~Special Chapter~

Mulai dari awal
                                    

[Name] membeku mendengar ucapan itu, darahnya memanas, rasa bencinya semakin membarah seakan perasaan cintanya sebelumnya tidak pernah ada. Ingin sekali dia memotong lidah sosok binatang bertubuh manusia di hadapan ini, benar-benar memuakkan.

"Kenapa diam? Apa aku harus mengatakan pesan itu agar kau ingat?"

[Name] tetap tidak menjawab, kepalanya semakin menunduk akibat ucapan dari si pria memang benar adanya, hal itu tidak akan terwujud baik sekarang maupun nanti.

"Baiklah, kalau itu maumu! 'Tetaplah bahagia, dewa Neoma penguasa bulan dan penjaga keluarga kita akan terus menerangi jalanmu. Dia telah berjanji akan membahagiakanmu karena itu tolong tetaplah hidup. Aishitemasu yo [Name]~'

Ah seperti itu bukan? Pff- benar-benar pikiran bodoh, berbicara dengan dewa? Ahahah... Jadi siapa sebenarnya pendusta disini?!! " Serunya tertawa keras melihat kebisuan [Name] "Sudahlah, persiapkan dirimu untuk mati besok yaa.. Sayang~" Sahutnya kembali dan langsung pergi dari sana dengan seringai kemenangan.

"Tidak, Kak Kaizo tidak pernah sekalipun berdusta. Wajah kakak saat itu juga hangat, Kakak tidak mungkin mengumbar hal yang aneh diakhir hidup nya!" Gumang [Name] menagap tanah dengan wajah kacau seakan meminta agar perkataan sang mantan kekasib ialah hanya kebohongan semata seperti apa yang selalu ia lakukan.

'Aku mohon, Dewa Neoma jika benar kakak telah berbicara padamu maka aku akan bahagia bila tikus licik sepertinya mati dengan mengenaskan, apapun bayarannya bahkan itu nyawaku maka aku siap memberikannya!'

"Apa kau yakin dengan permintaanmu itu, [Name] Neoma?" Tanya sebuah suara dari arah depan kurungan sang gadis

Mata [Name] memicing namun seketika membulat sempurna melihat dua sosok dengan tinggi dan rupa yang berbeda jauh.

Sosok pertama memiliki tubuh lumayan berisi dengan kulit hitam manis dan iris obsidian yang terpancar cerah seakan membawa kebahagiaan hanya dengan menatapnya.

Sosok lainnya lagi memiliki tubuh yang lebih rendah dari sosok sebelumnya dengan kulit kuning langsat pucat dan tatapan yang seakan dia amat sangat sedih dan merindukan sosok gadis dihapannya itu meski begitu dia tetap berusaha untuk tetap datar seakan tidak peduli akan semuanya.

Bisa dipastikan sosok kedua itulah yang berbicara sebelumnya.

"Hm? Anda membuatnya terkejut Dewa Neoma!' sahut sosok berisi itu dengan senyum mengejek.

"Berhenti memanggil saya dengan julukan dunia manusia Dewa Kemakmuran atau saya akan membuat Dewi Waktu memberi anda pelatihan tambahan setelah urusan ini selesai!"

"Dey! Maaf kalau begitu..gak seru ih! Dan berhentilah berbicara formal yang bukan seperti gayamu itu!!"

Dewa Neoma hanya diam saja, tidak berniat menggubris perkataan yang dilontarkan Dewa kemakmuran disamping nya itu.

"De-dewa Neoma, apa itu kau?" Tanya [Name] masih tidak percaya.

Dewa Neoma berjalan (baca : melayang) mendekat kearah kurungan "Yaa.. dan tolong berhenti memanggil saya dengan julukan menggelikan itu. Panggil saya BoBoiBoy, itu lebih nyaman!]

"Ah itu.. Baiklah, kalau anda benar bisa memberikan membahagiakan untuk saya seperti yang Kak Kaizo katakan. Kumohon buat mantan kekasih saya mati secara mengenaskan. Apapun bayarannya, kumohon, BoBoiBoy!" Pintah [Name] dengan wajah memelas.

"Sa-saya iingin orang sepertinya membayar dosa yang telah dia perbuat, banyak nyawa tidak bersalah rakyat dan bangsawan Kerajaan Evren ang harus berkorban akibat keserakahan nya itu, kumohon, apapun bayarannya, kumohon balaskan dendam saya!" Seru [Name] dengan nada makin lama gemetaran, air mata yang sejak kecil tidak pernah terlihat kini bersimbah membentuk sungai kembar.

Boboiboy Sister In TAPOPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang