"L-lepaskan."

Mencicit kecil, Dongpyo mengalihkan tatapan kearah lain. Mencoba menutupi kegugupan, sekaligus menyembunyikan wajahnya yang sewarna kepiting rebus. Dia malu sekali bersikap seperti seorang gadis yang sedang jatuh cinta, menyebalkan!

"Selamat menikmati~"

Gadis pelayan itu tak dapat menahan sikap centilnya, ketika dalam satu meja berkumpul empat orang Alpha sekaligus. Omega mana yang tak akan dengan sengaja mengeluarkan feromon mereka, hanya untuk mencoba menarik perhatiannya. Empat Alpha disana terlihat tak terganggu, apalagi untuk tergoda olehnya. Namun Dongpyo yang seorang Omega justru yang merasa sebal, dengan bau yang dikeluarkan gadis itu.

"Murahan!"

Membeku, celetukan Dongpyo berhasil membuat suasana yang telah mencair justru kembali tegang. Walau sekarang karena masalah lain, ketika gadis pelayan merasa wajahnya tercoreng karena dipermalukan. Dia hampir akan membalas cemoohan Dongpyo pada dirinya, sampai sepasang netra cokelat menatap lurus kearahnya. Berhasil membuat gadis itu mundur tanpa sadar, lalu tanpa mengucapkan apapun dia memilih untuk pergi.

"Dia kenapa?"

Seungyoun bertanya keheranan, tak menduga gadis yang mereka abaikan akan menyerah dengan cepat. Dan dibalas dengan kedikan bahu tak peduli oleh yang lain. Tak ada yang menyadari tatapan Hyeongjun itu, kecuali satu orang yang sedari awal tak pernah melepas tatapan dari pemuda manis itu. Dia melihat dengan jelas, Hyeongjun yang mengintimidasi gadis tadi hanya dengan tatapannya saja.

Hyeongjun yang awalnya kembali bersikap biasa, tiba-tiba merasa ada yang terus menerus menatapnya. Sehingga dia yang tadi sudah kembali menunduk menikmati makanannya, kini mengangkat kepala. Lalu melihat tepat kearah pemuda yang masih saja tak melepaskan tatapan darinya.

"Apa ada sesuatu di wajahku, Yohan-ssi?"

Bertanya ringan, Hyeongjun yang memergoki Yohan terus menatapnya tak berniat melepaskan. Sehingga dia membuka suara dengan cepat saat pemuda itu tak mengalihkan tatapan darinya.

"Tidak-" Yohan menggeleng kecil.

"-Hanya saja, kau masih terlihat aneh di mataku."

***

Kembali berdiri didepan Mansion keluarga Song, kelima pemuda itu menatap Hyeongjun yang terlihat bersikap terlalu biasa. Padahal mereka masih dapat mengingat dengan jelas, keributan yang terjadi pagi tadi didalam sana. Sehingga membiarkan pemuda manis itu untuk kembali kedalam sana, mereka merasa tak rela melakukannya.

"Menginap di rumahku saja ya, Hyeongjun-ah."

"Yee, enak saja. Kalau harus menginap, Hyeongjun lebih baik menginap di rumahku."

"Mana mungkin, bocah. Kau itu orang yang tak bisa diam, bisa-bisa Hyeongjun kau recoki."

Kembali memulai pertengkaran, Hangyul dan Dongpyo senang sekali melakukannya. Berdebat seperti anak kecil yang tengah memperebutkan sebuah permen manis, walau sebenarnya Hyeongjun sepertinya jauh lebih manis dari permen apapun di luaran sana. Tetapi tetap saja, berdebat seperti itu benar-benar kekanakan.

"Masuklah, tetapi langsung istirahat saja."

Seungwoo menganjurkan untuk Hyeongjun masuk kedalam rumah, serta menyuruhnya untuk langsung beristirahat. Berharap pemuda itu tak akan kembali menemukan kejadian seperti pagi tadi, dengan Tuan dan Nyonya Song sudah dalam keadaan tenang. Karena dia tak ingin Hyeongjun terluka oleh hal-hal seperti itu lagi.

"Benar, langsung masuk kamar saja." Kini giliran Seungyoun yang membuka suara, menginginkan hal yang sama seperti Seungwoo.

"Jangan memikirkan apapun itu." Yohan yang sedari tadi diam, juga ikut berbicara.

"Tidur yang nyenyak." Hangyul juga memilih untuk menghentikan perdebatannya dengan Dongpyo, lalu menatap Hyeongjun lembut.

"Mimpi yang indah, kalau bisa mimpikan aku saja. Jangan mereka ini, apalagi orang menyebalkan bernama Kang Daniel itu." Dongpyo juga turut menasehati, bahkan meminta untuk dimimpikan Hyeongjun.

Membuat Hyeongjun tertawa kecil, mendengar kekhawatiran-kekhawatiran yang kelima pemuda itu ungkapkan. Lalu mengangguk lucu, sebagai bentuk persetujuan untuk semua kalimat yang mereka ucapkan. Dia mengabaikan tatapan tertegun yang diterima, lalu berbalik. Memasuki pintu tanpa mengatakan apapun kembali, bahkan menghilang sekarang.

"Sial, kenapa Hyeongjun bisa semanis itu."

Satu pikiran yang terlintas kompak dalam kepala mereka, tawa kecil Hyeongjun benar-benar mempesona.

"Sepertinya, aku yang akan mimpi indah malam ini." Bahkan Dongpyo merasa yakin akan bermimpi indah, karena melihat tawa Hyeongjun tadi.

Sedangkan Hyeongjun, pemuda manis itu memasuki Mansion dengan langkah ringan. Hari ini dia merasa cukup bersenang-senang, bahkan untuk memikirkan hal yang terjadi pagi tadi tak lagi dia lakukan. Merasa cukup terhibur dengan perjalanan yang mereka lakukan. Hyeongjun baru akan melangkah menaiki tangga, sampai sebuah suara menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan pada mereka, sampai mereka bahkan tak merasa jijik pada kenyataan siapa kau sebenarnya?"

Berbalik, Hyeongjun melihat Joongki yang tengah menatapnya remeh dengan kilatan jijik. Bersikap seolah Hyeongjun makhluk hina yang tak pantas dipandang dengan cara biasa, bahkan olehnya orang yang memiliki darah sama mengalir dalam nadinya.

"Mungkin, orang picik seperti Appa terlihat lebih menjijikkan bagi mereka?!"

***

Tbc

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I'm BetaWhere stories live. Discover now