Bab 14:Bertemu Sang Putera Yang Malang

793 93 2
                                    

Eric tanpa berfikir panjang terus saja berjalan mendekati sang remaja itu laku menegurnya.

"Hai, maafkan saya. Awak selalu duduk di sini ke?"tanya Eric sambil memandang sang remaja itu.

Sang remaja itu terus saja mengundurkan dirinya jauh dari Eric. Dia kelihatan sangat takut & cemas. Eric hanya memandang remaja itu dengan penuh hairan.

"Maaf sebab takutkan awak. Saya cuma nak berkenalan,"kata Eric sambil tersenyum.

"Jauhkan diri awak dari saya. Saya terlalu berbahaya untuk didekati!"kata remaja itu.

"Eh? Kenapa cakap macam tu? Janganlah takut. Semuanya takkan apa-apa,"kata Eric sambil berjalan mendekati sang remaja itu.

Sang remaja itu terus saja mengundurkan dirinya sehingga tersandar pada dinding. Eric hanya tersenyum lalu memegang tangannya.

"Tengok, semuanya ok. Kenapa awak takut sangat dengan saya?"tanya Eric.

Remaja itu hanya memandang Eric dengan penuh hairan. Dia hanya terkaku diam sambil memandang Eric.

"Tak mungkin, m..macam mana? Awak tak rasa apa-apa kan?"tanya remaja itu.

"Tak, saya tak rasa apa-apa pun,"kata Eric sambil tersenyum.

"Jadi, sumpahan saya tak beri kesan pada awak ya,"kata sang remaja itu.

"Sumpahan?"tanya Eric.

"T..takde apa-apa,"kata sang remaja itu.

"Kalau macam tu, biar saya memperkenalkan diri saya dulu. Nama saya, Ericsson Forest. Panggil saya Eric & umur saya 15 tahun,"kata Eric.

 Panggil saya Eric & umur saya 15 tahun,"kata Eric

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nnama saya, William Aragon. Panggil saja saya, will. Saya sebaya dengan awak, Eric,"kata William perlahan sambil tersenyum.

"Eh?! Awak ni putera kepada Raja Nolan ke?!"jerit Eric yang terkejut akan hal itu.

"Shhh, diam. Nanti ada orang dengar,"kata William.

Eric hanya memandang sang putera itu. Dia tidak menyangka yang Raja Nolan memiliki seorang putera. Dia hairan mengapa William nampak takut sebaik saja dirinya cuba mendekati sang putera itu.

"Tuan putera, kenapa awak takut bila saya nak dekati awak?"tanya Eric.

"Sebab saya ber..bahaya,"kata William.

"Mana mungkin. Apa yang menyebabkan awak ni dianggap berbahaya?"tanya Eric.

"S.. sebenarnya saya t..telah disumpah,"kata William sambil menundukkan kepalanya.

Eric hanya memandang William yang kelihatan sedih itu sambil mendengar apa yang diceritakan oleh sang putera itu. Dia hanya mampu bersimpati dengan apa yang telah William hadapi selama dirinya memiliki sumpahan tersebut.

"Aku memang putera yang malang,"kata William sambil memandang ke langit.

"Tak, tuan putera. Saya akan bantu awak cari penawar nya,"kata Eric sambil tersenyum.

Ericsson: Si Penyihir ImmortalWhere stories live. Discover now