18. Yohan dan Hidayah

4K 1.1K 512
                                    

.
.
.

    Udah dua hari semenjak hari memancing yang berujung mengerikan itu, dan udah selama itu pula Yohan terus mimpi buruk. Wujud misterius dengan kapak berlumuran darahnya bikin Yohan jadi paranoid parah. Bahkan untuk dua hari, dia yang biasanya tidur di atas sofa seperti Yeonjun tukar dengan San yang tidur di karpet dengan tiga anggota lainnya.

    Di sekolah, Yohan sering absen ke UKS karena pusing. Ketika jam istirahat dia akan menyendiri di ruang Klub 513 tanpa anggota lainnya. Itu membuat yang lain sangat khawatir. Yohan tak menceritakan apa yang dia lihat dan terus menyimpannya sendiri, jadilah tak ada yang bisa membantu Yohan menenangkan diri.
 
 
    Hari ini, Yohan memang berangkat sekolah dengan keempat kawannya, namun dia meminta yang lain untuk duluan karena dia ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya. Merasa jika Yohan butuh waktu sendiri, keempatnya mengangguk dan meninggalkannya.

    Soal mengunjungi makam kedua orang tuanya, Yohan berucap jujur. Dia duduk di antara makam ayah dan ibunya sambil melantunkan doa. Terkadang, Yohan sangat iri dengan teman temannya yang masih memiliki orang tua, entah itu ayah atau ibu. Walau Yohan sering mendengar keluhan orang orang tentang betapa menyebalkan orang tua mereka, Yohan tetap ingin merasa dicintai oleh figur orang tua.
  
  
  "Apakah ayah sama Ibu percaya kalau Wooyoung itu kutukan?" Ucap Yohan lirih, "Yohan ga percaya. Tapi Yohan gapunya bukti untuk itu.. Aku harap kalian memberitahuku tentang legenda asli Rejowerno, sehingga aku bisa menyelamatkan Wooyoung."

  "Anak itu memang terlihat tak begitu peduli, namun tetap aja, dia gampang banget sakit hati. Tadi malam, aku bicara dengannya, dia bilang, Jika aku sudah tidak bisa menahan ucapan jahat mereka yang berputar putar di kepalaku, aku akan menenggelamkan diriku ke dalam air, dengan itu aku tak bisa mendengarnya lagi.  Aku baru mengenalnya belum lama ini, namun itu menyakitiku."

    Yohan mengelus batu nisan ibunya, "Yohan lagi susah banget, Bu. Rasanya kayak mau kabur aja dari Rejowerno dan hidup damai di kota atau desa tetangga. Disini terlalu mengerikan. Tapi Yohan gabisa kabur karena ada empat orang yang senderan di pundak Yohan. Tapi Yohan gatau harus gimana, mereka terlalu berbahaya dan anak SMA ga mungkin menang tanpa bantuan. Aku harus gimana?"

  "Yohan pendiem banget sekarang." Kata San ketika keempatnya sedang berkumpul di kantin.

  "Biasanya juga pendiem, San." Balas Changbin.

    San menggeleng, "tapi kalo sama kita nggak pendiem."

    Yeonjun menghela nafas panjang, "iya, Yohan rada aneh akhir akhir ini. Alasannya udah bisa ditebak, kan? Dia lagi stres banget mikirin ini itu."

  "Kita ga bisa bantuin apa apa, gitu?" Tanya Wooyoung.

  "Mau bantuin apa kalo Yohan-nya ga ngasih tau kita apa apa?" Tanya Changbin balik.

  "Oh! Ingat cerita Yohan tentang hantu di gedung lama itu?" Tanya San.

  "Inget. Jangan bilang kalo kamu mau ngajakin kita nyariin setannya?" Ucap Changbin.

    San mengangguk, "siapa tau setannya itu kasih kita petunjuk. Nanti kita bisa negoisasi."

  "Aneh banget kamu mau negoisasi ama setan." Kata Yeonjun.

  "Masih mending daripada negoisasi sama Byeol. Yang ada kita dituntun ke kuburan gantung." Ucap Wooyoung.

  "Kamu negoisasi sama setan diajak keliling alam barzah, kali -_-" Ucap Changbin.

    Nggak lama, Yohan masuk ke dalam kantin dengan muka ceria sambil memainkan bola kasti di tangannya. Orang orang yang melihat Yohan memasang raut heran, berbeda dengan para anggota Klub 513 yang malah memasang raut muka khawatir. Ini ketua Klub mereka kenapa kok mesem kayak orang gila? Yohan mengambil duduk di samping Changbin lalu merampas donat di tangan Yeonjun yang belom jadi dimakan.

[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.1 : Penunggang Bangkai KematianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang