Kadang mereka berpikir menjadi keluarga ternyata secepat ini, tidak mudah dan tidak susah hanya menyamakan situasi dengan keadaan, ingin berterimakasih kepada tuhan dan penggemar karena telah mendukung dan menemaninya, semoga kebahagiaan nya menular kepada teman dan keluarga nya, dia mendukung kalian dari kejauhan

“tidak terasa ya?”

“tidak terasa bagaimana?”

“waktu begitu cepat, rasanya juga seperti baru saja berjuang bersama mereka bertujuh dan sekarang mereka sudah memiliki keluarga masing-masing”

Seung hae tersenyum dan menatap suaminya sendu “pada dasarnya dibalik pertemuan ada perpisahan”

“kalau bisa jangan berpisah, tapi bagaimanapun juga semua akan kembali fokus untuk merasakan kebahagiaan keluarga, untuk saat ini sepertinya sudah mulai pudar, penggemar juga sudah menemukan pengganti kita, nama dan aksesoris sudah berhenti diperjualbelikan, semakin asing rasanya”

Namjoon berdiri didepan jendela dan menatap ramainya kota dengan hembusan angin yang begitu kencang menusuk pori-pori kulitnya, tiba-tiba langit pun mendung dan hujan rintik-rintik turun, seperti sudah tau bahwa Namjoon saat ini sedang sedih

Seung hae berjalan kearah suaminya dan mengelus kedua pundaknya, dia tersenyum memberi kekuatan kepada suaminya agar tetap semangat menjalani kehidupan selanjutnya, bukan berhenti namun memulai lagi

“jangan berlarut dalam kesedihan ya? Semua sudah takdir tuhan, mungkin tuhan sudah menyuruhmu untuk istirahat juga, istirahat dari lelahnya pekerjaan dan susahnya menjadi bintang besar, bersyukur saja aku yakin kita pasti akan bahagia”

Namjoon memutar badannya dan berbalik melihat istrinya, dia tersenyum lalu memeluk istrinya dengan erat, menumpahkan semua kelelahannya dihadapan istrinya, entah lelah batin atau fisik semua telah ia usahakan untuk ditumpahkan agar tidak terlalu membebani dirinya

“turun ya? Kita temui Jeongsai sekarang” ajak Seung hae

Namjoon mengangguk dan menggandeng tangan istrinya, dia berjalan kearah ruang bermain anaknya dan melihat dia sedang bermain dengan permainan yang ia belikan, anaknya terlihat sangat menggemaskan dan manis, rasa sedih lelah ataupun marah akan cepat lenyap saat melihat tingkah laku anaknya yang begitu menggemaskan

“hai jagoan”

Jeongsai menoleh ke arah pintu dan menemukan kedua orangtuanya tersenyum lebar dengannya

“hai dady hai momy” balasnya

Namjoon menghampiri anaknya dan duduk disebelahnya, mengelus surai rambut lembut anak sulungnya yang kini beranjak dewasa, dia berdoa semoga kelak akan membahagiakan dirinya

“kau sudah makan?” tanya Seung hae

Seung hae duduk dan memangku Jeongsai dia menciumi pipi anaknya yang gempil bertubi-tubi, bahkan saat ini raut wajah anaknya terlihat seperti marah, dan itu sukses membuat mereka berdua tertawa

“momy nan ubit-ubit pi ongcai, ongcai dah becal, ongcai nda nak kecil lagi” ketus Jeongsai sambil menyilangkan tangannya di dada

“hahaha, tapi jagoan pipimu terlalu besar”

“pokok na nda boleh”

“kalau momy cium boleh?”

“No, no, no” katanya sambil gerakin jari telunjuknya kekanan dan kekiri

Namjoon dan Seung hae hanya saling pandang dan tersenyum, bahagia sekali rasanya melihat anaknya yang sudah marah seperti ini, bukan terlihat menyeramkan tapi malah semakin menggemaskan, apalagi jika bibirnya ia poutkan, astaga hati ibu mana yang merasa biasa saja?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

🔞My Husband|| NAMJOON [END]Where stories live. Discover now