"Kemana mama dan ayah yaa?", tanya Jin Ling pada Fanxing. Sejak sang ibu menikah dengan Wang Yibo, ia mulai memanggil Wang Yibo dengan sebutan ayah. Awalnya ia memanggil Wang Yibo papa. Tapi sebutan papa hanya berlaku untuk almarhum papanya Chao Yuchen. Tapi panggil untuk Wang Yibo darinya adalah ayah.

Wang Yibo tak mempermasalahkan hal itu yang terpenting adalah keberadaan dirinya yang dianggap dan dihargai oleh Jin Ling. Karena untuk mendapatkan sebuah pengakuan dari seorang anak sambung itu tidaklah mudah. Semua butuh proses agar sang anak mau menerima dan menghormati ayah barunya.

"Mungkin mereka masih istirahat di kamar A-Ling. Biarkan saja, nanti juga kalau mereka makan pasti akan langsung makan", jawab Fanxing.

"Hu'um", gumam Jin Ling sebagai jawaban.

"Bagaimana kegiatan pekan olahragamu di kampus A-Ling?", tanya Fanxing memulai pembicaraan.

"Kegiatan itu akan dimulai minggu depan dan aku mewakili jurusanku untuk mengikuti lomba renang. Kampusmu kapan mengadakan pekan olahraga?", ujar Jin Ling pada Fanxing.

"Aku masih dua minggu lagi acara itu akan dilaksanakan. Aku akan mengikuti lomba futsal dengan teman-temanku. Karena hanya itu olahraga yang aku bisa hehe", jawab Fanxing sambil terkekeh.

"Tak apa Fanxing, yang terpenting kita ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan kampuskan", ujar Jin Ling sambil tersenyum.

Sarapan pagi Fanxing dan Jin Ling diisi dengan obrolan ringan terkait masalah kampus atau hal-hal lainnya. Setelah sarapan pagi selesai mereka segera bergegas berangkat ke kampus masing-masing. Mereka menggunakan kendaraan umum saat ke kampus. Mereka menggunakan bus untuk ke kampus dan jarak kampus tak terlalu jauh. Mereka sering berangkat bersama karena arah kampus mereka searah.

Padahal Xiao Zhan sudah menyiapkan mobil untuk Jin Ling. Tapi ia menolaknya, kalau Fanxing memang sejak awal sudah menggunakan bus untuk berangka ke kampus. Mungkin karena itu juga Jin Ling tak ingin naik mobil, justru ia lebih suka berangkat ke kampus naik bus dengan Fanxing.

"Bibi Shishi, kami berangkat dulu yaa. Sampaikan pada mama dan ayah kami berangkat ke kampus", pamit Jin Ling.

"Aku juga yaa bii, sampaikan salamku pada mereka", begitu juga pamit Fanxing.

"Baiklah, hati-hati dijalan tuan muda", ucap bibi Shishi pada dua pemuda itu.

Fanxing dan Jin Ling berangkat bersama menuju ke kampus mereka menggunakan bus. Kampus Fanxing lebih jauh dari pada kampus Jin Ling. Tapi bus yang mereka tumpangi dek jurusan yang sama.

Sepertinya hubungan Fanxing dan Jin Ling tak hanya sekedar teman biasa. Mereka sudah seperti saudara yaa kakak dan adik. Tapi hubungan mereka saat ini bisa menjadi lebih dekat lagi apalagi mereka sekarang tinggal satu atap.

Kalu dari segi umur Fanxing memang lebih tua dari Jin Ling. Tapi kalau untuk senioritas Jin Ling duluan yang masuk kuliah setelah itu baru Fanxing. Yaa tak ada kata terlambat bagi Fanxing untuk pendidikannya. Sang ibu, Wang Zhoucheng selalu mendukung putra satu-satunya itu.

"Kau nanti pulang jam berapa A-Ling?"

"Seperti aku siang sudah pulang karena jadwal kuliah soreku hari ini kosong. Kalau kau?"

"Aku ada kuliah sampai jam 5 sore setelah itu aku langsung pulang"

"Semangatlah Fanxing!", ucap Jin Ling memberikan semangat pada Fanxing.

Best of Me (Yizhan) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang