Prolog

6.7K 582 59
                                    

"Wajar saja jika bahagia ku sebut lengkara. Karena setiap hari yang ku temui selama menjadi manusia, selalu luka."

-LENGKARA-

🥀🥀🥀

Percayakah kamu jika bahagia itu ada?

Jika pertanyaan itu ditujukan balik padaku, maka sudah jelas ku menjawab tidak.

Larissa Siofra Hysteria. Sebut saja Fra. Dia peri kecil yang tersesat di bumi. Ia tak menyangka akan sebajingan ini jalan hidupnya. Dari kecil, ia sudah kehilangan jiwa, ia bernyawa karena raganya masih enggan meninggalkan bumi.

Seringkali Fra terabaikan. Seperti jalang ia terbuang dan terasingkan. Dan tragisnya, itu dilakukan oleh keluarganya sendiri.

Ia tidak berasal dari keluarga broken home. Ia ada di keluarga yang utuh tapi hampir runtuh. Secara fisik mungkin bersama tapi secara hati kata 'bercerai' itu sudah lama.

Tolak ukur bahagia orang tuanya adalah prestasi dan uang. Dan sialnya Fra tidak bisa memberikan itu semua.

Fra bodoh dan tidak berguna. Itu julukan keluarganya untuknya. Dengan berlinang air mata, Fra mengakui kebenaran julukan itu.

Fra memang bodoh dan tak berguna. Ia tidak bisa seperti Kakak nya, dan tidak mampu seperti Adiknya. Fra gagal dalam urusan membahagiakan orang tua. Ia juaranya diantara para pecundang yang ada di muka bumi ini.

Maka sudah sepantasnya, ia menerima perlakuan tidak adil dari keluarganya dan dunia.

Fra si tengah :)

Sebenarnya Fra, tidak percaya diri mengatakan ini. Tapi ia punya satu mimpi. Fra ingin menjadi penulis. Yang karyanya tercetak menjadi sebuah novel, dan terpajang di rak-rak toko buku, kemudian menjadi penulis yang ahli. Seperti nya Fra terlalu tinggi bermimpi. Ibu nya sendiri memandang remeh mimpinya. Tidak ada satupun dari anggota keluarganya yang mendukung mimpinya. Mereka semua beranggapan, khayalan yang diciptakan Fra di dalam kepala hanya membuat Fra gila. Padahal menulis bagi Fra adalah obat luka batinnya.

Lihat, betapa menyedihkannya sosok Fra, di banding-bandingkan, terabaikan, terasingkan, mimpinya yang di anggap sampah, dirinya yang tidak berguna. Manis sekali cara semesta mendewasakan nya.

Dan satu lagi yang paling menyakitkan dari semuanya, adalah, dirinya di lecehkan oleh keluarganya sendiri. Tidak terlalu jahat pelecehan nya, tapi lukanya masih hangat membekas hingga saat ini.

Diluar akal sehatnya ternyata dirinya pernah dilecehkan oleh Ayah dan Kakak laki-lakinya sendiri. Saat dalam keadaan tertidur bagian tubuh terlarangnya pernah di sentuh oleh Ayahnya dan Kakak laki-lakinya sendiri, yang masih sehat tidak hilang akal.

Kaget?

Fra yang mendapatkan perlakuan itu saja ia masih tidak percaya. Bagaimana bisa keluarganya tega melakukan itu semua? Boleh kah Fra berkata bahwa Ayah dan Kakak laki-lakinya ini tidak berprikemanusiaan?

Mungkin kalian bertanya dimana Fra bisa mengetahuinya, luka terpahit itu ia dapatkan dari Kakak laki-lakinya sendiri yang berkata jujur padanya. Yang Fra lakukan apa saat mengetahui itu semua? Fra diam tidak bisa melawan, ia lari ke kamar dan menangis. Kenapa ia harus semenyedihkan ini? Kenapa Fra begitu lemah?

Dari kecil Fra sudah tidak percaya cinta. Cinta baginya seperti ajaran sesat yang mengotori pikiran manusia. Terlihat menyenangkan padahal itu semua jebakan, di dalamnya penuh dengan keseraman. Dan Fra ditambah tidak percaya cinta lagi saat ia mengetahui fakta terpahit itu. Fra hilang percaya pada dunia, ia menjadi takut dengan laki-laki.

LENGKARAWhere stories live. Discover now