Cp. 4 Animagus

1.9K 330 15
                                        

NOTE

Animagus : penyihir yang berkemampuan untuk mengubah wujudnya menjadi hewan, namun tidak dapat memilih hewan jenis apa.

Metamorphagus : seseorang dengan bakat alami maupun berkat latihan yang mampu untuk mengubah warna maupun bentuk tubuhnya menjadi hewan maupun orang lain.



Jaehyuk berkeliling tak tentu arah di dalam kastil, memandangi taman bungan yang luas dari jendela - jendela di koridor. Lorong dari kastil gelap itu hanya diterangi dengan cahaya bulan yang menembus masuk. Jaehyuk mendapati Panda yang berguling - guling di tengah mawar merah. Dengan sigap dia melompat keluar melalui jendela kastil dan mendarat di jalan setapak.

"Apa yang kau lakukan di jam seperti ini?"

Panda itu menoleh ke arahnya. Perlahan berdiri dengan ke dua kakinya dan membersihkan bulunya dari duri - duri mawar dan kelopak bunga yang menempel padanya.

"Tumben sekali kau pulang selarut ini?" Panda itu perlahan berubah wujud menjadi seorang pria berotot, memakai setelan baju yang sama dengan Jaehyuk. "Apa kau mulai mengencani seseorang? Kau sudah bolos kelas selama dua hari."

"Ibu dan Ayah tidak mempermasalahkan itu, mereka bahkan tidak peduli mau aku mengikuti kelas atau tidak. Lagi pula, aku bukan penerus istana." Jaehyuk ragu untuk memberitahukan Jihoon, si Animagus, mengenai Asahi.

Jihoon menaikkan sebelah alisnya, "Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu?"

"Tidak." Jawab Jaehyuk cepat.

Terlihat adanya serigala berjalan mendekati mereka berdua, membawah sebilah belati perak. Jaehyuk berjalan mundur, sedikit sempoyongan.

"Buat apa kau bawa belati?"

Serigala itu menoleh dan melemparkan belati itu hingga menancap di tanah, perlahan berubah menjadi remaja berkulit cokelat yang sangat lugu.

"Aku mau memetik beberapa apel di kebun dan langsung memakannya, tapi Junghwan menyuruhku untuk memotongnya lebih dulu karena dia bilang biji apel bisa beracun." ujar Jeongwoo sembari mengambil belati perak itu kembali. "Lagi pula, kenapa kalian berdua disini?"

"Aku hanya berguling - guling di antara mawar. Makan malam tadi entah mengapa membuatku gatal." jelas Jihoon sembari menggaruk samping perutnya. "Yang perlu kau tanya justru teman sekamar mu ini."

Jaehyuk memutar bola matanya malas, sementara Jeongwoo hanya menatap lurus ke arahnya.

"Benar juga, kau dari mana saja?" secara tidak sadar Jeongwoo menodongkan belati peraknya ke arah Jaehyuk.

Spontan, Jaehyuk melangkah mundur dengan kedua matanya melotot, "Singkarkan belati mu!"

Jeongwoo dengan wajah tidak berdosa menatap belatinya, lalu menyelipkannya di sabuk celananya.

"Hyunsuk hyung sudah tahu kau bolos kelas dua hari penuh, alhasil dia terus saja ribut bertanya dimana kau berada." Jelas Jeongwoo.

"Sudah kubilang, guru maupun orang tua ku tidak akan mempermasalahkan itu. Jadi kenapa malah Hyunsuk Hyung yang ribut?"

"Jelas saja, kau bisa berakhir bodoh jika terus bolos kelas."

Satu lagi animagus muncul mendekati mereka. Babi hutan berbadan sedang itu perlahan mengubah wujudnya menjadi laki - laki berbadan kecil, namun bemata tajam yang sesekali tampak begitu menyeramkan.

"Kau dan kau." Hyunsuk menunjuk Jaehyuk dan Jeongwoo bergantian, "Kembali ke kamar. Kita akan bicara besok!"

"Kenapa aku?" Tanya Jeongwoo kesal.

Then and Now ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now