"ini." Jihoon memberi tas kain dan beberapa buku yang diikat dengan tali.
Asahi menerima tas itu, memasukkan pakaian, sepatu, dan buku nya ke dalam tas.
Asahi berbalik menghadap nenek jahit dan membungkuk, "Terima kasih."
Nenek itu tersenyum dan balas membungkuk, lalu kembali duduk dan menyibukkan dirinya dengan mesin jahit kuno. Membuat Asahi bertanya - tanya kenapa nenek itu masih menjahit dengan tangannya yang sudah rapuh meski dia bisa memakai sihirnya.
"Cocok sekali untuk mu." Puji Jihoon melihat penampilan baru Asahi.
Rambut Asahi kini terlihat sangat mencolok, dan lekuk tubuhnya yang ramping pun bisa dilihat oleh siapapun yang memandangnya. Untuk sesaat, Asahi tidak percaya jika itu adalah dirinya. Pakaian yang hanya akan dikenakannya sewaktu belajar di istana terkesan terlalu mewah baginya yang tiap harinya hanya memakai baju santai dengan warna neutral.
"Ah! Itu kau!"
Asahi memutar tubuhnya, mencari sumber suara. Asahi menemukan seorang bernama 'Jungkyu' tengah memasang ekspresi kaget dengan mulut terbuka lebar sembari tangannya menunjuk padanya. Dibelakangnya terlihat laki - laki berbadan tinggi yang hanya menatap kebingungan.
"Ada apa dengan kamarku?" Tanya Haruto, wajahnya terlihat bingung, namun tubunya memeluk Jungkyu dengan kedua lengannya melingkar pada pinggang Jungkyu.
"Ku pinjam agar Asahi bisa ganti pakaiannya, dia jadi murid baru disini sekarang." jelas Jihoon.
"Serius?" Ekspresi Jungkyu masih tidak berubah.
"Ooh, jadi dia yang kalian sebut - sebut kemarin." Haruto memalingkan pandangannya ke arah Asahi dan menunduk, "Halo, salam kenal."
Asahi membalas dengan tundukan kepala, "Salam kenal."
"Kau jangan tertipu dengan tinggi badannya, bongsor begini tapi sebenarnya dia lebih muda dari kita semua." jelas Jungkyu dengan bibirnya yang maju.
❄️❄️
Jaehyuk hanya diam dengan ekspresi kaget, kedua bola matanya terbuka lebar menatap satu orang baru, yang tidak semestinya ada di tempatnya sekarang.
"Kenapa kau disini?"
"Belajar." Jawab Asahi singkat.
Kelas yang terlalu luas hanya untuk murid yang berjumlah tidak sampai sepuluh, membuat sosok Asahi terpangpang jelas di bangku tengah ketika Jaehyuk memasuki kelas. Jaehyuk kini berhadap - hadapn dengan Asahi yang hanya berjarakkan satu setengah meter panjang meja batu.
"Enak ya, sekelas dengan pacar." Celetuk Jungkyu menggoda Jaehyuk.
"Kenapa kalian tidak duduk bersebelahan?" Jihoon ikut - ikutan.
"Dengan begini kau tidak punya alasan untuk bolos kan?" ujar Hyunsuk, tertawa puas dari bawah di dekat papan dan meja guru.
"Kalau kau tidak mau, buatku saja." Ujar Doyoung yang entah dari mana, sudah menempel pada sisi kiri Asahi, menutup Asahi dari pandangan Jaehyuk.
"Kenapa harus kau?" Yedan ikut - ikutan menempel di sebelah kanan Asahi.
Kini, Doyoung dan Yedam saling merebutkan Asahi. Masing - masing memeluk lengan Asahi, membuat Asahi bingung dan hanya menoleh ke kanan - kiri.
"Primadona barunya direbutin nih." Celetuk Haruto, Jeongwoo, dan Junghwan yang masuk ke dalam kelas secara bersamaan.
Jaehyuk menatap setiap orang secara bergantian. Mengingat sekarang mereka akan memiliki kelas bersama, kecuali untuk Hyunsuk dan Jihoon yang senior, Jaehyuk mendesah lelah. Jaehyuk berjalan mendekati Asahi. Menarik kerah baju Doyoung dan mendorongnya jauh - jauh. Lalu duduk menempel pada Asahi. Lalu pandangannya beralih melirik Yedam dengan tajam. Yedam hanya tersenyum miring, namun tidak menyingkir dari posisinya. Semua orang mulai gaduh dan bersorak pawai. Asahi kembali memegangi kedua pelipisnya, meragukan keputusannya.
YOU ARE READING
Then and Now ; [Jaesahi]
FanfictionUNDER REVISION Asahi yang pindah ke kediaman lama milik Ibunya dulu, bertemu dengan laki - laki yang mengaku selalu menunggu sang pemilik pondok itu kembali. Jaehyuk mencintai gadis yang menolongnya dulu hingga sekarang, namun justru bertemu dengan...
Cp. 6 Class
Start from the beginning
![Then and Now ; [Jaesahi]](https://img.wattpad.com/cover/260148193-64-k955780.jpg)