65. Problem Solving

Start from the beginning
                                        

Jaehyuk sih mau - mau aja, lumayan bisa nonton gratis tanpa pungut biaya.
"Ikut aja Liv, siapa tau saat di bioskop ada hantu yang ikut nonton juga."

"Oke, gue mau. Siapa tau aja bisa akrab sama setan di mallnya Chenle"

Mereka berdua demam banget berburu hantu, Hyunjin yang merinding lihat hobby aneh keduanya.

"Kalo gitu kalian siap - siap, kita tunggu depan asrama" Kata Minju, yang diangguki oleh mereka.

Sementara Jaehyuk dan Olivia bersiap - siap, Hyunjin dan Minju pergi kedepan asrama.

"Mereka aneh banget, masa setan mau dijadiin teman"

Minju tertawa mendengar ucapan Hyunjin. "Bagi seorang indigo, gak ada seram - seramnya. Gue senang Olivia bisa punya teman yang satu visi sama dia, Jaehyuk harus diberi jempol karena usahanya deketin Olivia gak sia - sia"

"Si Jaehyuk kok mau deket sama Olivia? Gak takut apa, si Oliv kan mukanya murung mulu sama tanpa ekspresi kenapa mau bergaul sama tuh anak"

Hyunjin mulai lagi menjulid, Minju malas ladenin.
"Kan gue bilang Jaehyuk mau deketin Olivia karena tau Olivia bisa lihat hantu juga sama kayak dia, makanya mau temenan. Coba kalo lo jadi Jaehyuk terus tau ada orang punya hobby sama seperti lo, pasti lo mau deketin dia biar bisa temenan kan"

"Iya juga sih, hehe"


.

.

.


Kejadian semalam membuat Yiren takut sendirian. Ia ingin keluar, tapi badannya masih sakit.

Ningning melirik Yiren yang sedang baring sambil mejamin matanya.

"Yiren, lo tidur? "

Tidak ada jawaban. Yiren pasti masih marah, pikir Ningning.

"Gue tinggal bentar ya Ren, lo gak papa ditinggal sendiri? "

"Emang gue anak kecil apa, kalo mau pergi ya pergi aja"

Sebenarnya Yiren tidak bermaksud ngomong seperti itu ke Ningning, tapi mulutnya susah diajak kompromi.

"Terserah" Ningning keluar dari kamar sambil menutup pintu dengan keras.
Yiren tau ia salah, tapi mulutnya yang lebih salah karena ngeluarin kata yang memancing keributan.

Yiren memutuskan untuk tidur saja untuk hilangin rasa bosan serta takutnya.
Tapi Yiren sudah tidur sepanjang hari, dia bosan dikamar mulu.

Terdengar pintu dibuka secara perlahan - lahan, Yiren yang masih mejamin matanya berfikir yang datang itu Ningning yang mungkin kelupaan sesuatu.

Tidak ada suara, hanya suara langkah kaki yang seperti mengendap - endap.
Perasaan Yiren jadi tidak enak, ini gak mungkin Ningning. Kalo Ningning pasti gak mungkin jalannya pelan, dia kan anaknya rusuh sama rempong.

Saat Yiren mencoba membuka matanya, tiba - tiba sebuah bantal menutupi dan menekan wajahnya, tidak hanya itu lehernya tiba - tiba dicekik.

"Akhhh to-tolong!! "

Suara Yiren tertelan karena orang itu semakin kuat menekan bantal yang menutupi wajah Yiren, begitupun dengan leher Yiren yang semakin dicekik. Yiren tidak bisa memberontak, kondisi badannya lemah saat ini.

"Tolongg!! Lo si-siapa hahhhh?!! "
Yiren mulai kehabisan nafas, suaranya mulai melemah.
Orang ini sebenarnya siapa, ia pengen banget lihat Yiren mati. Apa orang ini orang yang sama?

Yiren berharap ada seseorang yang datang dan menyelamatkan nya sebelum ia kehabisan nafas dan mati.

Dan sepertinya harapan Yiren cepat terkabul, pintu dibuka oleh seseorang dan betapa terkejutnya ia melihat ada orang yang mencoba membunuh Yiren.

Error Class!Where stories live. Discover now