Tiga Belas | Missing

1.1K 360 74
                                    

A few days before.

Di luar sedang hujan deras ketika Dery menginjakkan kaki di asrama. Dia capek sekali hari ini karena ada penilaian basket di mata pelajaran penjaskes dan dia juga harus mengerjakan dua ulangan berbeda. Baik fisik maupun otaknya butuh diistirahatkan.

"Lo tuh ngapain di situ, Bang Ten?" Dery menutup pintu kamarnya dan berjalan ke kasur ketika mendapati Ten yang sedang sibuk duduk di meja belajar Dery. "Tumben main ke sini. Biasanya lebih suka ke asrama cewek."

"Yeee, emangnya gue cowok apaan? Lo pikir gue mata keranjang yang hobi ngelihatin cewek-cewek?" Ten menyangkal.

"Terus hobinya ngelihatin cowok-cowok gitu?" Dery berkata dengan asal.

"Gue akuin sih anak-anak Bhineka pada ganteng, termasuk gue, iya kan? Tapi gue masih demen cewek meskipun udah jadi hantu." Jawab Ten. "Temen-temen lo mana?"

"Hari ini pada sibuk." Dery meletakkan tasnya sembarangan, lalu segera mengistirahatkan badannya di kasur. Kini ketika ditanya tentang teman, dia bisa menjawabnya. Teman-teman yang dimaksud Ten adalah Lucas, Dejun, dan Yangyang. "Sejak kapan lo di sini?"

"Gak lama kok sebelum lo masuk." Ten melayang dengan ringan ke udara sebelum akhirnya duduk di sisi kasur Dery yang kosong. "Jorok banget lo baru balik bukannya mandi malah langsung tidur."

"Berisik amat dah lo kaya nyokap gue aja."

Ten mencibir.

Namun pada akhirnya, Ten benar juga. Dery tidak tahan dengan bau badannya setelah seharian beraktivitas. Apalagi di luar sedang hujan, paling enak mandi dengan air hangat lalu tidur.

Layaknya anak muda jaman sekarang, daripada fokus mengumpulkan niat untuk mandi, Dery malah mengecek ponselnya. Membuatnya lupa akan keinginannya untuk beberapa saat. Rupanya notifikasi dari groupchat.

"Sibuk bener ye sekarang." Ten yang kepo ikutan melihat isi ponsel Dery. "Lo punya pacar, ya?"

"Hah?" Antara merasa terkejut karena Ten yang tiba-tiba menanyakan pacar atau terkejut karena pada akhirnya selama 17 tahun hidup di dunia, ada yang menanyainya tentang pacar, Dery hanya bisa mengeluarkan suara ala orang kaget baru saja.

Alis Ten mengkerut. "Apaan sih? Kok gitu bener ekspresi lo? Kaya lagi kepergok nonton bokep aja."

"Heh!" Rasanya Dery ingin menggeplak kepala Ten, tapi dia sadar bahwa hal itu percuma saja karena Ten tembus pandang. Tangan Dery hanya akan melewati bayangan milik Ten. "Kagak. Apaan dah. Gak."

Ten hanya tersenyum jahil. "Salting amat."

Dery mengendikkan bahu lalu kembali fokus pada ponselnya dan mulai mengetik balasan pesan.

Ada satu hal yang pada akhirnya benar-benar menarik perhatian Ten. Di kolom obrolan pada ponsel Dery itu, dia tidak sengaja melihat sebuah foto. "Eh bentar-bentar."

"Apa?"

"Itu foto siapa?"

"Siapa apanya— oh, ini?" Dery yang paham maksud Ten akhirnya mengklik foto yang ia maksud, membuatnya terpampang secara penuh pada layar ponsel. "Ini Claire. Cewek yang kasusnya kita selidikin. Emangnya kenapa?"

Tapi Ten hanya diam dengan tatapan mata kosong, memandangi foto resmi Claire yang mengenakan seragam Bhineka dengan latar berwarna biru muda.

"Bang Ten?"

Hening. Hanya suara hujan yang amat deras terdengar samar dari dalam kamar Dery.

Ten menghilang.

Veritas [WayV]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora