16

2.5K 640 182
                                    

"Gue buang bangkainya di perut gue nih. Enak lho, kak~"



Kedua mata Yoshi melotot lebar. Dia menatap Doyoung dengan ragu. Apalagi pria di depannya ini tersenyum lebar dan juga darah di bibirnya terus menetes

"Lo makan bangkai tikus?" tanya Yoshi ragu. Suaranya lirih dan terkesan sangat berhati hati Yoshi menanyakan itu

Bukannya menjawab, Doyoung hanya tertawa dengan kencang. Dia sampai terduduk di hadapan Yoshi dan memegangi perutnya yang sedikit sakit karena terlalu banyak tertawa

Bingung? Yoshi pun sama. Kenapa Doyoung seperti itu? Yoshi tidak mengerti sama sekali

"Doy, lo kenapa sih? Jawab pertanyaan gue!" desak Yoshi, namun Doyoung semakin memperkeras suara tawanya, sehingga Yedam dan Jihoon keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi

"Ada apaan? Malam malam ketawa sendiri ngalahin toa," kesal Jihoon dengan muka bantalnya. Ah, pasti dia terbangun dari tidurnya

"Kenapa sih? Gak paham nih gue. Lo habis ngelawak, kak Yoshi?" tanya Yedam menatap Yoshi dan Doyoung bergantian. Yoshi menggelengkan kepalanya

"Mana ada? Gue saja bingung,"

"Duh, kak Yoshi lawak. Masa gitu saja percaya? Haha," Yoshi mengerutkan keningnya heran. Doyoung kini berdiri, dia sudah bisa mengontrol dirinya. Dan tak lagi tertawa

"Hah?!"

"Tangan lo kenapa tuh?" tanya Yedam menunjuk kedua tangan Doyoung yang berlumuran darah

"Gue tadi habis buang bangkai tikus," jawab Doyoung entah keberapa kali. Yedam teringat sesuatu

"Tadi sore gue lihat lo bawa bangkai tikus. Jadi, mau lo buang?" tanya Yedam memastikan dan Doyoung mengangguk

"Lo makan bangkainya, kan?" Yoshi menatap Doyoung dengan tajam. Kini, Doyoung terkekeh kecil

"Gak mungkin, lah. Lo percaya, kak? Duh, kenapa lo mudah banget dibohongin sih?" Yoshi kesal sekarang. Doyoung kini balik menertawakannya. Yoshi hanya diam sembari menahan semua emosinya

"Gak lucu, Doy!" bentak Yoshi membuat suara tawa Doyoung hilang. Doyoung menatapnya datar. Sungguh, ekspresinya langsung berubah hanya dalam hitungan detik

"Kalau gue bilang, gue yang bunuh tikus itu dan mencicipi sedikit darahnya. Lo percaya?" pertanyaan Doyoung membuat Yoshi diam. Tatapan tajamnya mengarah ke Yoshi. Seringaiannya begitu menyeramkan

Yoshi tidak bisa lagi percaya dengan Doyoung sekarang. Apa maksudnya membohongi dia tadi? Yoshi benar benar marah. Yoshi kira, Doyoung memakan bangkai tikus. Tapi ternyata, hanya tipuan saja

"Kalau gue gak percaya?" ucap Yoshi bertanya balik. Doyoung hanya mengedikkan bahunya acuh

"Lo harus percaya, kak," jawabnya sembari mengeluarkan pisau kecil yang sudah berlumuran darah dan kepala tikus yang sudah ia belah

"Gue yang bunuh tikus ini," jawabnya sembari tersenyum miring

"Darahnya enak lho, kak,"






























































"Apa apaan Doyoung? Dia kira hal itu lucu? Kesal banget gue," gerutu Yoshi sembari berjalan menuju dapur. Dia haus sekali, mungkin juga efek karena mengoceh sedari tadi

Dia membuka kulkas, matanya sibuk mencari sesuatu yang sekiranya bisa ia minum. Tak lama, kedua matanya berbinar menemukan sebotol sirup berwarna merah yang terletak di pintu kulkas

Come to Me - treasure✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz