#18 Mungkin Cemburu

130 18 1
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Setelah acara menguping tak sengaja tadi siang Koeun dan Yuqi memilih balik arah dan batal menemui Yena.

Sehingga mau tak mau Koeun harus membuat janji ulang dengan cewek itu.

Sebenarnya Koeun sendiri tak begitu mengerti kenapa ia ikut-ikutan Yuqi yang katanya mendadak mules dan cabut dari depan kelas Yena.

Dan Koeun semakin tidak mengerti kenapa obrolan Yena tadi jadi beban pikirannya.

Ini bukan kali pertama ia mendengar seseorang menyukai Mark.

Koeun sudah sering mendengarnya dari jaman SMP malah.

Tapi entah kenapa rasanya beda aja waktu tau Yena yang menyukainya, walaupun fakta tersebut belum tentu kebenarannya.

Apa mungkin karena dia lagi konflik sama Yena kali ya?

Koeun masih tenggelam dalam pikirannya saat ibunya menepuk pelan bahunya membuat cewek itu kembali tersadar dan langsung memasang senyum begitu melihat ayah Yena datang.

Ini alasan Koeun tidak bisa menemui Yena sepulang sekolah. Ia diajak ibunya menemui ayah Yena yang katanya calon ayah barunya.

"Maaf telat, tadi jalanan macet banget."

"Iya nggak apa-apa mas, kita juga baru dateng," jawab ibu Koeun.

Dalam hati Koeun mendumel. Apanya yang baru dateng. Orang kita udah dari tadi di sini!

"Koeun apa kabar? baru pulang dari sekolah ya?" tanya ayahnya Yena basa basi.

Koeun hanya menjawab singkat. "Baik Om."

Setelah itu mereka makan bersama sambil ngobrol. Koeun sih aslinya males, tapi pas liat ibunya kaya bahagia banget bisa ngabisin waktu sama ayahnya Yena, Koeun jadi tidak tega kalau harus menghancurkan hubungan mereka.

"Kamu deket sama Yena nggak?"

"Nggak begitu deket om." Ayahnya Yena manggut-manggut.

"Om sendiri gimana?" pertanyaan Koeun membuat ayah Yena dan ibunya saling pandang.

Tapi pria itu kemudian tersenyum. "Dulu deket banget, sekarang Yena agak menjauh dari om."

Koeun tidak kaget mendengarnya.

Ia paham kenapa Yena menjauh.

Obrolan mereka berlanjut, tapi pikiran Koeun sudah kemana-mana.

Ia harus secepatnya membuat keputusan. Mau mendukung hubungan ibunya atau berkerjasama dengan Yena untuk menghancurkannya.

"Ma, Koeun pulang duluan ya mau nugas," pamit Koeun kemudian mencium tangan ibunya juga ayah Yena.

Di luar restaurant sudah ada Mark yang menunggu Koeun.

Jadi tadi Mark mengirimnya pesan. Menanyakan keberadaan Koeun karena  tidak menemukannya di kelas saat Mark akan mengajaknya pulang bersama.

Chat mereka berlanjut sampai Koeun akhirnya meminta Mark untuk menjemputnya kalau dalam satu jam ibunya tidak mengajaknya pulang.

Dan saat Koeun menghampiri Mark, cowok itu sedang ketawa sendiri sambil melototi layar ponselnya.

Kebetulan Koeun tidak sengaja melihat layar ponsel Mark yang diset dengan pencahayaan paling terang, sedang menampilkan story Yena yang  nyanyi-nyanyi tidak jelas dengan teman-teman sekelasnya.

"Aku pulang sendiri aja!" ujar Koeun membuat Mark sadar akan kehadirannya.

Mark mengerjap kaget. "Eh kok gitu? tadi kan kamu yang minta jemput."

"Gak. Aku gak pernah minta jemput kamu."

"Hah?" Mark memandang cewek itu bingung.

Ini Koeun kenapa sih?

"Kamu salah liat kali. Udah ah aku mau balik!"

"Eh Koeun tunggu!" Mark menahan lengan cewek itu agar tetap di tempatnya.

"Apa sih?"

"Kamu marah sama aku?" tanya Mark masih dengan wajah bingungnya. Padahal tadi di chat Koeun biasa aja perasaan. Kenapa sekarang mendadak PMS gini?

"Gak!"

"Terus kenapa mendadak bilang mau pulang sendiri padahal kamu minta aku jemput kamu?"

"Gak tuh. Yena kali yang minta jemput!" sahut Koeun.

"Loh kok jadi Yena?"

-Ooo-

Four Walls [END]Where stories live. Discover now