✮ 𝐍𝐈𝐍𝐄

Mulai dari awal
                                    

"Benarkah itu? Kalian bekerjasama?" tanya Daphne.

"Apa? Tidak kok." sangkal ku mengulum senyum.

Theo mengangguk setuju, kemudian mengusap-usap pucuk kepalaku. "Dia hanya menjadi adik yang baik, kau tahu."

"Yea.., lupakan saja." Daphne mengangkat bahu. Namun seperti dia sudah tahu relasi ku dengan Theo.

Beberapa saat kemudian aku mengalihkan pandangan ke sekitar dan mendapati Blaise berdiri tak jauh dari tempat ku berdiri. Aku langsung saja menghampirinya.

"Hi brotheeeer," sapa ku kecil dengan tanganku yang menoel-noel lengan Blaise yang sedang mengobrol.

Blaise pun berbalik. "Oh, hi, sister- demi Merlin, kenapa adikku ini cantik sekali?" ujar Blaise membelai surai ku, membuat orang yang tadinya tengah mengobrol dengannya kini ikut menatapku.

Aku tersenyum manis, mungkin lebih mengarah ke manja. Entahlah sifat itu akan selalu keluar bila Blaise bersikap manis padaku. "Kakakku ini juga terlihat tampan sekali, pokoknya paling tampan seisi aula,"

"Bagaimana dengan yang satu ini?" timpal seseorang yang tadi sedang mengobrol dengan Blaise itu. Aku mengalihkan pandanganku padanya.

"Hmm.. biasa saja. Cenderung jelek."

Begitulah kesan ku padanya jika dia bukan menjadi pasanganku.

Malfoy mendecih. "Kalau menurutku kau cantik sekali malam ini."

Apa maksud terselubung dari kata-kata itu? Dia sengaja ingin membuatku gelagapan, huh? Seharusnya tidak perlu pakai perona pipi lagi kalau begini caranya.

"Dan.. menurutku kau masih sama." Tapi kucoba untuk memenangkan diriku, sebelum si sialan itu kembali berkata,

"Dan menurutku, kau masih cantik."

Lebih baik kau pergi dari sini sebelum aku mencekokimu amortentia.

"Ekhem." Blaise berdeham. Aku beralih menatapnya dan rupanya dia tengah menatap kami menggoda.

"Ada apa sebenarnya diantara adikku dan sahabatku ini, hm?" godanya merangkul bahuku dan Malfoy.

"Ish, brother,!"

"Apa apaan kau, Zabini!"

Melihat kami bicara bersamaan begini, Blaise tertawa.

"Bicaraku belum selesai. Maksudku kau cantik,"

"Tapi lebih cantik pasangan dansaku." seringai Malfoy, yang membuatku dongkol bukan kepalang.

Sudahlah, lebih baik aku pergi saja dari sini. Pergi sebelum Astoria datang.

"Brother, Pansy sudah ada disana. Good luck, bye."

Aku pergi mencari Terrence, untung dia berada tak jauh-jauh dari kumpulan Slytherin.

"Terrence,"

Dan pemuda itu berbalik. "[name], Hai. Kukira kau masih didalam asrama. Aku baru saja mau menjemputmu kesana."

"Tidak apa, santai saja."

"Kau terlihat cantik sekali malam ini." puji Terrence. Entah hanya aku atau pujian manis ini terasa berbeda saja dibanding saat si pirang itu mengatakan hal yang sama dengan santainya.

Setelah mengobrol cukup panjang, kini waktunya dansa para pejuang dimulai. Dikala menunggu giliran kami, aku jadi terbayangkan kata-kata Malfoy padaku saat kami berlatih dansa. Peraturan aneh dan tidak jelas itu.

𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang