Chapter 40 - Suatu Cela

Comenzar desde el principio
                                    

Satu tetes air mata Ardanu menetes. Melihat foto itu begitu membuatnya sesak. Langkahnya terhuyung hingga terduduk di atas lantai bersandar pada sofa. Tangisnya semakin pecah. Air mata itu tidak dapat lagi ia bendung. Ardanu membiarkan air matanya meruah.

"Kenapa takdir begitu lucu," kekeh Ardanu di sela-sela tangisnya.

"Lo tahu, Vla?" kata Ardanu seakan-akan berbicara dengan Stevlanka. "Lo hadir dalam mimpi gue saat gue berumur tiga belas tahun setelah Papa meninggal. Lo terjebak dalam kegelapan itu, rasa sakit lo, ketakutan lo membuat gue teringat sama adik gue. Sejak saat itu hari-hari gue selalu menunggu kapan malam itu tiba. Hari Sabtu. Tanggal 22 juni. Pukul sebelas lebih tiga puluh menit. Gue selalu menunggu hari itu."

"Gue udah janji sama diri gue sendiri, membantu lo keluar dalam kegelapan adalah salah satu cara gue untuk mengurangi rasa bersalah sama saudara kembar gue. Dan takdir memang lucu. Ternyata, lo adalah anak jaksa yang megang kasus perpisahan orang tua gue," celoteh Ardanu sambil berderai air mata. Selama ini Ardanu selalu bersikap tidak tahu apa pun. Ia melupakan semua masa lalunya. Masa lalu yang membuatnya tersadar jika dirinya adalah orang yang paling jahat.

Setelah perebutan hak asuh anak perpisahan orang tuanya, Ardanu melihat bagaimana saudara kembarnya itu tersiksa. Gadis malang itu selalu tersenyum menutupi lukanya. Mengatakan jika dirinya takut. Tetapi, Ardanu merasa bodoh tidak mengerti apa yang ada di balik ketakutan itu. Ketika laki-laki kecil itu datang membawa es krim di kedua tangannya dengan senyum lebar, tetapi yang lihat justru tindakan biadap Mamnya. Wanita lemah lembut tidak memiliki hati itu telah sukses berkhianat. Tetapi, jika saja Ardanu mengatakan kepada Papanya setelah itu, rasa sakit saudaranya akan berakhir. Nyatanya, Ardanu merasa lebih sampah dari Mamanya yang menyiksa.

Ia mengusap gadis kecil yang dipangku Mamanya. "Era ...."

Terlihat gadis tersenyum lebar tampak begitu ceria pada album foto itu. dia adalah saudara kembarnya, Eramika Genandra. Di malam itu, ketika Stevlanka menyebutkan 'Era dan Nanu' pada mimpinya, Ardanu melemas seketika. Stevlanka tidak menyadari bagaimana bergetarnya tubuh Ardanu ketika itu. Semua masa kecilnya yang begitu buruk kembali mengahantui. Ia merindukan seseorang memanggilnya dengan nama 'Nanu'.

"Kenapa kamu mengirimkan masa lalu kamu ke Stevlanka? Apa kamu mau dia tahu seberapa jahatnya Saudara kamu ini, Ra? Atau kamu mau Nanu kamu ini mempertanggung jawabkan rasa sakit kamu?" Ardanu kembali menunduk menumpahkan air matanya lagi. Tangannya mengacak rambutnya.

***

Setelah tiga hari kematian Ayahnya, Stevlanka memutuskan untuk masuk sekolah. Ia telah memulai harinya. Ia sadar yang bertanggung jawab atas hidupnya adalah dirinya sendiri. Tidak peduli dengan apa di sekitarnya. Ada yang lebih penting dari itu. Ia mengutamakan tujuannya untuk menemukan siapa pembunuh Ayahnya. Apa pun akan ia lakukan meskipun akan ditukar dengan nyawanya. Stevlanka sudah meyakinkan dirinya. Tidak akan ada lagi yang membuatnya menangis. Air matanya telah mengering sekarang. Tidak memiliki waktu untuk menangis.

Stevlanka menghentikan langkahnya di depan pintu kelas. Sejak ia masuk melangkahi gerbang, banyak pasang mata yang menatapnya tidak biasa. Awalnya Stevlanka tidak menyadari. Tetapi langkahnya semakin ke sini memang sedang diperhatikan. Stevlanka memandang di sekitarnya. Ada apa lagi ini?

Tangannya terulur membuka pintu kelas kemudian masuk. Ternyata teman sekelasnya pun sama. Mereka berkelompok sambil berbisik menatap ke arahnya. Tatapan mata mereka—Stevlanka membenci tatapan mata itu—begitu tajam seolah memandang sesuatu yang menjijikkan. Sekali lagi ia tidak memperdulikan. Memilih untuk berjalan ke arah tempat duduknya.

Belum sempat sampai di tempat duduknya, Stevlanka mendapatkan dorongan kasar di pundaknya. Tubuhnya terhuyung ke belakang beberapa langkah. Tepat setelahnya semua temannya yang duduk di bangku masing-masing mendandak berdiri melingkari Stevlanka. Tatapan mata Stevlanka jatuh pada Cantika dan Bara. Mereka juga berdiri di sana. Stevlanka tidak melihat Ardanu bersama mereka.

DELUSIONSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora