[prolog]

85 21 9
                                    

Dari segala hal aneh di dunia ini yang Safira tahu, gadis itu tak menyangka ia akan mengalami salah satunya saat itu juga.

"Diam di sana. Kita nggak akan ngapa-ngapain selama kamu nggak melawan."

Dengan tangan dan kaki diikat serta mulut tersumpal, mana bisa Safira melakukan sesuatu? Orang-orang ini aneh! Gadis itu tersengal-sengal dalam bernapas, sudah engap karena berjam-jam disumpal mulutnya.

Masa dia mati sekarang, sih? Tidak lucu kalau cara matinya begini, tapi Safira benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa lagi untuk saat ini. Astaga, dia orang penting juga bukan, buat apa coba ia diculik?

Lelaki gondrong yang menggunakan masker hitam untuk melapisi wajahnya itu menoleh pada Safira, mengarahkan kamera ponselnya. Suara jepretan terdengar.

Ha! Sudah disekap, sekarang dia juga difoto? Safira menjerit dalam hati. Tubuhnya bergerak-gerak heboh, meronta untuk melepaskan diri. Bahkan ia tak tahu salahnya di mana sampai diperlakukan seperti ini. Siapa dalangnya dan apa alasannya?

Satu-satunya manusia yang ada di sana hanyalah si manusia gondrong yang tak Safira kenali suara dan perawakannya. Entah Safira harus bersyukur atau dongkol, orang itu tampak tak ada minat sama sekali untuk berbuat aneh-aneh pada gadis itu—di luar ikatan di tangan dan kakinya saat ini. Lelaki itu tampaknya juga terpaksa menjaganya di ruangan yang kosong dan lembab ini. Sepetak ruang yang lebih sempit dari kamar kos Safira ini benar-benar lengang, hanya ada dua buah kursi dan dua manusia.

Menurut perkiraan Safira, harusnya tempat ini tidak jauh dari kampusnya, karena beberapa jam yang lalu ia diculik dari gerbang kosnya dan tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat ini. Bodohnya Safira, ia sama sekali tak mampu mengingat jalan atau apapun yang bisa membantunya kabur.

Ayo, Pira, mari berpikir. Safira memejamkan mata. Menonton film action saja ia tak suka, jadi gadis itu minim referensi tentang cara melepaskan diri dari penculikan. Otaknya buntu.

Sayup-sayup, terdengar suara dering ponsel yang familiar dari luar ruangan. Safira mengamati sekelilingnya, mencoba menerka arah datang suara dan apa yang membuatnya familiar dengan otaknya yang lemot. Sungguh, nada itu tak asing, tetapi Safira tak bisa mengingatnya sama sekali.

Pintu yang ada di samping lelaki gondrong bermasker itu terbuka. Tadinya Safira yang panik sudah mengumpulkan sejuta pertanyaan untuk diajukan begitu sumpalan mulutnya dilepas, tetapi siapa yang muncul di balik pintu itu sukses membuat semuanya buyar.

Mata kucing milik Safira membeliak saat orang yang muncul tiba-tiba itu melepas sumpalan mulutnya. Suaranya tercekat.

"Kamu ... tapi, kenapa?"

Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Safira, dengan suara bergetar dan nyaris hilang. Kenyataan ini terlalu sulit untuk dicerna otaknya.

Dari semua orang, kenapa dia?

___

Hari ini 1 Mei. MWM dimulai :D

Pardon me buat segala typo dan ketidakjelasan ke depannya, namanya juga marathon :' wish me luck!

Lemme know if you find something weird or interesting. Jangan lupa tinggalkan jejak biar makin semangat maratonnya :)

Ditulis pertama kali: 1 Mei 2021

[ON HOLD] Life Search Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang