Happy reading><
Hujan masih saja turun membasahi bumi, membuat suasana malam terasa mencekam. Di rumah yang terbilang cukup besar, tinggallah seorang gadis yang telah beranjak dewasa.
"Hufft, kapan sih hujannya berhenti?" gumam gadis tersebut. Ia berdiri menghadap ke jendela kamarnya sambil menatap butiran air hujan yang menghantam tanah.
Daisy Arabella, nama yang indah untuk seorang gadis manis bertubuh kecil tersebut. Malam ini ia tinggal sendiri karena kedua orang tuanya sedang ada tugas di luar kota.
Gadis itu menutup gorden kamarnya, sudah terlalu lama ia berdiri memandangi suasana di luar rumah hingga ia mulai merasa cuacanya mulai dingin. Ara memilih membaringkan tubuh kecilnya itu ke kasur empuknya. Ia memandangi langit kamarnya.
"Bunda sama ayah kapan pulang, sepi banget kalau di tinggal gini," Ara bergerutu. Ia benci ditinggal sendiri.
Ara menengok ke arah nakas yang berada di samping kasurnya, ia mengambil ponselnya yang sengaja ia taruh di atas nakas berwarna putih tersebut. Ia berniat untuk menelepon sang ibu.
Tutt ... tutt ...
Suara sambungan telepon terus berbunyi, namun yang di telepon tidak ada tanda-tanda akan menerima teleponnya. Hingga suara operator terdengar.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang sibuk."
Ia terus mengulangi namun tetap sang ibu tidak mengangkat teleponnya. Ara mulai kesal dan melempar ponselnya ke sembarang arah. Ara melihat jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Sudah terlalu malam, ara memilih tidur dan tidak lupa membaca doa.
___________
Jangan lupa di vota ya teman-teman. Jangan jadi siders loh.
Daisy Arabella👆
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny || Jay
FanfictionPermainan takdir tidak pernah mampu kita tebak. Tuhan telah mengaturnya sebaik mungkin. "Wajar ga sih kalo gue nyalahin takdir atas kejadian ini?" tanya Ara dengan air mata yang terus membasahi pipi mulusnya. "Kita gaboleh nyalahin takdir. Tuhan ta...