Mahkota Wanita: Awal kejadian

566 32 16
                                    

Berdiam lah, melihat semesta yang indah. Dunia kejam, jika kita lemah maka orang akan berbuat sesuka hati nya, dan jika kita marah maka kita akan dijauhi.

Alana berdiri dengan badan yang kaku, wajah nya menguarkan air mata yang jatuh membasahi pipi sang gadis. Baju nya sudah berserakan, badan nya yang banyak terdapat memar membuat sang gadis meringis kesakitan.

"Gezo sialan." Alana menangis sejadi-jadinya, melihat pacar nya Gezo memperkosa dirinya. Bukan pacar, Gezo seorang manusia yang tidak beradap.

Alana mengambil pakaian nya yang sudah berhamburan di gedung yang sudah tidak terpakai lagi, Alana pergi keluar dengan jalan yang tertatih.

Pasang mata melihat Alana, memandang curiga kepada sang gadis. Sedangkan Alana, gadis tersebut menutup wajah nya dengan rambut panjang nan hitam nya. Alana tidak menghiraukan pasang mata yang menatap nya, yang terpenting sekarang ia harus pulang, Alana akan mem-penjarakan Gezo, pria yang sudah merebut mahkota nya yang berharga.

Tapi, Alana terlalu berharap kepada keluarga nya. Nyatanya, Bisma Sriwijaya malah mengurung Alana dilantai bawah tanah.

Alana menangis sejadi-jadinya, meneriaki nama ayah dan ibunya, bahkan Alana mengancam akan bunuh diri. Tapi, seperti tidak terlalu penting, Alana hanya dibiarkan di lorong bawah tanah.

Dengan keadaan yang gelap, dan sunyi membuat Alana menjadi sangat ketakutan. Alana terus mengingat kejadian saat malam tersebut, malam yang membuat trauma mendalam bagi Alana.

Alana mendudukkan bokong nya di pasir, melihat sekitar yang hanya diterangi oleh lampu yang berkedap-kedip.

"T-tolong," Alana menangis sejadi-jadinya, wajahnya berada di kedua lutut, berharap Alana bisa bertenang dan mencoba untuk menenangkan diri.

"A-aku takut." Alana, gadis yang berumur tujuh belas tahun tersebut menangis dalam keadaan yang terlihat menyedihkan. Dan keadaan yang membuat Alana menjadi seorang yang menderita penyakit psikologi.

Keadaan demi keadaan dilalui, dan Alana semakin menggila. Alana, gadis yang sering dijuluki anak indigo, anak yang memiliki kekuatan supranatural untuk melihat makhluk halus. Tapi gadis tersebut hanyalah gadis biasa yang menderita. Gadis yang memiliki penyakit jiwa, gadis yang memliki trauma psikologis.

Dan setiap pagi, keluarga Sriwijaya selalu diiringi suara dentingan sendok, tidak ada yang berbuka suara. Sedangkan Alana hanya bisa merubah raut wajahnya, Alana yang tiba-tiba tertawa kini menangis, membuat keluarga Sriwijaya melihat Alana dengan tatapan tajam dan terheran.

"Sialan... Bajingan." Alana melihat ayah nya dan bergantian melihat ibunya, Alana bangkit dari duduknya. Air matanya diusap-kan dengan kasar, Alana pergi dari meja makan keluarga Sriwijaya.

Alana menutup wajah nya dengan rambut hitam nya, dengan jalan yang ditundukkan membuat Alana seperti anak indigo. Bahkan seperti sekarang ini, Alana tiba-tiba marah dan mencampakkan handphone nya membuat teman sebangku nya ketakutan. Sekelas Alana sudah terbiasa melihat pemandangan tersebut, mereka berfikir Alana sedang diganggu oleh salah satu makhluk tak kasat mata.

Tapi, tidak ada yang tahu betapa parahnya psikologi Alana. Alana, gadis yang selalu sendirian dan sering merubah ekspresi nya, gadis yang memiliki trauma yang sangat mendalam. Mungkin ini bukan salah Alana, Alana hanya gadis berumur tujuh belas tahun.

Saat dikamar Alana menangis sejadi-jadinya, Alana sering berhalusinasi. Halusinasi yang membuat dirinya membuat ekspresi secara tiba-tiba. Penyakit psikologi yang membuat Alana dianggap gila dan ada yang menganggap dirinya seorang indigo.

Dan sekarang ini, acara Sriwijaya. Acara tahunan keluarga Sriwijaya, dan Alana hanya dikurung dikamar nya. Takut, Alana akan menghancurkan reputasi keluarga.

Alana yang melihat abang nya yang selalu diperlakukan berbeda membuat dirinya cemburu. Arya Bima Sriwijaya, abang kandung Alana, Alana dan Arya hanya beda empat tahun, tapi Alana dan Arya tidak terlalu akrab. Arya selalu dimanjakan oleh kedua Orangtuanya, dan Alana hanya menjadi perantara abang nya agar mewariskan perusahaan Sriwijaya. Perusahaan turun temurun diantara keluarga besar Sriwijaya.

Alana melihat jendela kamar nya yang berada di lantai dua, melihat taman rumahnya yang dilalui banyak orang. Bercengkrama, dan tersenyum kepada partner nya, mungkin sebagain orang berfikir bahwa orang kaya, hidupnya pasti sempurna. Tapi, konglomerat memakai topeng, topeng yang berbeda saat kamu melihat sifat asli mereka. Tamak, ingin menjadi nomor satu, menjerumuskan perusahaan lain, dan semua itu telah dilalui orang tuaku.

Mungkin, orangtuaku selalu bermesraan dan dianggap pasangan sempurna, tapi orangtuaku tidak lah seperti yang dilihat. Ayah dan ibuku hanyalah seseorang bekas perjodohan dan tidak saling mencintai.

Alana melihat arah kolam renang dekat taman, banyak pasangan yang sedang melihat pemandangan malam hari, sejuk dan membuat suasana menjadi tenang.

"Menjijikan," Alana melihat abangnya yang sedang bersama temannya, tersenyum dan sangat terlihat bahagia. Abang yang sangat dibenci Alana.

Alana tertawa miris, mengambil kayu dan batu dikamarnya, kamar yang sudah usang. Alana sering menyimpan beberapa batu dan kayu, ntah kenapa perasaan Alana suatu saat pasti dirinya membutuhkannya, seperti sekarang ini.

Alana melihat kedua orangtuanya yang sedang menyapa para tamu, dan acara utama dari perusaan ini dimulai. Dan kegilaan Alana dimulai detik ini.

Alana memukul kaca jendelanya, kaca jendela yang besar dan tipis, dan serpihan kaca yang jatuh terkena orang yang sedang dibawah.

Para tamu Menjerit dan berhamburan berlari kesana-kemari, Alana mencampakkan semua batu yang ada didekatnya, sedangkan Arya langsung berlari, Alana tahu kemana Arya akan berlari, ke kamarnya. Dan Alana akan dikurung diruang bawah tanah, ruang yang menyimpan trauma mendalam bagi Alana.

Alana tersenyum remeh, dan Alana menjatuhkan dirinya, membunuh dirinya sendiri. Darah bercucuran, dan wajah Alana tersenyum bahagia.

***

Mahkota WanitaWhere stories live. Discover now