Part 1

2.2K 26 2
                                    

Hari ini langit kota Jakarta nampak tidak bersahabat padaku , Hujan yang mengguyur Jakarta selama bulan   Februari ini, Sehingga intesitas Hujan yang begitu tinggi mengakibat banji dan genangan air dimana-mana.

Sambil memandangi jalan melalui kaca jendela bus, Aku melihat begitu banyak jalan yang digenangi oleh Hujan dengan sampah-sampah yang tergenang diatasnya.

“Seandanyai masyarakat Jakarta lebih peduli pada lingkungan sekitarnya mungkin setidaknya banjir di Ibukota dapat lebih berkurang atau mungkin tidak ada sama sekali” ucapku dalam hati .

Yach mudah-mudahan peraturan denda bagi para masyarakat yang membuang sampah sembarang dapat terus Berjalanjut, Kuucapkan dalam hati sambil menghela nafas.

Tepat saat Aku turun dari bus yang kutumpangi berhenti di halte Pondok Indah, Hujan deras mengguyur Jakarta. “ Ya ampun ternyata hujan hari ini belum dapat bersahabat denganku” sambil kuletakkan tas diatas kepalaku, dan kemudian berjalan  secepatnya untuk sampai kerumah walaupun resikonya bajuku tetap basah, Karena kupikir akan terlalu lama jika Aku harus menunggung di halte.

Langsung kubuka pintu kamarku dan kuambil handuk untuk segera membersihkan rambutku yang basah.

“ Aduh Non Tania kok basah sekali bajunya” ujar Buk Kirman sambil berjalan kedalam kamarku .

“Iya Buk Tadi waktu berangkat pulang belum hujan tapi setelah turun dari bus, hujannya turun deras banget, jadi daripada Saya menunggu hujan turun, takutnya hujannya lama berhentinya”. Jawabku sambil tersenyum dengan ketawa.

“ pasti Non Tania lupa bawa paying lagi yach” ,Ucapnya sambil membelai rambutku.

“hehehehe” Ibu tahu aja.

“Y awes ganti bajunya dulu biar ibu siapin the hangat untuk Non, Tak tunggu dibawah yach sambil berlalu dari kamarku.

“Makasih ya Buk”, Ucapku

Buk Kirman Menjawab dengan senyum dan langsung menutup pintu kamarku.

Lima  menit kemudian setelah aku mengeringkan rambut dan juga mengeringkan badanku Aku segera menuju dapur, disana terlihat para pembatu-pembantu rumahku lagi membersihkan beberapa perabot rumah dan alat-alat makan serta beberapa gelas.

“Wah lagi mau ada acara besar-besaran nich”, Ucapku Sambil meletakkan badanku  dikursi di depan meja  yang telah disediakan teh hangat oleh Buk Kirman.

“Yach Non nanti malam akan ada acara ulang tahun Non Kinar, Jadi  kita semua beres-beres rumah biar rumahnya kelihatan rapi”, ujar Sari salah satu pembantu yang pling muda di rumah ini.

“oh gictu” jawabku.

Seharusnya Aku ingat bahwa hari ini ulang tahun Kinar yang ke 25, karena seminggu sebelumnya akupun Aku baru saja merayakan ulang tahun juga dikarenakan Aku lahir 7 hari sebelum Kinar muncul ,Walaupun tidak sebesar saat ini seperti yang dialami Kinar saudaraku, Aku hanya merayakannya dengan para pembantu dirumah ini dan juga dua satpam yang menjaga dirumahku, atau lebih tepatnya  bukan rumahku sich tapi rumah keluarga Hari Widjaya.

“ hem hem Non, Non…..“ terdengar suara dari  belakang yang memanggilku, Sehingga membuyarkan lamunanku

“  Lagi ngelamun apa Non, Kok Ibu panggil nggak dengar”?

“ Oh nggak Buk, Lagi mikirin pekerjaan tadi dikantor, Kebetulan hari ini pekerjaannya menumpuk banget jadi agak lelah nich buk”, jawabku seketika .

“ Ya wes istirahat sana, Tidur sebentar biar buat badan Non segar Bugar kalo udah bangun” sambil menarik bangku dibawah meja dan duduk disampingku.

“tapi Saya nggak tega lihat Ibu serta yang lainnya kerja” , Ucapku dengan muka melas

“ Nggak apa Non, kata buk Ijah salah satu pembantu disini, biar kami aja lagipula Non khan baru pulang kerja jadi masih capek”.

“ Makasih Banyak Buk” tapi nanti tolong bangunkan saya pada saat adzan maghrib ya buk” sambil berdiri dari bangku dan meminum teh di gelasku hingga habis.

“ beres Non, Nanti biar Sari yang bangunin Non Tania”, Sip pokoknya sambil mengacungkan jempolnya ke atas.

Aku tersenyum dan kemudian beranjak dari tempatku.

“ Makasih”, sambil berlalu.

PERJANJIAN DUA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang