmu."

"Hussh.. sudah. Aku ada kelas habis ini. End dulu ya." Aku langsung menekan tombol end di pojok layar setelah Airin menganggukkan kepalanya.

"Hufft.." Aku menata buku tebal yang baru kuambil di perpustakaan, langsung beranjak berdiri sambil membawa ransel yang penuh dengan jurnal grid tentang pengendalian syaraf mekanik. Kemudian mengambil nafas sejenak.

"Dheyra...aku mau bilang.." Alif tiba-tiba mendekat, saat itu aku masih berseragam putih abu-abu. Mataku menyipit, hendak mengacuhkan panggilan Alif.

"Hei..hei sebentar.."

Aku menoleh kesal,"kenapa?"

"Elham menyukaimu, dia bilang di kertas ini bahwa kamu..."

"kenapa? Aku tak peduli. Terimakasih aku pergi dulu."

Langkah kakiku cepat menaiki tangga-tangga kelas, jam kedua pelajaran akan segera dimulai.

Deg.

Gerakanku terhenti. Elham berdiri didepanku sambil mengantongkan kedua tangannya di saku jaket hitam yang ia kenakan. Matanya yang tajam terus menatapku.

Aku memandagnya heran, tak mau kalah, aku pun balas menatapnya. Mungkin lebih tajam.

"Dheyra ya." Setelah itu ia menarik sudut bibirnya.

"Ya, maaf permisi." Setelah itu aku melewatinya. Dan kuat-kuat menahan pandanganku terus kedepan. Itu pertama kalinya aku jatuh cinta.

"Dheyra.." seseorang menepuk pundakku.

"Oh Keith..kenapa?" Lamunanku buyar seketika, nostalgia singkat itu masih berputar-berputar di kepalaku.

"Kelas sudah mulai." Gadis berambut pirang itu membantuku membawa tumpukan buku tebal.

"Thanks Keith."

"Lets' go.."

@@@@@

"Pip..pip..pip..." Ringtone gawaiku berbunyi. Pesan masuk.

(Elham)"Assalamualaikum, Dheyra. Lama tak jumpa."

Mataku membulat, 'kok tiba-tiba gini.'

"Waalaikumsalam."

Tidak lama kemudian, gawaiku berdering lagi.

(Elham) "Ketemu yuk? Aku bareng Razan dan Ayman, teman baru."

-FLY.HOPE- [selesai}Where stories live. Discover now