Chapter 04

22.9K 1.3K 82
                                    

27 Februari 2019.

 
Jennie turun dari tempat tidur untuk mencuci muka dan menggosok giginya. 

Ini akan menjadi hari lain di mana ia akan mengajar di sekolah dengan harapan semuanya akan membaik. 

Jennie hanya berharap jika tahap buruk ini, atau lebih tepatnya tahap yang sangat buruk ini, akan segera berlalu. 

Wanita itu menarik napas dalam-dalam, lantas memandang dirinya sendiri di cermin, dan untuk saat yang menyedihkan, Jennie teringat Lalisa.
 
Ia tidak mengerti mengapa gadis bermata hazel terus menghindarinya di sekolah. padahal Jennie mengajar di kelasnya sebanyak tiga kali dalam seminggu. pada hari Selasa, Rabu dan Kamis. 

Setiap kali guru mencoba mendekat, Lalisa akan menjauh secara halus, terkadang tanpa Jennie sadari, gadis itu seperti sedang memperhatikannya, namun ketika Jennie menatapnya, dalam hitungan detik, Lisa segera mengalihkan pandangannya.
 
"Apakah Lalisa telah bosan dengan gurunya yang frustrasi dan dia sudah menemukan seorang gadis yang jauh lebih cantik dariku?"
 
Jennie menggelengkan kepalanya, kenapa ia memikirkan hal itu di pagi hari? 

Lisa jelas berhak tinggal dengan siapapun yang dia inginkan dan Jennie tidak boleh terlalu memperdulikannya.
 

Setelah Jennie melakukan semua kebersihan di pagi hari, ia bergegas turun ke bawah, dan dengan segera, indra penciumannya menangkap aroma harum sarapan yang sudah siap. 

Wanita itu tersenyum.
 
"Selamat pagi ...  Aku membuat sarapan untuk kita, aku harap kamu menyukainya, sayang."
 
"Bakon dan telur?" Jennie bertanya ketika dirinya kini melihat piring dan kemudian menatap Jiyong yang terlihat cemas.

"Itu faforitku." Jennie berkata dengan bersemangat.
 
"Aku pikir kamu tidak menyukainya lagi."
 
"Well, Ini adalah sarapan terbaik yang pernah ada." Jennie berkata saat menempati salah satu kursi.
 
"Kamu pantas mendapatkan yang terbaik Jennie." Mata keduanya bertemu, membuat Jennie tidak bisa berhenti tersenyum.  "Aku punya kabar baik untukmu."
 
"Benarkah?" Jennie bertanya, lalu suaminya mengangguk. "Apa itu?"
 
"Aku sudah memberitahumu bahwa ini akan menjadi perjalanan terakhirku?" Jennie mengangguk dengan wajah cemberut ketika ia mengingat jika suaminya akan pergi hari ini karena urusan bisnis. 

"Hei, jangan memasang wajah seperti itu.. Aku hanya 2 hari dan akan segera pulang pada hari Jumat, dan aku berjanji akan merayakan ulang tahunmu."
 
Jennie membuka matanya. 

Sabtu adalah hari ulang tahunnya dan bahkan Jennie melupakan itu.

Tetapi kemudian Jennie tersenyum setelah menyadari jika suaminya mengingat hari ulang tahunnya. 

 
"Dengar, sayang ... kamu bisa ikut pergi denganku.  jadi kita bisa melakukan perjalanan ini bersama sambil merayakan ulang tahunmu."
 
Jennie menghela nafas.
"Aku tidak bisa melewatkan pekerjaanku Jiyong ... dan selain itu aku masih memiliki beberapa tes untuk diperbaiki."
 
"Baiklah ... tapi setidaknya, bisakah kamu mengantarku ke bandara?"
 
"Ya tentu saja." Jennie tersenyum merasakan usaha keras Jiyong.
 
Wanita itu bahkan tidak ingat kapan terakhir kali itu terjadi.

Dan untuk beberapa alasan, melihatnya seperti ini membuat Jennie bahagia dan menjadikan suasana hatinya membaik.
 
"Baiklah, kita harus pergi sekarang." Kwon Jiyong mendekati Jennie lalu memberinya ciuman di kepala.
 
"Berjanjilah untuk kembali pada hari Jumat."
 
"Aku berjanji sayang." Jiyong kembali mencium kepala Jennie lebih lama.

 
 ***
 

"Kau tidak akan bisa membayangkan! dia baru saja menciumku Lisa, itu adalah ciuman terbaik dalam hidupku!" Lisa memutar matanya dengan jengah.
 
Jisoo terus berbicara tentang pesta akhir pekan lalu di rumah Nancy, dan gadis berbibir hati itu sangat antusias saat memberitahu Lisa jika dirinya baru saja mencium seorang gadis cantik.
 
"Kim Jisoo ... kau sudah mengatakan itu padaku, kau selalu mengatakan hal yang sama setelah mencium seorang gadis." Lisa berkomentar,
 
Ketika Jisoo hendak menjawab, mereka tiba-tiba mendengar suara dari seberang aula. 

A TASTE OF SIN (G!P) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang