#1 Our Secret

5 0 0
                                    

1 Tahun yang lalu, kala itu aku adalah murid tahun pertama di SMA Yongsan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1 Tahun yang lalu, kala itu aku adalah murid tahun pertama di SMA Yongsan. Sebuah sekolah di Seoul yang benar-benar aku impikan untuk kumasuki. Dan tentu saja aku melompat kegirangan begitu melihat namaku tertera di deretan nama siswa yang lolos masuk sekolah itu.

Hari pertama yang sangat menegangkan. Dengan pakaian seragam yang super rapi, blouse bersih tanpa noda dan dasi pita yang terikat cantik di leher, aku memasuki pintu masuk sekolah.

Ketika melewati koridor, aku berpapasan dengan seorang guru. Guru muda dengan perawakan yang proporsional. Rambut rapi, serapi seragam guru yang dikenakannya. Kacamatanya pun bertengger di hidungnya, menambah kewibawaan dalam dirinya.

Tidak pernah kulihat sosok yang seindah ini sebelumnya. Pandanganku tak dapat terlepas darinya yang terlihat menawan. Tak kusadari, manik mataku mengikuti kemana sosok itu berjalan. Tentu saja, pria itu menyadariku yang perhatiannya tersita olehnya. Ia menghentikan langkahnya di depanku, membuat dadaku berdegup sangat kencang.

Ia tersenyum ke arahku. Senyum yang hangat. Senyum tenang yang membuat hatiku terenyuh dibuatnya.

***

Aku memasuki ruangan kelasku. Ruangan kelas lusuh, yang sesungguhnya sudah muak kulihat. Kalau bisa, aku ingin pergi dari kelas ini. Sekolah ini.

Sudah dua tahun sejak aku menginjakkan kakiku pertama kali di sekolah ini. SMA Yongsan. Tak pernah kusangka, sekolah yang kuidam-idamkan sejak SMP ini menjadi tempat yang memuakkan sekarang.

Saking memuakkannya, aku bahkan dapat mendengar orang-orang di kelas ini sedang berbisik-bisik. Membicarakan tentangku—tentu saja. Rasanya kepalaku mau pecah, atau kubanting saja meja ini di depan mereka, setidaknya agar mereka berhenti membicarakanku.

Sayangnya, aku tak ada nyali untuk itu. Kuurungkan pikiran burukku, dan memilih tenggelam dalam lamunan.

Aku memejamkan mataku. Berharap, aku melayang-layang dalam lamunan, kemudian pergi ke dunia paralel dimana semuanya berjalan baik-baik saja. Tempat dimana aku melupakan kenyataan, tempat dimana aku melupakan bahwa aku baru saja keluar dari ruang rapat guru beberapa menit yang lalu.

Ya, aku baru saja meninggalkan ruang rapat guru.

Aku baru saja disidang, berkumpul bersama para guru. Hanya aku yang murid disana. Tatapan para guru sangat tajam, seakan menghunus dan membunuhku perlahan. Keringat dingin mengucur, dan ketegangan tak dapat kuelakan.

Tak hanya aku yang mengucurkan keringat dingin, tapi ada salah satu guru muda juga tampak kalut dalam ketakutan. Guru pria yang berpakaian sangat rapi, dengan kacamata yang membuatnya tampak berwibawa. Tapi kali ini, wibawanya luntur karena air mukanya yang kalut.

Yongsan Love StoryWhere stories live. Discover now