H-1

543 75 6
                                    

Pagi ini ada yang beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini ada yang beda. Apa hayo yang beda? Ya, benar. Satu tambah satu sama dengan dua. Bukan, bukan itu.

"Pagii! Kok masih pada belum berangkat?" tanya Sasa yang biasanya selalu dapet jadwal kuliah siang ketika mendapati teman-teman housemates-nya masih asik rebahan di depan televisi.

Ajun yang pada dasarnya memang perhatian menoleh dan tersenyum ketika mendapati Sasa berdiri disekitar tangga. "Pagi juga Sa," balasnya.

"Kalian gak kuliah?"

"Hari ini libur Saa," jawab Mona sambil nyemil makaroni kering yang ada di dalam toples kaca.

Sasa mengangguk mengerti. Kakinya kemudian melangkah menuju dapur, namun belum juga ia sampai netranya sudah disapa Jesa yang baru keluar dari dapur dengan rambut pendeknya yang diikat asal kebelakang.

"Pagi Sa, kalau laper masih ada nasi goreng tuh."

Sasa langsung tersenyum, peka banget emang perempuan yang satu itu. Tau aja kalau dia lagi laper. Ketika Sasa pergi menuju dapur, Jesa yang daritadi sibuk mondar-mandir akhirnya berhenti di depan televisi. Ikut leha-leha bareng Haru, Ajun, sama Mona.

Baru aja duduk, tiba-tiba lengan kaosnya udah ditarik-tarik sama Mona yang lagi rebahan di sampingnya. "Sa, Esa. Nasi gorengnya masih ada gak?"

Jesa ngangkat satu alisnya. "Masih, kalau enggak mah gak bakal gue tawarin Sasa," balas Jesa bingung.

"Ih, bukan gitu!" cibir Mona merajuk.

Di tengah keributan yang baru pembukaan itu, pintu kamar Ranu terbuka menampilkan penampilannya yang seperti baru bangun. Padahal dia udah bangun sejak beberapa jam yang lalu, bahkan sudah menyantap nasi goreng.

Buktinya sekarang ia sedang menuju ke dapur untuk menaruh piring bekas makan nasi gorengnya.

"Eh, besok puasa ya?" tanya Haru tiba-tiba. Lelaki yang daritadi main handphone dengan tenang itu tiba-tiba bangun. Semuanya langsung ngelirik ke arah Haru. Termasuk Sasa yang baru mengambil tempat duduk di samping mona dengan nasi gorengnya.

"Ih, iya ya. Gak kerasa cepet banget masa puasaaa," ucap Mona sambil peregangan, pegel abisnya rebahan mulu.

Jesa yang biasanya bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan seluru penghuni rumah alias ibu gak sedarah itu akhirnya nanya pertanyaan yang biasanya diajukan oleh setiap ibu rumah tangga setiap puasa mulai.

"Mau sahur apa besok?" tanyanya.

"Ayam kecap," jawab Ranu yang tiba-tiba ikut nimbrung. Lelaki itu berdiri di belakang sofa yang diduduki Haru sambil sesekali meneguk air di dalam gelasnya.

Mona yang hampir disuapin nasi goreng punya Sasa langsung nengok. "Ih, ayam kecap lagi masa. Kan kemaren udahh!" protesnya sebelum Sasa menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

Ranu melirik Mona tak tertarik. "Ya terus?"

"Ya-"

"Kunyah dulu heh!" seru Jesa sebelum Mona memuncratkan isi makanan di dalam mulutnya. Yang dimarahi cemberut, tapi tak ayal mengunyah makanannya dalam diam.

"Teriyakiteriyakiteriyakiteriyaki," ujar Haru semangat. "Esaaa, mau makan teriyakiii," pintanya sambil menarik-narik lengan kaos Jesa yang duduk dibawah.

Yang kaosnya ditarik menatap tajam haru dan menarik lengannya. "Haru ih! Kaos gue kedodoran nanti!" serunya galak.

