Andra terkekeh mendengarnya "namanya juga istri Fir. Nanti suami kamu juga gitu sama kamu. lihat istri senyum itu kebahagiaan buat suami" sahut Andra sambil mengeluarkan ponselnya yang bergetar. Dia menerima telepon dan mempersilahkan Fira untuk masuk lift lebih dulu, karena dia masih harus menerima telepon.

****

"Nan.. circular resolution nya yang belum signing tinggal Andra ya. Kenapa gak kamu bawa langsung aja ke dia sore ini? jadi besok pagi bisa dibawa sama Refan langsung ke kantor nya si Barra dan di bawa ke Notaris sekalian?" sahut tante Mei ketika Nania selesai membacakan hasil olahan datanya pada power point yang akan dibawakan tante Mei dalam meeting dengan komisaris besok.

"ooh.. yaudah, nanti sore aku mampir kantor mas Andra deh" sahut Nania sambil merapihkan berkas yang masih tercecer di meja tante Mei. Dia berencana akan menyelesaikan revisi secepatnya, dan akan berangkat ke kantor Andra menebeng supir kantor saja.

Sampai akhirnya dia melihat waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. Dia memanggil salah satu supir kantor, dan meminta untuk diantarkan ke kantor Andra. Nania berdiri di lobby dan melihat sebuah toyota Avanza berwarna hitam berhenti didepannya. Dia langsung masuk kedalam mobil itu dan diantar oleh supir kantor untuk menuju kantor Andra.

Sesampainya di kantor Andra, Nania turun dari mobil yang mengantarkannya dan berjalan menuju lobby. Dia bertemu dengan mas Hafiz. Mereka saling bertegur sapa, dan mas Hafiz mengajaknya untuk naik bersama – sama.

"kok gak orang kantor aja yang anter kesini?" tanya mas Hafiz ketika sudah didalam lift. Kebetulan lift kosong dan hanya ada mereka berdua. "kan sekalian aku pulang bareng sama mas Andra" sahut Nania.

Dan Hafiz tertawa "iya juga ya? lupa. Masih lucu banget lihat kalian dulu bisa dorong – dorongan bercanda, eh sekarang nikah. Bunda sih yang paling girang tahu Andra nikah sama kamu. gak tahu tuh kenapa? bunda kayak love at first sight gitu sama kamu. Gak ibu gak anak, sama aja, girang banget kalau lihat kamu" sahut mas Hafiz sambil terkekeh geli.

"inget waktu pulang Andra wisuda, kalian berantem ngotot – ngototan gak jelas. Terus Tiara bisikin aku 'mas, feeling aku Andra suka deh sama Nana' .. " mas Hafiz tertawa lagi sambil mengacak usil kepala Nania. Ya apalah Nania dimata mas Hafiz, gak mungkin dia naksir. Dia dan Andra saja sudah terpaut jauh usianya, dan Nania masih lebih muda 2.5tahun dari Andra. "cuma kamu yang bisa bikin Andra sampe jungkir balik begitu kelakuannya" sambungnya lagi.

Lift sudah sampai di lantai dimana Andra dan mas Hafiz berkantor. Mas Hafiz menempelkan access card di card reader yang tertempel di samping pintu kaca yang besar. Ini adalah lantai dimana divisi engineering bermukim. Nania sudah pernah kesini, dan bercandaan kasar khas para pria mulai terdengar.

Nania menangkap pemandangan yang tidak mengenakan mata. Dia melihat Andra sedang berdiskusi dengan Fira disebuah meja besar dan ada selembar besar gambar terbentang didepannya. Andra tidak hanya berdua, ada wanita yang dia tahu bernama Tari juga.

Hanya saja, berbeda dengan Tari, Fira terlihat menempel benar – benar menempel seperti lintah disamping Andra. Bahkan lebih terlihat seperti menggelendot. Sementara Tari berdiri di sisi lain, dan tampak memperhatikan setiap omongan Andra. Sementara Fira seperti hanya menikmati berada disamping Andra.

"masha Allah sore – sore ada bidadari main kesini. Indahnya ciptaan mu ya Allah" sahut Aaron, yang memang selalu paling terdepan soal berseloroh, tidak perduli itu istri atasan sekalipun. Sontak seisi lantai itu pun mendongak, menoleh dan memutar badan untuk melihat siapa yang datang di sore hari yang sudah membuat kepala mereka sukses berasap.

Penampilan Nania sore ini memang mencolok dibandingkan semua orang yang ada di ruangan ini. Bahkan termasuk Tari dan Fira. Tari yang memang Nania tahu selalu berpenampilan khas wanita yang bekerja di dunia engineering, kemeja, celana bahan bermodel lurus yang tidak ketat dan flat shoes. Pakaian yang selalu praktis kalau dia sewaktu – waktu harus ke lapangan. Tapi penampilan Tari tetap manis dengan makeup minimalis dan rambut tertata cantik walau terkuncir rapih.

Trial & ErrorWhere stories live. Discover now