^typo bertebaran
Alarm pagi membuat Jeno mendengus sebal, tangan panjangnya meraih jam weker di meja kecil samping tempat tidurnya.
Dimatikan nya alarm, ia lupa menyetting waktu. Sekarang hari libur dan biasanya ia nggak mengatur alarm di jam weker nya agar bisa tidur sampai siang hari.
Jeno kembali menarik selimutnya hingga sedada, posisi nya tidur memiring lantas saat samar matanya terbuka ia tersenyum ketika mendapati Jaemin yang tertidur pulas disampingnya.
Tubuhnya bertelanjang dada, Jeno berinisiatif membagi selimutnya dengan Jaemin tapi kayaknya selimut miliknya terlalu kecil hingga Jeno membiarkan selimutnya menutupi tubuh Jaemin dan ia lah yang bertelanjang dada.
Mereka tidak menggunakan baju saat tidur, kenapa?
Tentu karna kegiatan adult mereka yang mengakibatkan mereka baru bisa tidur jam 2 pagi.
Jeno mengamati wajah Jaemin yang begitu manis, tenang sekali saat kedua mata Jaemin terpejam seperti hidupnya tak ada beban.
Di pelipis Jaemin yang biasanya tertutup poni kini poni nya sedikit kesamping hingga Jeno bisa lihat goresan panjang yang membekas, kejadian yang membuat Jaemin hampir diambang kematian namun syukurnya pemuda itu berjuang untuk tetap hidup.
Dan Jeno merasakan sesak didada nya ketika melihat goresan luka dipelipis Jaemin yang kini sedang tertidur begitu nyenyak.
Jari-jari panjang Jeno menyusuri setiap inci wajah Jaemin, sampai tangannya berhenti di bibir Jaemin.
"Maaf ya na, karna aku. Kamu sempat melewati hari-hari berat" kemudian Jeno mendekatkan tubuhnya, mendekap Jaemin hingga wajah si manis tenggelam didada bidang Jeno.Mengelus kepala belakang Jaemin penuh sayang.
"Eummh... Kak?" Jeno mengerjapkan matanya, atensinya sedikit turun kebawah melihat Jaemin yang mendongak karna wajahnya sejajar dengan dada Jeno makanya ia mendongak untuk melihat wajah Jeno.
"Udah bangun??"
Jaemin mengulas senyum tipis sambil mata nya mengerjap-kerjap lucu karna masih mengumpulkan nyawanya, ia mengangguk hingga beberapa helai rambutnya ikut bergoyang.
Merasa gemas, Jeno tertawa kecil lantas menciumi pucuk kepala Jaemin dan yang lebih muda melingkarkan tangannya di pinggang Jeno.
Tapi tunggu, mata Jeno melebar kedua tangannya memegang bahu Jaemin dan sedikit didorong agar yang lebih tua bisa melihat jelas wajah Jaemin dengan space diantara mereka.
Jaemin tersenyum merekah sambil mengangguk, seolah paham apa yang ada dipikiran Jeno.
"Aku ingat semua tentang kakak!!"
"Na?" Jeno melepas tangannya dari bahu Jaemin, mata nya sayu, ia tak berani menatap Jaemin.
Kalau Jaemin mengingat semua nya, apa Jaemin akan membenci nya? Jeno salah satu penyebab hari-hari Jaemin jadi lebih buruk.
YOU ARE READING
Kakak Kelas | Nomin (Complete)
Fanfiction"Mau jadi pacar gue nggak?" "Terima gue dong, malu nih digantung sama adik kelas... mana ciuman pertama gue udah lo rebut!!" ©Barbeque_ 2021