"Aaaaaaa tapi mau teriyakii!" teriak Haru sambil menabrakkan punggungnya ke badan sofa. "Aw, sakit ...," gumamnya menyesali perbuatannya beberapa detik yang lalu.

Jesa menghela nafas kasar, "mendingan pesen aja deh kalo mau makan teriyaki. Gak usah kebanyakan gaya!"

Mata yang Haru langsung berbinar, "berarti makan siang hari ini teriyaki ya? Ya? Ya? Ya?" Pertanyaan dengan intonasi nada yanh tinggi diakhir itu membuat Jesa mengerutkan dahinya kesal.

"Iya, iya. Dasar berisik," ucap Jesa final.

Bertepatan dengan Jesa yang mengatakan hal itu, terdengar suara pagar rumah mereka yang terbuka. "Zidan ya?" tanya Mona yang diangguki oleh Ajun.

Tak lama kemudian Zidan dengan topi warna putihnya muncul di hadapan mereka. "Kenapa?" tanyanya ketika menyadari kehadirannya ditatap enam pasang mata. Sangat mengganggu.

"Lo mau sahur pake apa besok?" tanya Ajun membuka suara.

Zidan mendelik. "Besok udah puasa ya?" gumamnya mengajukan pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya. Sementara lelaki itu berpikir dengan otaknya, keenam orang lainnya menunggu jawaban yaag akan ia lontarkan.

"Gue apa aja yang penting ada nasinya," jawab Zidan setelahnya.

Lalu terdengar suara kekecewaan dari Mona dan Ranu yang pergi dari area ruang kumpul. Zidan yang gak tau apa-apa sih gak peduli, ia malah dengan tidak acuh dengan apa yang terjadi seletahnya dan malah menuju kamarnya sendiri.

Berbeda dengan Mona dan Ranu kecewa, Sasa dan Ajun yang gak begitu peduli, dan Haru yang permintaannya akan dikabulkan sesegera mungkin. Jesa lah yang paling senang, memang bertanya ke Zidan tuh gak pernah salah.

Kalau kaya gini kan dia jadi gak perlu susah-susah masak ayam kecap atau sesuatu yang Mona mau-apalah itu, ia belum sempat mengatakannya.

Jesa dengan senyum puas yang tertera di bibirnya bangkit dari duduknya, "oke besok sahurnya apa aja yang penting ada nasinya ya."

"Iyaaaa," jawab Mona gak iklhas.

"Esa, Esa! Tapi makan siang hari ini tetep teriyaki kan?" tanya Haru dengan penuh bling bling di matanya. Plis deh, dia itu bm banget pengen makan makanan jejepangan.

Jesa yang lagi jalan ke tangga buat beresin cuciannya menatap Haru sekilas sebelum mengangguk. "Iya, nanti delivery aja."

"YESS!!" Langsung deh Si Cimol dikasih nyawa meledak-ledak bahagia. "Ini sih rejeki anak baik fix, fix banget," ucapnya sambil menyugar sok ganteng.

"Haruuu! Jangan lupa katanya lo mau cuci mobil hari ini? Besok udah puasa loh!"

Gak jadi, rejeki anak baik deng. Setengah aja rejekinya. Masalahnya ini suruhan Jesa Si Freak kebersihan, gak bisa diganggu gugat.

Mona yang tadinya udah sebel sama Haru yang sok-sokan, jadi menahan tawanya. Senang dengan penderitaan Sang Pemuda dengan pipi yang hampir luber tersebut.

"Mampus wle," ejek Mona. "Selamat nyuci mobil Haru Senoyasa~ Gue sih mau bobo canci dulu di hari libur yang indah ini~"

Haduh, kalo aja Mona bukan cewe tapi ayam. Udah dijadiin sate sama Si Haru.

FASTING '96 || TWICETEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang