Puasa hari ke-13

1.3K 123 3
                                    

Abang

DLDR - Don't Like Don't Read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DLDR - Don't Like Don't Read.

Written by : @vennaex

Rate : PG-13 - Parents Strongly Cautioned

Disclaimer :
© Boboiboy dan tokoh lainnya hanya milik Animonsta Studios Sdn. Bhd.

"Aku benar-benar kesulitan dengan pengontrol pihak ketiga ini, aku pikir ini rusak,"keluh Halilintar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku benar-benar kesulitan dengan pengontrol pihak ketiga ini, aku pikir ini rusak,"keluh Halilintar. Dia masih menekan tombol pengontrol nya, tetapi pemainnya masih tidak bergerak.

"Bung, itu bukan pengontrol,"kata Amar.

"Yeah, itu remote untuk televisi ruang keluarga,"timpal Solar.

Sementara di ruang keluarga televisi mereka berganti-ganti saluran lalu tiba-tiba mati dan kembali menyala kembali.

"Aaaaaaaaaaaa!! Gem!! Televisi nya kerasukan!!!"jerit Taufan. Dia bersembunyi di belakang Gempa.

"Huwaaa Kak Gem!! Kita tidak normal makanya hantunya lebih milih rasukin televisi kita!!!"teriak Duri. Dia menarik-narik badan Gempa ke kiri dan ke kanan.

"Kak Gem!!! Bacain ayat kursi ke televisinya agar hantunya keluar!!"teriak Blaze. Blaze memeluk Ais disampingnya dengan erat.

Sementara Ais hanya duduk tenang dan menatap televisi mereka.

Gempa berjalan maju dengan perlahan dan gemetaran lalu meletakkan telapak tangannya di layar televisi.

Mengabaikan jantungnya yang berdegup kencang dan sudah berkeringat dingin ia mulai membaca sesuatu.

"A-Alloohu laa i i-ilaaha illaa huwal ha hay-hayyul qoyyuum, la-la ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lah-huu maa."

Kembali ke ruang tamu, mereka bertiga tertawa mendengar keributan dari ruang keluarga yang terdengar sampai ruang tamu.

"Baiklah kalian, selesaikan yang ini dan aku akan pergi ke toilet sebentar."

Kepergian Halilintar membuat wajah Solar berganti dan menjeling tajam ke arah Amar lalu mencengkram pundaknya membuat Amar sedikit meringis.

Ramadan with Elemental Siblings [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang