Chapter 2 || UANG JAJAN

Start from the beginning
                                    

Sebelum itu Faris menyuruh Joko untuk memainkan gamenya agar tidak mati. Lalu Faris pun mencari nama Aira di kontak Whatsapp-nya Lia. Lalu menelpon Aira.

"Halo, Ra, ini abang. Nanti kalau si Beno datangi kau nanya password PB-ku bilang aja ya gak tau. Udah kau hapus, bilang gitu ya,"

"....."

"Cerewet kali lah kau, udah bilang gitu aja. Awas kalo gak kau bilang gitu ya, amanah ini dari abangmu,"

"....."

"Pintarr, yodah matikan,"

"....."

"Ngancam kau ya, yaudah tuh duit untuk kau,"

"....."

"NYENYENYENYE," ejek Faris lalu mematikan teleponnya.

"Nah, makasih ya," ucap Faris lalu fokus kembali sama HP-nya, Lia pun kembali sibuk ngerumpi dengan temannya.

*****

Kini Beno sedang menuju kelas Aira. Sesuai dugaan Faris, bahwa Beno yang akan mendatangi Aira. Aira yang kebetulan hendak membuang sampah melihat Beno berjalan menujunya.

"Eh, Bang Beno, nyari siapa Bang?" tanya Aira pura-pura tidak tau, padahal dia tau tujuan dari kedatangan Beno.

"Gak nyari siapa-siapa sih, minta password PB abang kau dulu. Katanya ada di HP kau," ucapnya langsung to the point.

"Password? PB?" ucap Aira dengan polos.

"Iya,"

"Ouuhh, udah gak ada Bang. Dua hari yang lalu HP-ku error, jadi te-restart sendiri. Semua datanya jadi hilang," bohong Aira. Beno pun langsung memasang muka kecewa. "Ouh, yaudah deh. Makasih ya," ucap Beno lalu pergi. Aira langsung menelpon Faris, dan memberitahu bahwa amanah dari dia sudah dilaksanakan.

Aira pun memasuki kelasnya, dan bergabung dengan teman-temannya.

"Win, ke kantin yok," ajak Aira.

"Ahh, mager Ra," ucap Winda.

"Yahh, nanti aku bandarin, tapi seribu aja," ucap Aira.

"Lima ribulah," tawar Winda.

"Main nawar ya, Win," ejek Fira.

"Beuh, jelas,"

"Iya dah iya serah kau," ucap Aira membuat mereka terkejut. Karena tidak biasa-biasanya dia membandarin .

"Gilaa, tumben kau bandarin aku," ucap Winda.

"Iya, kami dua jugalah, Ra," pinta Hana agar mereka dua dapat bagian juga, hal itu pun langsung dapat anggukan dari Fira.

"Iya, iya, udah cepetlah," ucap Aira yang udah jengah.

"Tapi, Ra. Kok kau tumben banyak duitmu?" tanya Fira.

"Iya, tumben," sahut Hana

"Ouh, itu. Uang jajan bagian Abangku untukku, udahlah ayo, ah. Nanti gak jadi ku bandarin ini," ancam Aira. Winda, Fira, dan Hana langsung bangkit dengan semangat.

Mereka berempat pun pergi menuju ke kantin. Di tengah perjalanan, mood Aira tiba-tiba menurun, karena bentar lagi dia akan berpapasan dengan cowok yang sangat dia benci.

Winda yang melihat itu langsung menarik tangan Aira agar mereka tidak berpapasan. Karena dia takut, jika mood Aira turun maka dia tidak jadi membandarin mereka. Aira yang terkejut dan tidak mengerti kenapa Winda menarik tangannya hanya mengikut aja.

"Woy, Win, mau kemana. Ini bukan ke kantin," tegur Hana.

"Goblok, kau gak liat apa. Tadi si bencong itu nongol, kalau mereka berdua papasan bisa-bisa gak jadi si Aira membandarin kita," ucap Winda, mereka berdua pun hanya ber-oh ria. Aira yang mendengar itu hanya bisa cengengesan, bisa-bisanya Winda berpikiran seperti itu.

"Ya, Allah Win, ku kira kenapa rupanya takut gak jadi dibandarin," ucap Aira sambil tertawa.

"Ya, abisnya kau kalau mood-mu turun bisa berabe jadinya," ucap Winda.

"Yaelah, masalah itu lainlah. Yang penting itu masalah perut, menabung makanan untuk perut lebih penting dari pada itu. Yang begitu-begitu gak usahlah di pikirkan," ujar Aira sambil tersenyum.

Winda hanya mengangguk dan tersenyum senang ke Aira.

"Yaudah, lanjut ke kantin, skuy," ucap Fira.

*****

Faisal, cowok yang hampir berpapasan dengan Aira sedang termenung sedih. Sebenarnya dia tau kalau Aira sangat membencinya, karena dia sudah mengecewakan Aira untuk kesekian kalinya.

"Sebegitu bencinya kau samaku ya, Ra," gumam Faisal.

"Kenapa, bro?" tanya temannya Riski yang kebetulan lewat dari hadapannya.

"Gak papa,"

"Aira?"

Faisal terkejut, seakan-akan dia bisa membaca isi pikiran Faisal.

Faisal pun mengangguk, lalu menceritakan masalahnya pada Riski. Seperti cewek yang sedang curhat.

"Bencong, mampus kau udah sia-siain dia. Udahlah kau lupain aja dia, lagian dia mana mau sama kau lagi," cibir Riski dengan geram, bisa-bisanya temannya seperti itu.

"Emang gampang kau bilang gitu, tapi udah ku coba untuk melupakannya tapi tetap gak bisa," ucap Faisal.

"Itu namanya kau belum mengikhlaskan dia, move on, bro. Kalau kau gitu terus, tanpa sepengetahuan kau, kau udah menyakiti dia lagi. Padahal kau gak ada ngapa-ngapain, dan menurut dia kau seakan-akan memberi dia harapan lagi. Coba kau menjauh dari dia dulu, dan kalau berpapasan tiba-tiba, ya kau pura-pura gak tau aja. Cewek ini ribet, bro, kita gak ngapa-ngapain aja udah salah," ujar Riski.

"Hmm, akan ku coba. Thanks,"

"Yoi."

*******

>> NEXT CHAPTER 3

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YAAA!!!

IG : Mwiww__

My Brother vs My Boyfriend (On Going)Where stories live. Discover now