“Tanganku…Ah, aku hanya memberi pelajaran pada seorang Hobae kurang ajar.”

“Kim Yohan?”

“Hm, bagaimana kau bisa tahu?” Tak menutupi kebenarannya, Hangyul justru mengatakan semuanya tanpa menutup-nutupi sedikitpun. Pemuda itu bertanya dengan ringan, seolah tak keberatan Hyeongjun untuk tahu akan perbuatannya tersebut.

“Katanya tidak akan memukulnya karena takut aku tak akan suka.”

“Aku memukulnya juga tidak didepanmu, jadi kau akan tetap menyukaiku.”

Hyeongjun menggeleng, sedang Hangyul menyengir lebar kearahnya seolah tak bersalah. Dia pikir pemuda tampan tersebut akan melakukan hal seperti apa yang dikatakan, namun ternyata tidak. Saat perkataan dan perbuatannya berjalan berlawanan arah, tak dapat ditebak sekali. Mereka berjalan beriringan, sampai sebuah suara memanggil. Lebih tepatnya memanggil Hyeongjun, sehingga sekarang mereka menoleh untuk melihat siapa yang melakukannya.

“Song Hyeongjun.”

Dan sekarang, Cho Seungyoun telah berdiri menjulang dihadapan mereka. Menatap fokus hanya pada Hyeongjun, seolah Hangyul tak berada disana. Untung Sunbae, jika tidak Hangyul pasti akan menghajar pemuda itu sekarang. Walau dia tak takut pada Seunyoun, namun dia masih menghormati orang yang memiliki umur yang lebih tua darinya.

"Hari ini kau pulang denganku, ingat?"

Tidak, Hyeongjun sungguh tidak tahu mereka membagi-bagi waktu seperti apa. Pemuda manis itu hanya tahu mereka akan bergantian melakukannya, namun Hyeongjun bahkan tak peduli siapa yang bertugas menjemput dan mengantarnya. Dia hanya akan pergi, jika mereka datang menjemput dan hal yang sama berlaku saat mereka akan mengantarkannya pulang.

"Ah, jadi hari ini aku akan pulang dengan Sunbae." Mengangguk-angguk mengerti, Hyeongjun bersiap-siap akan mengikuti Seungyoun sekarang.

Greepp...

"Pulang denganku saja ya, Hyeongjun-ah."

Hangyul menarik tangan Hyeongjun, mencegah pemuda manis itu turut pulang dengan Seungyoun. Dia sudah tak bisa menahan sifat prosesifnya, sehingga sekarang dia ingin memonopoli Hyeongjun untuk dirinya sendiri. Tak ingin berbagi dengan orang lain, walau itu hanya membiarkan pemuda manis itu pulang dengan orang lain sekalipun.

"Yak, Lee Hangyul. Apa maksudmu, hah?!"

"Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang istimewa lagi." Mengabaikan protesan Seungyoun, Hangyul tetap mencoba membujuk Hyeongjun untuk ikut pulang bersamanya.

"Lee Hangyul, kau-"

"Maaf, Hangyul Sunbae. Hari ini giliranku pulang dengan Seungyoun Sunbae, jadi aku akan pulang dengannya."

Menolak Hangyul, Hyeongjun rasa dia harus memenuhi janji untuk bersama dengan mereka secara bergantian sebelum memilih. Walau terasa menyenangkan ketika bersama dengan Hangyul, namun Hyeongjun tak bisa mengabaikan yang lain. Karena dia masih sangat menyukai permainan yang tengah dia mainkan.


***


Suara dentuman musik yang begitu keras, hiruk pikuk orang-orang yang tengah menari bebas diatas lantai dansa. Tak jarang diantara mereka ada yang saling mencumbu mesra tanpa tahu tempat, terlihat tak peduli mereka masih berada diruang publik. Juga beberapa yang kehilangan kesadaran akibat alkohol yang mereka konsumsi dalam jumlah berlebih. Dunia malam tanpa aturan, yang terjadi disalah satu Club malam terkenal di Seoul.

“Bagaimana? Kau suka tempat ini?”

Seungyoun bertanya penasaran, ingin tahu tanggapan pemuda manis tersebut. Jangan suruh dia menebak Hyeongjun suka atau tidak, karena pemuda itu sedari tadi diam dengan wajah tanpa ekspresi. Walau tak melihat penolakan, namun dia juga tak dapat melihat keantusiasan disepasang iris coklat cantik. Maka dari itu Seungyoun memilih untuk bertanya langsung sekarang.

I'm BetaWhere stories live. Discover now