chapter 1

31 7 3
                                    

  Hujan deras mengguyur hampir sebagian penjuru kota jakarta pagi ini,hampir semua orang yang memiliki rutinitas pagi tak urung merasa jengkel,bagaimana tidak dipagi hari dengan cuaca enak untuk dipakain bermalas-malasan seperti ini mereka di haruskan untuk melakukan rutinitas yang mau tak mau mereka lakukan agar dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

  tak hanya itu saja,bagi mahasiswa juga hujan di pagi hari manakala membuat sebagian pelajar merasa malas untuk kesekolah maupun ke kampus tempat mereka menimba ilmu,

  tapi berbeda dengan gadis berambut sebahu dengan lesung pipi yang menambah keindahan wajahnya,ditambah tubuh langsingnya yang kini di balut celana jeans panjang dan kaus putih polos dipadukan dengan kemeja falnel berwarna navy yang kancingnya dibiarkan terbuka begitu saja menambah kesan tomboy pada diri gadis itu,tak mau ketinggalan seneaker putih kini juga menghiasi kaki mulus miliknya semakin membuatnya terlihat lebih menarik.

  Keluar dari kamar dengan tas ransel bertengger di bahunya gadis itu menuruni anak tangga satu persatu dan menjadikannya pusat perhatian dua orang yang sedari tadi menunggunya di meja makan..

"pagi ma,pa"ucap wanny sambil mencium pipi ibu dan ayahnya,dan di balas senyuman hangat wanita paruh baya yang kini usianya telah menginjak kepala empat tapi tak mengurangi sedikit pun kecantikan di wajahnya

  "pagi sayang"ucap sania ibu wanny,dan deheman singakt darell ayahnya.

sania yang mendengar deheman suaminya atas balasan ucapan selamat pagi putri semata wayangnya itu hanya menggelengkan kepala,bagimana tidak sifat dingin dan cuek yang di miliki suaminya itu terkadang membuatnya jengkel,

sifat cuek dan dinginnya itu kini menurun kepada putri semata wayangnya itu,terkadang sania hanya bisa pasrah bahkan ketika mereka menghabiskan waktu bertiga saat weekand hanya dirinya lah yang paling banyak bicara yang kadang hanya di balas anggukan bahkan deheman saja dari keduanya.bener-benar menjengkel kan bukan?.

"aku gk bawa mobil ya ma,di anter supir aja,nanti pulangnya naik bus,males nyetir pagi ini" wanny berucap kepada ibunya sambil memasukkan potongan roti kemulutnya,

"kamu berangkat sama papa,tidak ada penolakan" ucap darell tanpa melihat ke arah putrinya,yang dibalas dengusan sang anak.
 
"gak usah deh pa,males akutuh entar kalok ditanyak-tanyak temen apalagi entar papa pake drama-drama segala lagi anterin aku sampek masuk ke gerbang kampus buat ribet pa,aku berangkat sendiri aja"ucap wanny yang kini kehilangan selera makannya akibat ucapan sang ayah,

bagaimana tidak,jika ayahnya sudah bertitah apapun tak dapat di bantah,membuat wanny kadang jengkel melihatnya."apa salahnya dengan mengantar anak sendiri dan memastikan ia masuk kekampus dengan selamat?

"kamu malu punya orang tua seperti papa?" ucap darell yang saat ini menatap putri nya itu dengan pandangan datar

sania yang sedari tadi hanya menjadi pendengar perackapan ayah dan anak itu kini mengelus lengan suaminya agar berhenti mengatakan omong kosong yang membuat putrinya merasa tak nyaman.

wanny yang kini menghentikan aktivitas makannya, membalas pandangan sang ayah sejenak dengan pandangan tak kala datar dari sang ayah menghela nafas malas wanny berucap

"pa,kita udah bahas ini kan?,wanny gak akan bisa tenang belajar di kampus kalau banyak orang yang tau kalau wanny anak papa,wanny gak malu jadi anak papa,bahkan wanny bangga jadi bagian dari kalian,tapi papa pasti tau seperti apa lingkungan yang wanny hadapi kan pa?" ucap wanny yg kini merubah pandangan sendu ke arah sang ayah,

sangat jarang ada pertemana yang tulus tanpa ada embel-embel apapun di dalamnya,dan tidak semua orang beruntung mendapatkan teman yang benar-benar bisa memahami tanpa maksud dan tujuan lain,saat ini,hal itu yang wanny rasakan.

BERTAHAPМесто, где живут истории. Откройте их для себя