Jaemin tersenyum kecut, bukan itu yang Jaemin mau.

"Jadi suami yang lebih baik, mas. Cintai nana sebagaimana nana mencintai mas jeno!"

"Saya memang sudah mencintai kamu na jaemin, apa jawaban kemarin masih belum memuaskan?"

"Omongan dan tindakan itu bisa berbeda mas, sikap yang mas tunjukkin ke aku itu bukan cinta namanya"

"Tau apa kamu soal cinta?"

"Liat, mas langsung emosi cuma karna perdebatan kecil." Jaemin melanjutkan kembali acara melipat baju nya, walau perasaannya begitu emosi namun jauh diluar ia terlihat sangat tenang.

"Saya bukan emosi, saya cuma nggak terima ucapan saya tidak kamu percaya."

Nada bicara Jeno sudah meninggi lantas Jaemin lah yang harus mengalah, kalau tidak pasti sudah akan terjadi perkelahain hebat.

Jaemin menghela nafas berat, bibirnya ia angkat untuk mengulum sebuah senyum "Nana percaya, Mas mandi sana... bau!" sontak Jeno sedikit tersentak dengan kata terakhir yang Jaemin katakan.

Jeno mengendus bau tubuhnya sendiri, apa iya dirinya bau?

"Tinggalin dulu pekerjaannya" Jeno berdiri lantas Jaemin mendongak menatap Jeno heran.

"Kamu juga bau, ayo mandi!"

Kedua bola mata Jaemin membulat sempurna, apa maksudnya. Jeno meminta nya untuk mandi bersamakah?

"Ya mas dulu nanti nana mandi setelah selesai beresin pakaian"

"Nggak, kita mandi bersama. Ayo, akan saya tunjukkan bagaimana sikap ketika mencintai seseorang!!"

(*)

Jeno sudah bertelanjang dada namun Jaemin sama sekali tidak membuka pakaiannya, ia malu walaupun sudah menikah Jaemin jarang bahkan hampir tidak pernah mendapat sentuhan tapi tiba-tiba ia malah begini.

Jeno melangkah lebih dekat membuat Jaemin melangkah mundur sampai punggungnya menempel pada dinding bathroom yang dingin.

"Kenapa menghindar?" Jeno menarik dagu Jaemin lalu mencium bibir kenyal itu sesekali memberi lumatan kasar hingga saliva keduanya menetes membasahi dagu.

Jaemin ingin melepas ciuman yang terkesan menuntut itu namun Jeno menahan dagu Jaemin bahkan kaki Jaemin sampai sedikit berjinjit karna harus menyesusaikan tinggi badan Jeno

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin ingin melepas ciuman yang terkesan menuntut itu namun Jeno menahan dagu Jaemin bahkan kaki Jaemin sampai sedikit berjinjit karna harus menyesusaikan tinggi badan Jeno.

Jeno melepaskan tautan bibirnya, namun bibirnya masih berada diatas bibir Jaemin kemudian membuka suara hingga deru nafasnya menyapu wajah Jaemin dengan sangat jelas "buka mulut kamu, jaemin"

"Pelan-pelan mas" kata Jaemin, ia benar-benar kali pertama melakukan ini dan Jeno begitu nafsu dan menuntut, terlalu kasar dan Jaemin takut.

"Hmm" jawab Jeno sekenanya, lantas tangannya masuk kedalam kaos Jaemin yang masih dipakai, mengelus perut rata cowok manis didepannya yang memejamkan mata menikmati setiap sensasi sentuhan yang Jeno berikan.

"Eunghh" Jaemin mendesah ketika Jeno menekan dan memilin puting nya, rasa yang baru kali ini Jaemin dapatkan.

"Bercinta hanya dilakukan oleh orang-orang yang saling mencintai, kamu masih tidak percaya saya sudah mencintai kamu?"

Jaemin diam, ia nggak tau harus menjawab apa lantas Jeno yang kesal tidak mendapat jawaban apa-apa ntah sejak kapan tangannya berada dibawah sana, meremas kuat kejantanan milik Jaemin dari balik celana membuat sang empu meringis ketika barang privacy nya disentuh sangat kasar.

"Sakit mas"

"Ahh... ini enak Jaemin" cowok berhidung mancung itu menggesekkan kejantanannya dengan milik Jaemin yang sama-sama masih terbungkus kain celana.

Kepala yang lebih tua mendongak sambil kelopak mata nya terpejam menikmati sensasi seperti aliran listrik ditubuhnya, bagai banyak kupu-kupu yang beterbangan didalam perutnya.

Jaemin mengalungkan tangannya dileher Jeno ketika yang lebih tua dengan lancang memasukkan kehantanannya lewat celah pinggir celana yang di kesampinglan, tanpa pelumas dan itu berhasil membuat Jaemin menjerit menahan sakit diarea intimnya.

Air mata lolos membasahi pipi Jaemin.

"S-sakit" katanya lirih tapi Jeno dibutakan oleh nafsu, seolah telinga nya tidak dapat mendengar rintihan Jaemin yang kesakitan yang ada cowok itu malah terus menaik turunkan pinggulnya, menghentak kasar sampai kejantanannya menumbuk prostat milik Jaemin.

"Arghh uh... mas u-ud-ahh"

"Belum Jaemin Ahhh, kamu terlalu nikmat untuk dilewatkan"

(*)

(*)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


tbc

Yok bisa yok vote dan komen ❤️

My Husband | Nomin (Complete)Where stories live. Discover now