MARK: 16

17.8K 1.8K 29
                                    

"Apa yang akan kau lakukan pada mereka?"

"Entahlah. Tidak ada yang salah dengan mereka yang saling mencintai, tapi mengingat statusnya tentu itu adalah sebuah masalah."

"Kumohon yang mulia, jangan berikan hukuman yang terlalu berat untuk mereka."

Raja Mark tersenyum lembut mendengar perkataan salah satu ratunya itu. Ia hanya akan berusaha mencari hukuman yang adil untuk mereka semua.

"Kau juga bisa melakukannya. Carilah kebahagiaanmu dan beritahu padaku. Aku akan melepaskanmu dan kau bisa mengejar kebahagiaanmu itu."

"Terimakasih, terimakasih kak..."

Raja Mark membalas pelukan itu. Ia mengelus lembut punggung pria manis yang ada di hadapannya.

Sungguh, ia hanya ingin yang terbaik untuk seluruh rakyat juga keluarganya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ratu Haechan, ayo jawab aku."

"Ini alergi saja Renjun."

"Tidak mungkin, aku pernah melihat itu sebelumnya."

Haechan kesal, atau lebih tepatnya panik. Ia sedang mengenakan baju santai saat tiba-tiba ratu Renjun datang ke kamarnya bersama pangeran Jungwon.

Dan sayangnya tanda-tanda yang berada di tubuhnya belum hilang. Tanda itu cukup pekat, tidak mungkin hilang hanya dalam sehari.

Ia juga lupa bahwa ratu Renjun sudah pernah menikah sebelumnya, ia jelas tau apa yang menyebabkan bercak seperti itu.

"Ini benar-benar hanya alergi, jangan berpikiran yang tidak-tidak."

"Aku tidak berpikiran yang tidak-tidak, kenapa kau berpikir aku memikirkan itu??"

"Ya tidak begitu maksudku!"

Melihat wajah panik Haechan ia tertawa keras. Sangat keras malah. Bahkan Jungwon dan Haechan menatap aneh kearah ratu Renjun.

Ia tertawa sampai mengeluarkan air mata.

"Sepertinya aku harus membagikan manisan ke seluruh penghuni istana."

"Kau berlebihan!"

"Jadi kau dan yang mulia benar-benar melakukannya? Bagaimana bisa? Maksudku, bahkan terakhir kali ku lihat kalian masih tidak bertegur sapa."

"Tidak tau, tiba-tiba saja terjadi."

Lagi, ratu Renjun kembali tertawa. Ia tertawa tapi tetap membantu pangeran Jungwon pindah ke pangkuan Haechan. Haechan mengelus lembut kepala pangeran kecil itu. Ia sedih, anak ini tadinya sangat riang sekarang justru menjadi sangat pendiam.

MARK✓Where stories live. Discover now