5 : "A Villainess: An End For Atanasia?"

Start from the beginning
                                    

Mereka bertabrakan.

"Maaf."

"Tidak apa-apa. Apa kamu baik-baik saja?"

"Ya, bagaimana dengan mu?"

"Saya tidak apa-apa nama saya Livia. Maaf menabrak nona."

"Oh, saya Athanasia. Panggil saja Athy."

Singkatnya, mereka mulai mengobrol dan menjadi teman dekat.

Setelah 2 hari..

"Athy!! Kamu kesini lagi!!? Selamat pagii!"

"Pagi, Liv."

"Athy kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat dan kau terlihat lelah. Aku khawatir..."

"Eh..aku tidak apa-apa kok, Liv. Sepertinya agak tidak enak badan saja. Nanti sembuh kok.."

Mereka melanjutkan pembicaraan.

Setiap mereka bertemu, Liv akan memberikan Athy barang seperti kalung, gelang, bando dan kali ini... sapu tangan.

Athanasia walau tidak enak, tetap menerima nya.

Athy juga memberikan barang seperti boneka kecil, liontin dan pensil imut sebagai gantinya.

Walau aneh juga sih.

_____

Keadaan Athy semakin memburuk.

Sudah seminggu berlalu.

"Athy, tidur yang nyenyak ya, sayang."

"Iya mah. Selamat malam."

Diana meninggalkan Athy sendiri.

Athanasia tidak bisa tidur.

Tok tok..

Suara ketuka berasal dari jendela.

Itu adalah Liv.

"Malam, Athy.."

"M-Malam..Liv..kenapa kau kesini??"

kenapa kau kesini??"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak, kok. Cuma mau menengok mu saja. Nih bunga mawar dari ku..biar kamu cepat sembuh ya."

"Iya, makasih.."

Athanasia tiba-tiba mengantuk.

Pandangan nya memudar....

'Apa yang terjadi....'

'Kenapa gelap...'

'Mama..papa..Lucas..Liv??'

Liv mengeluarkan sihir.

Leher Athanasia rasanya seperti tercekik...

"U-Ughhh....Liv....l-lepas.."

Kata nya setengah sadar..

"Completed: From Suddenly I Became A Princess"Where stories live. Discover now