23 : Persiapan (?)

24.9K 1.7K 98
                                    

Ngeri adalah hal paling wajar jika orang yang menculikmu bersandar di daun pintu, tersenyum sinis memikirkan segala macam cara untuk menyiksamu. Argie bukan pria bertubuh gempal jelek yang menginginkan seorang gadis cantik untuk dijadikan pendamping hidup. Tubuh tegap atletis dengan wajah oval dan bentuk rahang tegas serta terlihat kuat adalah modal tersbesar yang sanggup menjadikan ia pemuda tertampan di masanya. Banyak gadis tergila-gila, tetapi pemuda itu hanya peduli dengan sahabat perempuan yang sudah ia kenal sejak kecil. Wajah serta bentuk tubuh sahabat yang lambat laun menjadi istrinya itu ..., benar-benar mirip Maudy.

Maudy, gadis berambut hitam bergelombang itu tampak ketakutan dibalik punggung adiknya yang terlihat sangat geram. Entah sejak kapan pastinya, melihat penderitaan seseorang menjadi hiburan tersendiri bagi Argie. Yang jelas, sejak kematian istrinya puluhan tahun lalu ia sangat sulit menemukan kegembiraan. Kastil yang dulu setiap hari diselimuti kebahagiaan seperti kehangatan pelangi malam sekarang hanya menyisakan beribu kepahitan dalam hati Argie untuk setiap sudut tanpa kehadiran sosok yang dicinta.

Kenangan-kenangan manis serta buruk sampai yang membuatnya naik pitam--soal kematian istrinya yang dibakar hidup-hidup karena fitnah kejam warga desa--membuat amarahnya meningkat sampai kewaspadaannya turun karena tertelan emosi. Tubuhnya merapat pada daun pintu saat ada kibaran api yang hampir menjilat kalau refleksnya tak cepat. Matanya memandang sebentuk bulatan samar kehitaman di sisi tembok yang hangus terbakar sebelum berbalik menantang Zarra yang terengah-engah.

Jelas saja sekarang Rufina kewalahan, mantra penyegel yang Argie tanamkan di rantai untuk menekan pergerakan gadis itu juga berfungsi menyerap kekuatan. Ia yang berhasil melarikan diri sama saja membuang-buang sisa tenaganya. Singkat kata, selama terantai kekuatan Zarra tersedot perlahan-lahan tanpa disadari.

"Ha!" Argie mendengus geli, berjalan masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu dengan sekali hentakan. "Kau menantangku?" tanyanya dengan senyum sinis.

"Menantang? Kau bercanda?" semangat Rufina terkobar di manik mata meski tubuhnya terlihat kehabisan tenaga. "Aku ingin membunuhmu."

Argie bersiul heboh saking senangnya mendapat mainan. Senyum kepuasan pertanda kebahagiaan terukir jelas, berbanding terbalik dengan matanya yang berkilat penuh kenafsuan untuk membantai Zarra. Dia bergerak mendekat bersamaan dengan Zarra yang menghentakkan kakinya satu kali sampai keluar percikan api yang perlahan menjalar mengelilinginya dan Maudy. Api yang menahan Argie untuk mendekati mereka. Kalau kekuatan Haidar dan Argie bersumber pada kegelapan, Rufina si rambut merah memiliki api sebagai unsur dasar perlindungan diri.

Selain kegelapan dan api, bangsa peri memiliki berbagai sumber kekuatan seperti udara, cahaya, logam, air, tumbuhan, bebatuan, bahkan ada beberapa peri yang bisa mengendalikan hewan-hewan di sekeliling mereka. Sejak lahir, dasar kekuatan mereka terbentuk berdasarkan kekuatan dalam hati mereka. Unsur yang lahir bersama mereka merupakan cerminan jiwa. Sumber kekuatan mereka yang berbeda-beda tidak membatasi bangsa peri untuk menggunakan unsur lainnya sebagai perlindungan diri. Mereka bisa belajar memakai unsur lain, bisa merapal mantra untuk mengeluarkan elemen selain keahlian meski tak sekuat kekuatan jiwa.

“Za-Zarra ...” Maudy merapat pada punggung adiknya yang sudah basah oleh keringat, tetapi matanya tak lepas memandangi api yang menjilat keluar.

“Nggak apa, kak, tenang,” bisik Rufina menenangkan.

Maudy belum pernah melihat api melingkari manusia selain di film yang ditontonnya di tv atau dvd pinjaman. Rambut merah Zarra juga terlihat asli tidak seperti wig, lembut ketika disentuh dan tidak kasar seperti rambut rusak yang diwarnai cat murahan, bahkan tatto silver di sekeliling tubuhnya yang bersinar, api yang tiba-tiba keluar dari lingkaran sihir di telapak tangannya ..., semua hal tentang Zarra membuatnya terpana sekaligus penasaran.

FL • 2 [Armonía]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang