𝐈 ; 𝙏𝙝𝙚 𝘿𝙖𝙮 𝙄 𝙎𝙪𝙢𝙢𝙤𝙣𝙚𝙙

2K 252 13
                                    

"Santai, nanti aku telfon lagi"

"Jangan lupa! bye!"

Renjun berdeham kepada Yangyang, temannya lewat telfon. Ia segera memasukkan kembali smartphone nya ke kantong celananya sesudah panggilan mereka berakhir.

Berjalan santai menuju perpustakaan dekat kampus nya. Jadwal hari ini tidak terlalu padat, ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas sehabis itu ia akan ke cafe dekat apartemen nya untuk bertemu Yangyang, dan itu saja sebenarnya sisanya ia akan berguling guling di kasur seharian.

Mengingat itu Renjun tersenyum.

Sesambil lompat lompat kecil Renjun bersenandung lagu yang muncul di kepalanya.

Tiba tiba angin kencang menerpa badannya, membuat ia terdiam di tempat sedikit terkejut karena hari ini ia tidak sama sekali berpikir akan berangin.

Surai hitamnya di buat berantakan karena ia terus menerus terkena angin besar. Sungguh Renjun jadi kebingungan, ia sadar kalau hanya dirinya yang merasa sangat berangin hari ini.

Orang orang di sekitarnya terlihat biasa saja bahkan baju ataupun rambut mereka tidak berhembus.

Renjun mengernyitkan dahinya. Sesaat ia mendongak untuk melihat langit, ada cahaya yang terang yang seperti ingin menyambar nya.

Cahaya itu dengan cepat kilat mendekati ke daratan, lebih tepat ke dirinya.

Matanya terbelalak. Renjun terjatuh, dan menutup kan kedua mata nya dengan tangannya.

Saat Renjun jatuh karna ketakutan, ia sempat melihat sesuatu di tanah tepat di bawahnya, seperti yang biasa ia lihat di anime bergenre fantasi. Renjun tidak tahu apa nama sebenarnya tapi yang ia tahu adalah magic circle.

Tidak bisa terbayang olehnya kalau sesuatu di bawahnya itu adalah asli, magic circle sesungguhnya dan fakta bahwa circle itu bersinar membuat Renjun merinding.

Satu kata untuk mendeskripsikan apa yang terjadi sekarang adalah, mengerikan.

Renjun jatuh dari langit biru yang hanya terdapat sedikit awan putih. Hari yang cerah dan bisa membuat orang lebih ceria tapi bagi Renjun ini sungguh mengerikan.

Teriakan yang sangat melengking keluar begitu saja dari mulut Renjun. Kedua matanya tertutup rapat.

Ia ingin menangis sekarang juga. Renjun baru tahu kalau ini rasanya terjatuh dari langit.

Renjun tidak bisa berpikir apa yang baru saja terjadi. Otaknya tidak berfungsi sekarang.

Aku akan mati!!, batin Renjun berteriak.

Renjun terpaksa pasrah, mungkin ini takdir nya. Mati terjatuh dari langit tidak terlalu menyakitkan, bukan..?

Ia sudah bersiap siap mati, Renjun sudah siap untuk merasakan badan nya terhantam tanah. Tetesan air mata keluar dan ikut melayang dengannya.

Sudah di ambang kesadaran, bukannya ia merasa sakit karena jatuh dari langit ke permukaan. Renjun malah merasa ada seseorang yang menangkapnya, kedua tangan yang menahan badan mungilnya agar tidak terjatuh.

Kedua matanya terbuka pelan pelan, takut ternyata semua ini palsu.

Yang ia lihat pertama kali saat membuka kedua matanya adalah wajah tampan, sungguh.. sangat tampan. Renjun tidak akan bisa membandingkan orang yang sedang menggendong nya dengan ala bridal style ini dengan siapa pun.

Terbengong dan terus menerus menatap seseorang tampan itu yang anehnya lama lama ia menyadar kalau lelaki tampan itu sangat familiar baginya.

Kedua tangan yang berasa sangat berotot itu tiba-tiba tertarik kembali dan membuat Renjun terjatuh ke tanah.

"Akh!" pekik Renjun. Nyeri menjalar pada bokong nya.

"Sakit bodoh!" Tersadar dari pikirannya, ia langsung mengumpat ke lelaki tampan di depannya itu.

Tatapan sengit Renjun layangkan untuk lelaki di depannya. Sementara lelaki tampan bersurai dirty blonde itu hanya menatap padanya datar.

"Siapa kau?" tanya lelaki tampan itu. Suara nya berat membuat bulu kuduk Renjun meremang.

"A- apa? oh- ya, aku Renjun" ucap Renjun terbata-bata.

Renjun bangkit, dan menepuk-nepuk bokongnya agar tanah yang menempel hilang. Menghela nafas berat, ia kembali menatap lelaki tampan -yang tentunya sangat familiar- itu.

Senyuman kecil terpampang jelas di wajah tampan. Ah nafasnya tercekat melihat senyumnya.

"Renjun... huh? kalau begitu,-" lelaki di depannya menoleh ke belakang.

"penjaga, bawa dia" lanjutnya kepada seseorang yang memakai baju seperti ksatria, tidak terlalu seperti ksatria.. tapi tetap saja menurut Renjun.

"ya, tuan muda" sahut tiga penjaga yang di sekeliling lelaki tampan itu.

Sial, Renjun baru nyadar tiga orang ksatria(?) itu. Mereka semua membawa pedang yang berada di pinggang mereka.

Tangannya di tarik paksa oleh dua penjaga.

Renjun terkejut, berusaha untuk melepas dari cengkraman kuat pada kedua lengannya. Tapi tetap saja sia-sia.

Renjun tidak punya pilihan, merelakan badannya di tarik ke sebuah mansion berwarna putih gading dan biru tua yang juga sangat familiar. Ia menatap tajam lelaki tampan itu terakhir sebelum ia di paksa untuk menghadap ke depan.






 Ia menatap tajam lelaki tampan itu terakhir sebelum ia di paksa untuk menghadap ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAI HHH sumpah ini gua pengen bgt bikin fic renjun harem isekai gitu semoga suka!

ini juga cerita gua yang pertama jadi maaf kalo jelek..

lanjut atau nggak ya,,,,





I got summoned to another world?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang