Penyelesaian

865 37 13
                                    

DARK EYES

BAB II                    

Penyelesaian

"Aku akan kembali besok,"

"Bila besok kamu tak berhasil mengeluarkan jiwa yang tersesat  dalam tubuhmu, aku akan membunuhmu."

"Dosamu adalah kemalasan,ingat itu."

Hanya kata-kata itu yang selalu terbenak dalam ingatanku saat ini. Semenjak kejadian yang terjadi kemarin, aku selalu memikirkan hal itu.

Aku sungguh tidak mengerti dengan ucapannya yang tak masuk akal itu. Terlebih lagi dia menyebut dirinya iblis. Aku sangat terpukul mengingat kenyataan aneh ini.

"Dosaku.." gumamku.

"Wataku.." panggil seseorang ditengah kebingungan yang sedang melandaku.

Dalam keadaan heningku, samar-samar  terdengar suara seseorang memanggilku. Suara itu sangat lembut dan juga merdu. Suaranya sangat halus, seperti alunan paduan suara Profesional.

Namun sepertinya suara itu tak asing ditelingaku.

"Hei, Wataku.." panggilnya.

Suara lembut itu terus memanggil dalam keadaanku yang tak berujung. Walaupun begitu, aku tetap mengabaikannya.

Tetapisemakin aku mengabaikannya, suara itu semakin terdengar jelas. Lalu pada akhirnya, sampailah dimana suara itu menjadi sangat kencang.

"Watakuuu!!" teriaknya.

Teriakannya sungguh kencang, sangat keras.. sampai-sampai membangunkan semua lamunanku.

"Uwaah!" pekikku terkejut.

Aku sangat terkejut, sampai-sampai aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku hanya berteriak, tertahan kecil ditengah keadaan itu.

Namun semua itu tak membuatku lantas diam saja.Setelah berhasil menenangkan diri sejenak dari keterkejutanku, aku berbicara kepadanya..

"Kamu mengagetkanku, Yuri!" ucapku kesal.

Ternyata suara yang tak asing itu adalah Yuri. Sejak tadi Yuri terus memanggilku, namun aku mengabaikannya. Itulah yang membuatnya naik pitam dan berteriak sangat keras.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" katanya sambil tersenyum.

"Tidak ada," jawabku.

"Sepertinya kamu sedang menghadapi suatu masalah?" tanyanya, "kamu tak ingin bercerita?"

Dengan senyum dan raut wajahnya yang ceria, Yuri bertanya kepadaku. Yuri bertanya seakan-akan ia tahu dan prihatin pada keadaanku.

Memang, semenjak kemarin aku terus memikirkan perkataan wanita misterius itu. Seharian ini pun aku tak melakukan kegiatan apa-apa seperti membaca manga misalnya.

Aku hanya termangu ditempat duduk sambil memikirkan perkataannya itu.

"Sungguh, tidak ada apa-apa," jawabku dengan tersenyum.

Aku berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat normal dimatanya. Membuat ekspresi seolah tak terjadi apa-apa denganku. Sebab, Yuri akan bertanya banyak hal jika aku menceritakan sesuatu.

Terlebih lagi, setelah mengetahuinya, Yuri tak akan tinggal diam. Pastinya ia ingin ikut memainkan peran didalam cerita itu.

Sungguh wanita yang cukup merepotkan.

Dark Eyes - The Beginning of EvilUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum